Sosial media memiliki efek samping yang merugikan orangtua karena, anak yang intens bermain sosial media cenderung boros.
Orangtua akan dipaksa menghabiskan uang pada hal yang tidak terlalu penting. Atau malah tidak penting sama sekali.
Semakin anak berkelana di sosial media, semakin banyak referensi tren yang didapat. Semakin banyak juga permintaan anak untuk dibelikan hal-hal tersebut.
Kenapa begitu? Berikut Popmama.com telah merangkum penjelasan mengapa anak yang sering bermain media sosial cenderung boros yang dilansir dari USA Today.
1. Tak mau ketinggalan tren
Pixabay.com
Saat melihat gemerlapnya dunia sosial media, mereka akan tergoda untuk jadi seperti itu juga. Dengan kata lain, sang anak akan selalu ingin jadi yang terbaru.
Meski sudah punya barang yang mirip, tetap minta dibelikan yang baru. Dengan alasan barang yang ingin dibeli adalah keluaran teranyar atau terbaru.
Jadi, orangtua yang jadi korbannya. Jika seharusnya tidak perlu membeli barang tersebut, mau tak mau harus mengeluarkan uang.
2. Tergoda oleh seleb online
kidmunicate.com
Setiap anak punya kecenderungan suka pada idolanya. Saat intens bermain sosmed, biasanya mereka memiliki beberapa seleb online.
Seleb ini selalu punya barang-barang baru yang di endorse-nya. Jika sang seleb online ini dibayar untuk mencoba hal-hal baru, Mama malah kebalikannya.
Alhasil, anak latah ingin beli barang mirip seleb idolanya. Uang Mama dan Papa pun terbang lagi.
Dalam sebuah survei yang dilakukan pada sekitar 2 ribu orangtua, terlihat lebih dari 50 persen anak-anak mau mengikuti idolanya. Mereka memilih barang-barang sekolah maupun barang umum yang digunakan oleh idolanya tersebut.
Editors' Pick
3. Ingin seperti temannya
digitaltrends.com
Selain terpengaruh pada idola, mereka juga ingin sama seperti teman-temannya. Seperti contoh, saat semua anak memakai jam yang bisa telepon dan video call. Tentu si Kecil juga terpengaruh jadi ingin punya.
Padahal, belum tentu juga jam ini akan sering ia pakai. Atau malah, akankah jam itu betul-betul berguna baginya.
Biasanya anak akan terus merengek jika tidak dibelikan. Pada akhirnya orangtua mengalah dan memenuhi keinginan si Kecil untuk membeli barang tersebut.
Lalu, apa yang bisa dilakukan jika anak sudah terlanjur seperti itu? Mama masih bisa menyiasatinya, kok.
1. Beri pengertian pada si Kecil
sciencenews.org
Sekeras apapun keinginan si Kecil, tetap orangtua yang mewujudkan segalanya. Usahakan untuk memberikan pengertian terbaik pada si Kecil mengenai dana yang akan dihabiskan untuk membeli barang-barang tersebut.
Lihat kembali, apakah barang tersebut akan sering digunakan mereka atau tidak. Lalu, apakah harganya cukup masuk akal untuk dibeli atau tidak.
Jika dirasa tidak terlalu berguna, beri penjelasan yang logis mengenai hal itu. Juga, ajarkan untuk mengetahui hal prioritas. Jelaskan dengan kalimat sederhana dan cara yang bisa mereka mengerti.
Tak harus selalu mengikuti idola dalam berbagai hal. Karena prioritas setiap orang tentu berbeda. Juga, kenalkan bahwa para idole mereka kadang mengenalkan barang untuk bekerja.
2. Ajak ia menabung
Freepik/rawpixel
Jika si Kecil selalu ingin membeli barang-barang terbaru dengan merk yang terkenal, ajak ia untuk menabung. Ajarkan ia menyisihkan uang jajannya.
Beri tahu bahwa semakin banyak uang yang ditabung, semakin cepat mainan atau barangnya bisa terbeli. Dengan begini, ia belajar sabar dan berusaha untuk mendapatkan hal yang diinginkan.
Pastikan untuk menjadikan menabung sebagai kebiasaan. Sehingga bisa terbawa sampai ia dewasa nanti.
3. Terapkan pendirian pada si Kecil
cellphonetrackingreview.com
Tanamkan bahwa sangat penting untuk tetap menjadi diri sendiri. Tak masalah untuk tidak selalu sama dengan idola atau dengan teman-teman.
Ajarkan tentang bagaimana mencintai barang yang mereka punya. Bahwa kehidupan tidak melulu dinilai dari barang-barang keren yang dimiliki.
Ini bukan perkara mudah. Namun jika ditanamkan sejak dini dan diberikan pengertian secara teratur, hal ini bisa diterapkan.
Sangat penting menerapkan pendirian pada si Kecil karena akan berpengaruh pada cara ia menjalankan kehidupan sampai ia besar nanti.
Main sosial media tak apa, asal tidak terlalu terpengaruh ya, Ma.