Awas, Batita Bisa Alami Kolesterol Tinggi, lho!
Gejalanya tidak nampak, tapi dampaknya jangka panjang
23 Juni 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apa yang Mama ketahui tentang kolesterol? Momok bagi orang dewasa dan manula ini ternyata bisa menjangkiti si Kecil lho!
Kolesterol menyatakan nilai kadar lemak dalam darah dan sel tubuh. Dalam jumlah yang cukup, kolesterol dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel dan hormon.
Tapi, ketika jumlahnya berlebihan, kolesterol membentuk gumpalan atau mengendap dalam saluran peredaran darah.
Bagi orang dewasa, kondisi kolesterol tinggi menjadi alarm untuk memperbaiki pola hidup.
Jika tidak, sederet penyakit mengerikan mengintai dari dekat, seperti hipertensi, jantung koroner, hingga stroke.
Nah, bagaimana dampak kolesterol tinggi pada anak-anak?
Editors' Pick
1. Gejalanya samar, namun berdampak jangka panjang
Mengidentifikasi gejala kolesterol tinggi pada anak tentu lebih sulit dilakukan.
Mereka selalu aktif bergerak, sibuk bermain, dan yang terpenting belum mampu menerjemahkan sinyal dari tubuhnya sendiri.
Mereka tidak akan mengeluh pusing, nyeri, atau pegal. Mama yang harus lebih aware terhadap perubahan sikapnya.
Gejala kolesterol tinggi yang paling sering muncul adalah mudah lelah, sering kesemutan, nyeri punggung dan leher, hingga nyeri dada dan sulit bernapas.
Kesemua tanda ini tidak disadari oleh si Kecil, sehingga Mama perlu mengamati lebih jeli.
Dampak kolesterol tinggi pada anak memang tidak segera nampak. Tapi jika dibiarkan dan tidak didampingi untuk merubah gaya hidup, bisa semakin parah di usia dewasanya kelak.
Anak dengan berat badan berlebih atau riwayat kolesterol tinggi pada orang tua, perlu diwaspadai sejak dini.
Dilansir dari whattoexpect.com, konsultasikan dengan dokter anak untuk melakukan pengecekan darah. Kadar kolesterol totalnya masih dalam batas aman jika tidak melebihi 170 mg/dL, dengan nilai LDL di bawah 110 mg/dL.
Apa penyebab kolesterol tinggi pada anak?
Selain faktor keturunan, tanpa Mama sadari hal-hal sepele di bawah ini adalah pemicu kolesterol tinggi pada anak:
- Pola asuh protektif di mana Mama sering melarang si Kecil melakukan ini-itu. Dilarang main ke luar rumah, dibatasi jam bermain, sehingga porsi geraknya kurang.
- Pemilihan camilan tanpa memperhatikan nilai gizi di dalamnya. Daripada si Kecil makin rewel, biasanya Mama menyerah dan memberikan saja makanan yang ia mau. Seperti jajanan yang digoreng, makanan bersaos dan berpengawet, atau penganan tinggi kadar gula. Jangan salah, kelebihan gula dalam tubuh akan dikonversi menjadi lemak lho, Ma!
- Kelebihan susu dan telur, serta hasil olahannya. Meski keduanya menyehatkan, susu dan telur utuh memiliki kadar lemak yang tinggi. Pemberiannya tetap harus diatur dan dibatasi.
- Cara memasak yang kurang tepat, terlalu sering menyajikan makanan hasil digoreng.
Dimulai dari dapur, bahaya kolesterol tinggi pada anak bisa diantisipasi
Melihat dampak kolesterol tinggi yang mengerikan, cara mengantisipasinya justru dimulai dari dapur.
Pemilihan bahan makanan dan cara memasak paling mudah dilakukan untuk menjaga pola hidup sehat.
Perbanyak porsi sayur, buah, dan seimbangkan asupan gizi. Makanan yang dikukus dan direbus jauh lebih baik ketimbang digoreng atau dibakar.
Pemilihan bumbu juga harus diperhatikan lho, Ma! Memasak makanan dengan bumbu yang kuat akan menambah nafsu makan.
Menjadi lebih sulit menahan keinginan untuk makan, karena aroma dan cita rasanya yang lezat.
Makanan sehat cenderung rendah garam dan gula, lebih memanfaatkan rempah dan cita rasa alami dari bahan baku.
Yuk, perbaiki pola hidup si Kecil dari sekarang!