Menjadi sebuah kebanggaan orangtua melihat anaknya tumbuh dan berkembang secara maksimal.
Segala cara dilakukan orangtua supaya anaknya dapat melakukan berbagai hal seiring bertambah umur.
Namun, saat perkembangan tersebut tak jarang Mama melihat si Kecil memilih untuk beraktivitas menggunakan tangan kiri selain menggunakan tangan kanannya.
Jadi bagaimana mengetahui apakah anak mama kidal atau tidak?
1. Cenderung menggunakan tangan kiri
huffingtonpost.com
Jika si Kecil lebih sering menggunakan tangan kirinya saat beraktivitas, ada kemungkinan anak mama merupakan seorang kidal.
Contohnya, seperti mengambil mainan, mengambil makanan, menunjuk, atau kegiatan lainnya yang menggunakan tangan.
Namun, kidal atau tidaknya seorang anak baru dapat ditentukan saat ia sudah menginjak umur 2-3 tahun.
Karena pada saat bayi, biasanya anak masih cenderung menggunakan kedua tangannya untuk beraktivitas.
Ada pula anak yang baru ketahuan kidal setelah ia menginjakkan umur 5 tahun. Sampai umur itu, jika si Kecil sering menggunakan tangan kiri, belum bisa dipastikan jika ia kidal.
Editors' Pick
2. Faktor genetik
media.30seconds.com
Jika Mama atau Papa adalah seorang kidal, kemungkinan besar si Kecil pun akan menjadi kidal.
Hal ini dikarenakan kidal atau tidaknya seseorang dapat dipengaruhi faktor genetik atau keturunan.
Yuk, cek apakah Mama, Papa atau mungkin keluarga sedarah lainnya memiliki kidal?
3. Telinga kiri lebih peka terhadap suara
bundoo.com
Jika ada suara dan terlihat telinga kiri si Kecil lebih peka terhadap suara itu ada kemungkinan anak Mama adalah seorang kidal.
Coba Mama pasangkan musik dari arah kiri dan kanan, mana yang reflek si Kecil lebih peka terhadap datangnya suara itu.
Karena orang yang kidal biasanya bukan hanya tangan saja tapi juga bagian tubuh lainnya yang ada di sebelah kiri jauh lebih sensitif dibandingkan sebelah kanan.
Cara Menghadapi Anak Kidal
leftykenya.org
Khususnya di Indonesia, yang memiliki budaya timur, seringkali penggunaan tangan kiri untuk beberapa hal dianggap tidak sopan.
Hal ini tentu memberatkan orang yang memiliki kemampuan kidal, karena tak jarang banyak juga orangtua yang memaksakan anaknya untuk menggunakan tangan kanan supaya tetap dianggap sopan.
Nah, Mama, jika Mama sudah mengetahui tanda-tanda anak kidal, berikut cara yang perlu Mama lakukan untuk menghadapi anak kidal :
Tidak memaksakan kehendak
Dalam aspek sosial, seperti berjabat tangan dengan orang atau mengambil makanan, tentu Mama ingin anak Mama tetap menggunakan tangan kanannya supaya kesopanan si Kecil tidak menjadi masalah di lingkungan saat ia beranjak dewasa.
Namun, perlu kesabaran Mama untuk mengajari si Kecil menggunakan tangan kanannya, karena reflek alami si Kecil tentu menggunakan tangan kirinya. Tidak perlu dimarahi, cukup ulangi terus menerus hal tersebut supaya menjadi sebuah kebiasaan dan si Kecil pun dapat mengikuti.
Membesarkan hati si Kecil
Ketika sudah memasuki tahap sekolah, tak jarang si Kecil akan merasa sensitif dan lebih minder karena melihat dirinya berbeda dengan teman-teman lainnya di sekolah. Puji si Kecil saat ia berhasil melakukan sesuatu yang sulit ia lakukan, dan beri pengertian tentang keadaannya.
Mama juga perlu bekerjasama dengan pihak sekolah, memberitahu jika anak Mama kidal dan si Kecil perlu dukungan dari guru-gurunya terutama jika ia diejek oleh teman-temannya.
Mendukung si Kecil
Orang yang kidal, biasanya otak kiri jauh lebih berkembang dibanding dengan otak kanannya. Hal itu yang membuat orang kidal biasa lebih jago di bidang seni.
Jika sedari dini si Kecil terlihat lebih aktif menggambar atau bermain alat musik, dan nilai dipelajaran soal hitung-hitungan tidak terlalu bagus, Mama tidak perlu memaksanya untuk bisa unggul di semua mata pelajaran tapi justru mendukung si Kecil di bidang yang memang ia sukai.
Ma, Itulah tanda-tanda yang dapat diditeksi sejak dini untuk mengetahui apakah anak mama kidal atau tidak. Mama jangan berputus asa ya jika anak mama ternyata memiliki kidal.
Jika memang memungkinkan, tak ada salahnya melatih si Kecil untuk membiasakan melakukan hal dengan tangan kanannya sejak dini. Namun, jika memang benar-benar nggak bisa, jangan paksakan ya, nanti anak jadi tertekan dan nggak percaya diri.