Vaksin atau imunisasi adalah suntikan antigenik yang diberikan biasanya pada anak, untuk menghasilkan kekebalan terhadap suatu penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri.
Meski beberapa kalangan menolak anaknya untuk diberikan vaksin, karena merasa setiap manusia menghasilkan antibodi secara alami yang dapat melawan suatu penyakit, tapi menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), setiap anak wajib diberikan imunisasi untuk melindungi dari dampak penyakit yang bisa menyebabkan kecacatan atau kematian.
Ada enam jenis imunisasi dasar yang diwajibkan oleh WHO, yaitu imunisasi BCG, Polio, Hepatitis B, DPT, HIB, dan Campak.
Supaya setiap anak di Indonesia bisa rata mendapatkan 6 imunisasi ini, pemerintah menyediakannya secara gratis, atau pun dengan harga sangat murah, di fasilitas yang disediakan pemerintah.
Sebelum membawa si Kecil ke dokter, atau memberinya imunisasi, Mama juga harus tahu apa kegunaan setiap vaksin yang diberikan, dan kapan waktu yang tepat untuk memberikan vaksin.
1. BCG (Bacillus Calmette Guerin)
crazzfiles.co
BCG adalah imunisasi yang dilakukan untuk menghindari anak dari penyakit TB (tuberkulosis) yang disebabkan oleh bakteri mycrobacterium tuberculosis.
Imunisasi ini biasanya diberikan pada bayi yang berusia dibawah 2 bulan. Nah, jika Mama terlambat memberikan imunisasi ini pada si Kecil, dan baru dilakukan pada umurnya di atas 2 bulan, ada serangkaian tes yang perlu dilakukan.
Tes yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah si Kecil sudah tertular atau sudah kemasukan kuman tuberculosis atau belum.
Jika belum, barulah anak Mama akan di berikan imunisasi ini.
Namun, saat dilakukan tes diketahui jika si Kecil sudah tertular mycrobacterium tuberculosis, maka dokter akan memberikan pengobatan yang harus di konsumsi si Kecil secara rutin selama 6 bulan.
Apabila ada satu waktu si Kecil lupa meminum obatnya, si Kecil bisa menjadi kebal terhadap obat, dan dosis yang diberikan bisa menjadi semakin besar lho Ma.
2. Polio
znbc.co.zm
Penyakit polio adalah salah satu penyakit yang paling banyak membawa kematian pada anak kecil.
Maka dari itu, vaksinasi ini wajib didapatkan oleh setiap anak, karena jika tidak, penularannya dapat dengan cepat menyebar lewat air, dan dapat menyebabkan kematian.
Vaksinasi polio dilakukan pada si Kecil secara berkala, yaitu pada saat lahir serta usia 2, 4, 6, dan 18 bulan.
Vaksin ini dapat melindungi si Kecil dari bahaya virus polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan hingga kematian.
Penyakit ini sangat berbahaya, karena beberapa anak hanya akan mengalami sedikit gejala, bahkan tidak merasakan gejala apa-apa tapi tiba-tiba mengalami kelumpuhan.
Ngeri banget ya, Ma!
Editors' Pick
3. Hepatitis B
fee.org
Idealnya, imunisasi Hepatitis B diberikan kurang dari 12 jam setelah kelahiran si Kecil.
Namun, apabila di rumah sakit Si Kecil belum pernah mendapatkan vaksin ini, Mama tidak perlu khawatir karena vaksin ini masih bisa diberikan di rentang umur 1-2 tahun.
Imunisasi hepatitis B diberikan berkala sebanyak 3x, yaitu pada 12 jam setelah kelahiran, suntikan kedua saat usia 1 bulan, dan suntikan ketiga di usia 6 bulan.
Disarankan, jarak antara pemberian pertama dengan kedua minimal 1 bulan ya Ma.
Imunisasi ini tidak dapat diberikan jika si Kecil sedang dalam kondisi sakit, jadi harus menunggu si Kecil benar-benar sembuh baru boleh melakukan imunisasi.
4. DPT (Diphtheria, Pertusis, and Tetanus)
netdoctor.co.uk
Sesuai namanya, vaksin DPT berguna untuk melindungi si Kecil dari penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.
Vaksin ini diberikan sebanyak 5x. Disarankan untuk diberikan pada usia 2, 4, 6, dan 15-18 bulan, serta usia 4-6 tahun.
Efek yang akan ditimbulkan dari pemberian vaksin ini adalah demam, jadi Mama tidak perlu khawatir jika setelah menerima vaksin, si Kecil akan mengalami demam.
Demam hanya akan berlangsung 1-2 hari, tapi apabila demam diikuti dengan kejang, Mama harus langsung membawa si Kecil ke dokter.
Jika anak Mama memang memiliki riwayat epilepsi, suntikan ini tidak dianjurkan untuk diberikan pada si Kecil.
Mama dapat mengonsultasikannya pada dokter untuk vaksin penggantinya.
5. Haemophilus influenzae type b (HIB)
ecnz.ac.nz
Vaksin HIB merupakan vaksin yang dapat mencegah si Kecil terserang virus haemophilus influenzae tipe b yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti meningistis, pneumonia, dan epiglotitis.
Vaksin ini dianjurkan untuk diberikan ketika si Kecil berusia 2, 4, dan 6 bulan.
Namun ketika usianya memasuki 12-15 bulan, vaksin HIB harus diberikan lagi dengan dosis yang berbeda.
Hal itu berguna untuk memperkuat vaksin HIB yang pernah diberikan sebelumnya.
6. Campak
npr.org
Sesuai rekomendasi dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), vaksin campak diberikan 3x yaitu pada usia anak 9 bulan, 2 tahun, dan terakhir pada umur 6 tahun.
Jika anak Mama terlambat diberikan vaksin ini pada umur 9 bulan, dan baru akan diberikan di atas umur 1 tahun, berarti si Kecil bisa mendapatkan vaksin MMR (Mumps, Measles, and Rubella), yang lebih lengkap lagi daripada vaksin campak ini.
Namun, apabila pada umur 1 tahun, si Kecil diberikan vaksin MMR, maka umur pemberian vaksin mengikuti umur yang ditentukan oleh MMR.
Selain dari 6 vaksin yang dijabarkan di atas, sebenarnya masih banyak vaksin lain yang optional jika Mama ingin berikan pada si Kecil.
IDAI memperingatkan bahwa 6 vaksin ini wajib Mama berikan untuk mengurangi resiko kematian pada balita.
Jadi, sudahkah anak Mama di vaksin secara lengkap sesuai jadwal dan umurnya?
Sesuai dengan rekomendasi IDAI (ikatan dokter anak Indonesia), Jadwal Imunisasi Campak yaitu diberikan sebanyak 3 kali: Yang pertama pada usia 9 bulan dan dosis penguatan kedua (second opportunity pada crash program campak) 15 bulan berikutnya yaitu pada usia 24 bulan serta dosis ke tiga saat SD kelas 1-6. Bagi anak yang terlambat/belum mendapat imunisasi campak sama sekali, maka tetap diberikan bergantung usianya saat ini. Bila anak berusia 9-12 bulan, berikan imunisasi ini kapan pun saat bertemu. Bila anak berusia > 1 tahun, berikan MMR. Jika sudah diberi MMR usia 15 bulan, tidak perlu diberi imunisasi campak di usia 24 bulan. Tapi ikuti jadwal imunisasi MMR. Sumber: Imunisasi Campak : Jadwal, Manfaat, Efek Samping - Mediskus
Sesuai dengan rekomendasi IDAI (ikatan dokter anak Indonesia), Jadwal Imunisasi Campak yaitu diberikan sebanyak 3 kali: Yang pertama pada usia 9 bulan dan dosis penguatan kedua (second opportunity pada crash program campak) 15 bulan berikutnya yaitu pada usia 24 bulan serta dosis ke tiga saat SD kelas 1-6. Bagi anak yang terlambat/belum mendapat imunisasi campak sama sekali, maka tetap diberikan bergantung usianya saat ini. Bila anak berusia 9-12 bulan, berikan imunisasi ini kapan pun saat bertemu. Bila anak berusia > 1 tahun, berikan MMR. Jika sudah diberi MMR usia 15 bulan, tidak perlu diberi imunisasi campak di usia 24 bulan. Tapi ikuti jadwal imunisasi MMR. Sumber: Imunisasi Campak : Jadwal, Manfaat, Efek Samping - Mediskus
Sesuai dengan rekomendasi IDAI (ikatan dokter anak Indonesia), Jadwal Imunisasi Campak yaitu diberikan sebanyak 3 kali: Yang pertama pada usia 9 bulan dan dosis penguatan kedua (second opportunity pada crash program campak) 15 bulan berikutnya yaitu pada usia 24 bulan serta dosis ke tiga saat SD kelas 1-6. Bagi anak yang terlambat/belum mendapat imunisasi campak sama sekali, maka tetap diberikan bergantung usianya saat ini. Bila anak berusia 9-12 bulan, berikan imunisasi ini kapan pun saat bertemu. Bila anak berusia > 1 tahun, berikan MMR. Jika sudah diberi MMR usia 15 bulan, tidak perlu diberi imunisasi campak di usia 24 bulan. Tapi ikuti jadwal imunisasi MMR. Sumber: Imunisasi Campak : Jadwal, Manfaat, Efek Samping - Mediskus
Sesuai dengan rekomendasi IDAI (ikatan dokter anak Indonesia), Jadwal Imunisasi Campak yaitu diberikan sebanyak 3 kali: Yang pertama pada usia 9 bulan dan dosis penguatan kedua (second opportunity pada crash program campak) 15 bulan berikutnya yaitu pada usia 24 bulan serta dosis ke tiga saat SD kelas 1-6. Bagi anak yang terlambat/belum mendapat imunisasi campak sama sekali, maka tetap diberikan bergantung usianya saat ini. Bila anak berusia 9-12 bulan, berikan imunisasi ini kapan pun saat bertemu. Bila anak berusia > 1 tahun, berikan MMR. Jika sudah diberi MMR usia 15 bulan, tidak perlu diberi imunisasi campak di usia 24 bulan. Tapi ikuti jadwal imunisasi MMR. Sumber: Imunisasi Campak : Jadwal, Manfaat, Efek Samping - Mediskus