8 Keinginan Balita yang Harus Dipahami Orangtua

Ketahui 8 keinginan balita yang sering diabaikan oleh orangtua

2 Oktober 2024

8 Keinginan Balita Harus Dipahami Orangtua
Popmama.com/Dhia Althifa Maharani

Balita adalah individu kecil yang penuh rasa ingin tahu dan kemandirian. Mereka mengalami perkembangan pesat, baik fisik maupun emosional. Salah satu aspek penting dari pertumbuhan ini adalah kebutuhan dan keinginan mereka yang sering kali belum dipahami sepenuhnya oleh orangtua.

Melalui pemahaman yang baik, kita bisa membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, mandiri, dan bahagia.

Psikolog anak Felix Warneken mengungkapkan bahwa meski balita masih kecil, mereka memiliki naluri alami untuk membantu dan ingin diakui peranannya dalam keluarga.

Mengetahui dan memahami apa yang diinginkan balita akan memberikan dampak positif pada perkembangan emosional mereka.

Dalam artikel ini, Popmama.com akan membahas 8 keinginan utama balita yang harus orangtua.

8 Keinginan Balita yang Harus Dipahami Orangtua

1. Ingin melakukan segalanya sendiri

1. Ingin melakukan segala sendiri
Pexels/Kamaji Ogino

Balita adalah pribadi yang mulai merasakan kemandirian. Setelah sekian lama bergantung pada orangtua, mereka ingin menunjukkan bahwa mereka mampu melakukan berbagai hal sendiri. Meskipun seringkali mereka mengalami frustrasi saat melakukannya, keinginan untuk mandiri ini sangat kuat.

Mendukung kemandirian balita bisa dilakukan dengan memberikan mereka kesempatan untuk menyelesaikan tugas-tugas kecil. Psikolog anak menyarankan agar orangtua menghindari kritik berlebihan dan lebih baik memuji usaha anak. Cara ini membantu meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri si Kecil sejak dini.

Contoh yang bisa diterapkan oleh orangtua adalah memberi anak tugas sederhana seperti membereskan mainan atau memilih pakaian yang ingin mereka kenakan.

2. Ingin menolong orangtua

2. Ingin menolong orangtua
Pexels/Mikhail Nilov

Meski banyak yang berpikir balita egois, penelitian Felix Warneken menunjukkan bahwa mereka memiliki dorongan alami untuk membantu. Meski demikian, keinginan ini dipengaruhi oleh situasi. Warneken menemukan bahwa balita lebih mungkin membantu jika tugasnya jelas dan tidak terlalu rumit.

Menariknya, perilaku ini tidak didorong oleh harapan imbalan. Faktanya, memberikan hadiah untuk membantu justru mengurangi keinginan balita untuk membantu di masa depan. Oleh karena itu, Warneken menyarankan agar orangtua lebih menghargai upaya anak dengan pujian verbal ketimbang memberikan hadiah material.

Sebagai contoh, ketika anak berinisiatif membantu menyapu lantai, berikan senyuman dan ucapan terima kasih tanpa perlu memberikan hadiah. Ini akan memperkuat motivasi intrinsik anak untuk terus membantu.

Editors' Pick

3. Menginginkan segalanya dengan segera

3. Menginginkan segala segera
Pexels/Keira Burton

Balita sering memiliki kebutuhan mendesak untuk mendapatkan sesuatu segera, entah itu perhatian, makanan, atau kenyamanan. Hal ini normal dan terjadi sepanjang masa perkembangan si Kecil, terutama pada balita yang belum bisa sepenuhnya mengekspresikan perasaan mereka secara verbal.

Ketika balita menangis atau rewel karena sesuatu, penting bagi orangtua untuk tetap tenang dan memberikan respons dengan penuh pengertian. Menurut pakar psikologi perkembangan, sikap pengertian dan kesabaran orangtua akan memberikan dampak positif pada perkembangan emosional anak.

Misal, ketika anak meminta perhatian saat orangtua sibuk, cobalah untuk memberikan waktu beberapa menit hanya untuk mereka agar mereka merasa dihargai.

4. Ingin menjelajahi dunia

4. Ingin menjelajahi dunia
Unsplash/Ben McLeod

Eksplorasi merupakan salah satu cara utama balita belajar tentang dunia di sekitar mereka. Baik di dalam rumah maupun di luar rumah, memberikan kesempatan pada anak untuk menjelajah dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan motorik dan kognitif.

Misalnya, saat balita bermain bola atau mencoba memanjat tangga, mereka tidak hanya mengasah keterampilan fisik mereka, tetapi juga belajar mengenai batasan dan pencapaian. Sebagai orangtua, penting untuk memberikan ruang aman bagi balita agar mereka bisa bereksplorasi.

Aktivitas seperti bermain pasir, berlari di taman, atau sekadar memegang benda-benda baru akan memperkaya pengalaman mereka. Orangtua juga bisa mendorong perkembangan bahasa anak dengan mengajukan pertanyaan sederhana seperti, "Ini warnanya apa?" atau "Besar atau kecil?"

5. Ingin diakui peranannya dalam keluarga

5. Ingin diakui peranan dalam keluarga
Pexels/Any Lane

Balita, meskipun masih kecil, ingin diakui peranannya dalam keluarga. Mereka senang jika dilibatkan dalam tugas-tugas rumah tangga dan diberi tanggung jawab kecil. Felix Warneken menyarankan agar orangtua melihat tugas rumah tangga sebagai pekerjaan bersama keluarga, bukan hanya tugas orangtua.

Dengan memberi kesempatan balita membantu dalam pekerjaan rumah, misalnya membawa piring ke dapur atau menaruh baju di tempat cucian, orangtua dapat memperkuat rasa tanggung jawab dan kerja sama pada anak. Anak-anak yang merasa dihargai akan lebih termotivasi untuk berkontribusi dalam pekerjaan keluarga di masa depan.

6. Butuh perhatian langsung

6. Butuh perhatian langsung
Unsplash/Xavier Mouton Photographie

Balita seringkali ingin mendapatkan perhatian segera, terutama saat merasa cemas atau membutuhkan kenyamanan. Sebagai orangtua, memahami kebutuhan ini penting untuk memberikan rasa aman kepada dirinya.

Saat balita merasa tidak nyaman atau khawatir, mereka cenderung mencari pelukan atau kata-kata penghiburan dari orangtua. Menjawab kebutuhan ini dengan cepat dapat membantu anak merasa lebih tenang dan aman. Kunci untuk menjaga keseimbangan adalah memberikan perhatian penuh pada dirinya di saat-saat mereka benar-benar membutuhkannya.

7. Mereka ingin perhatian segera

7. Mereka ingin perhatian segera
Unsplash/Alexander Dummer

respons cepat dari orangtua, terutama di saat-saat mereka merasa cemas atau tidak nyaman. Sebagai orangtua, penting untuk memahami bahwa kebutuhan mendesak ini adalah bagian dari perkembangan emosional mereka.

Balita sering kali merasa gelisah ketika keinginan mereka tidak segera terpenuhi, dan ini bisa membuat mereka rewel atau menangis. Namun, sebagai orangtua, kita bisa membantu mereka mengelola emosi ini dengan cara yang penuh pengertian. Memberikan perhatian tidak selalu berarti harus memenuhi semua permintaan mereka, tetapi lebih kepada memberikan mereka rasa aman dan kepastian bahwa mereka didengar.

Berikut adalah beberapa kegiatan yang bisa dilakukan orangtua untuk merespons kebutuhan balita akan perhatian segera:

  • Mendengarkan secara aktif 

Saat balita menunjukkan keinginan atau merasa sedih, mendengarkan mereka dengan sepenuh hati akan membuat mereka merasa dihargai. Tanyakan apa yang mereka rasakan dan coba untuk mengerti dari sudut pandang mereka. Dengan begitu, mereka akan merasa lebih nyaman dan aman di dekat Anda.

  • Berikan pelukan hangat 

Pelukan bisa menjadi cara yang sederhana tetapi sangat efektif untuk memberikan rasa aman kepada balita. Saat mereka merasa cemas atau takut, pelukan dapat meredakan perasaan tersebut dan memberikan ketenangan emosional.

  • Alihkan perhatian dengan aktivitas yang menyenangkan 

Ketika balita merasa kesal karena tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, alihkan perhatian mereka dengan aktivitas yang menyenangkan seperti bermain dengan mainan favorit atau membaca buku bersama. Ini akan membantu mereka melupakan keinginan sesaat dan meningkatkan ikatan dengan orangtua.

  • Berikan perhatian saat mereka merasa tidak nyaman

Misalnya, jika mereka sedang tumbuh gigi dan merasa tidak nyaman, cobalah untuk memberikan mereka benda yang aman untuk digigit atau makanan yang lembut. Memberikan perhatian penuh pada kondisi fisik mereka membantu mengurangi rasa sakit dan menunjukkan bahwa Mamapeduli.

8. Mereka ingin diberi pilihan

8. Mereka ingin diberi pilihan
Popmama.com/Dhia Althifa Maharani

Balita sering kali merasa lebih mandiri dan berdaya ketika mereka diberi kesempatan untuk membuat pilihan. Pada usia ini, anak-anak mulai mengembangkan otonomi dan rasa kepemilikan terhadap tindakan mereka. Dengan memberikan mereka beberapa pilihan yang terkontrol, kita dapat membantu mereka merasa memiliki kendali atas apa yang mereka lakukan, sekaligus menghindari pertengkaran kecil yang sering terjadi ketika mereka merasa tidak berdaya.

Ketika anak diberi kesempatan untuk memilih, mereka merasa lebih dihargai dan ini dapat membantu mengurangi rasa frustrasi. Namun, terlalu banyak pilihan dapat membuat mereka bingung, sehingga penting untuk memberikan pilihan yang terbatas, misalnya dua hingga tiga opsi saja.

Berikut beberapa contoh kegiatan yang bisa diterapkan dalam memberikan pilihan pada balita:

  • Alih-alih memaksa mereka memakai pakaian tertentu, berikan dua hingga tiga pilihan baju yang bisa mereka pilih sendiri. Misalnya, "Kamu mau pakai kaos merah atau yang biru hari ini?" Hal ini memberi mereka perasaan memiliki kendali atas keputusan kecil dalam hidup mereka.
  • Saat waktu makan tiba, berikan balita pilihan makanan yang sehat. Contohnya, Mama bisa bertanya, "Kamu mau makan nasi dengan telur atau sup ayam hari ini?" Dengan begitu, mereka merasa terlibat dalam keputusan tentang apa yang mereka makan dan ini juga bisa membantu mengurangi picky eating.
  • Jika Mama membawa si Kecil berbelanja, misalnya saat membeli camilan atau mainan, beri mereka opsi terbatas, seperti "Kamu mau cokelat atau biskuit?" atau "Kamu mau mainan mobil atau boneka?" Ini akan membuat mereka merasa terlibat tanpa merasa kewalahan oleh terlalu banyak pilihan.
  • Mama bisa memberikan mereka pilihan aktivitas sebelum tidur, misalnya, "Kamu mau baca buku dulu atau mendengarkan lagu sebelum tidur?" Ini dapat membantu mengurangi protes saat waktu tidur tiba dan membuat mereka lebih kooperatif.

Dengan memberikan pilihan yang terkontrol, orangtua membantu si Kecil untuk merasa lebih mandiri dan berdaya. Mereka belajar membuat keputusan yang lebih baik, dan orangtua bisa tetap mengarahkan tanpa terlihat memaksa.

Itu dia 8 keinginan utama balita yang harus orangtua. Beberapa tips yang diselipkan merupakan contoh metode untuk membantu anak mama tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan mandiri.

Baca juga:

The Latest