5 Bahaya Jika Kepala si Kecil Sering Terbentur
Jatuh memang menjadi bagian dari perkembangan si Kecil. Tapi, bagaimana jika sering terbentur?
8 Maret 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat buah hati sudah mulai bisa bergerak, maka kemungkinan mereka akan jatuh dan kepalanya membentur benda keras akan lebih besar. Beberapa contohnya adalah jatuh dari tempat tidur, atau terbentur tembok saat belajar jalan.
Semaksimal apapun penjagaan Mama, namun kadang kecelakaan ini tak bisa dihindari. Apalagi jika kepalanya yang langsung terbentur. Tentu Mama akan khawatir, ya.
Namun kira-kira apa saja sih penyebab anak suka jatuh dan terbentur kepalanya. Lalu apa saja efek serta bagaimana cara untuk menghindari kepala anak terbentur terlalu sering. Popmama.com mengumpulkan datanya, hanya untuk Mama:
Penyebab Anak Sering Terbentur Kepalanya
Saat belajar berguling, lalu belajar jalan, biasanya anak suka terbentur dan jatuh. Ini tergolong normal karena memang mereka sedang belajar untuk menambah kemampuannya.
Yang harus diperhatikan adalah jika si Kecil mulai sering terjatuh, apalagi langsung kena kepala, tanpa alasan yang jelas. Karena bisa jadi itu merupakan tanda buah hati mengalami gangguan tumbuh kembang.
Beberapa kemungkinannya adalah gangguan yang berasal dari otot-otot kaki, serta syaraf yang menuju ke otot terganggu.
Lalu bisa juga ada kelainan autoimun. Kemudian bisa juga ada tumor yang mungkin menekan titik-titik syarafnya. Yang paling terakhir adalah kemungkinan gangguan penglihatan pada anak.
Untuk mengetahui penyebab pastinya, ada baiknya Mama langsung berkonsultasi ke dokter ya. Lalu, apa saja bahayanya jika kepala anak sering terbentur?
Bisa Terkena Trauma Otak
Dalam kata lain adalah gegar otak. Ini bisa mempengaruhi fungsi otak, meski tidak menyebabkan kerusakan permanen.
Anak-anak memiliki tengkorak yang belum sempurna karena masih akan berkembang. Jika anak terus-menerus jatuh, maka ia rentan mengalami patah tulang atau retak.
Selain itu, mereka juga bisa mengalami pendarahan dalam otak yang kemudian menyebabkan gegar otak. Ada beberapa tanda yang harus diwaspadai jika kepala anak terbentur:
Editors' Pick
1. Muncul hematom
Hematom adalah pecahnya pembuluh darah di bawah kulit. Efek yang terlihat adalah memar dengan warna biru keunguan. Hadirnya memar di daerah pelipis atau belakang kepala lebih berisiko terkena kerusakan otak ketimbang memar di dahi.
Memar yang bahaya adalah jika lebarnya melebihi 5 cm. Untuk diperhatikan, jangan memijit benjolan apalagi memakaikan salep Thrombophop. Salep ini memiliki kegunaan untuk mengencerkan darah, serta menghambat pembekuan darah. Salep ini boleh digunakan jika memar sudah berlangsung lebih dari sehari.
Saat kepala si Kecil memar, ada baiknya langsung mengompresnya dengan air dingin atau es batu agar pendarahan bisa lekas berhenti.
2. Muntah
Jika anak baru terbentur kepalanya dan tergolong cukup keras, lalu anak langsung muntah, ini merupakan pertanda serius.
Namun jika muntah berlangsung setelah si Kecil menangis berlebihan akibat sakit yang dirasakannya, akan jadi beda ceritanya.
Jika anak muntah sesaat setelah jatuh, ada baiknya Mama langsung membawa ke dokter ya.
3. Hilang keseimbangan dan lemas
Saat jatuh, si Kecil pasti akan menangis. Namun dilihat lagi apakah ia bisa bangun dan berdiri dengan tegap setelah jatuh.
Jika ia terlihat lemas dan seperti mengantuk, segeralah bawa ke dokter. Termasuk jika saat anak diajak berdiri namun tidak sanggup, berarti itu merupakan tanda serius.
4. Keluar darah atau cairan beningĀ
Setelah jatuh, baiknya Mama langsung mengecek seluruh bagian tubuhnya, terutama daerah kepala. Jika terlihat ada cairan yang keluar dari telinga, hidung, atau mulut, segera bawa ke rumah sakit. Cairannya bisa berupa darah atau cairan bening transparan yang tidak biasa.
5. Sulit bangun saat tidur atau pingsan
Bisa jadi si Kecil lelah setelah menangis saat jatuh lalu ia tertidur lelap. Tapi jika ia tidur terlalu lama dan sulit dibangunkan dari tidurnya, berarti sesuatu yang buruk bisa terjadi, Ma. Apalagi jika ternyata ia jatuh pingsan dan tak sadarkan diri.
Namun jika tidak ada tanda-tanda di atas, Mama bisa mengobatinya dengan beberapa langkah sederhana. Jika ada memar tak terlalu besar dan tidak berefek pada buah hati, kompres bagian memar dengan handuk basah yang diisi batu es. Mama bisa melakukannya 3-4 kali dalam sehari dengan durasi 15-20 menit.
Jika si Kecil kerap mengeluhkan nyeri dan sakit, bisa memberikan paracetamol khusus anak dengan dosis yang sesuai. Tapi ada baiknya jika sebelum memberikan obat apapun, Mama berkonsultasi dulu dengan dokter ya.
Selanjutnya, mari cari tahu bagaimana caranya agar kepala buah hati tidak sering terbentur:
- Jangan meninggalkan anak sendiri
Terlebih jika anak masih dalam umur belajar merangkak atau berjalan.
Usahakan selalu ada orang dewasa di sekeliling mereka. Karena mereka belum bisa menyelamatkan diri sendiri.
- Perhatikan keadaan rumah
Saat memiliki anak, sudah tentu rumah dan seisinya harus dilihat kembali keberadaannya. Apakah akan berbahaya bagi si Kecil atau tidak.
Jika ada furnitur yang keras dan runcing, ada baiknya melapisinya dengan bahan yang empuk agar tidak membentur anak.
Lalu, taruhlah segala benda berbahaya yang tak mungkin bisa dijangkau anak.
- Alas kaki anak yang sesuai
Anak memang akan cepat besar, termasuk ukuran kakinya. Jadi jangan heran jika banyak orangtua yang memilih membelikan sepatu atau sandal yang nomornya lebih besar dari ukuran seharusnya. Tujuannya biasanya agar awet.
Ternyata ini berbahaya lho untuk si Kecil karena jika mengenakan alas kaki yang terlalu besar bisa membuat jalan mereka terganggu sehingga kemungkinan jatuh akan lebih besar.
Nah, belum terlambat ya Ma untuk menjaga si Kecil dari jatuh dan benturan benda keras.
Baca juga:
- 5 Alasan ini Bikin Kamu Berhenti Hakimi Orangtua dengan Anak Tantrum
- Kiat Hadapi Anak Tantrum Saat di Transportasi Umum
- Begini Cara Terbaik Orangtua Saat Menghadapi Balita Menangis