Dampak Buruk bagi Anak yang Dipaksa Belajar Membaca
Belajar membaca terlalu dini ternyata tidak selamanya baik
11 Januari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat ini, sudah banyak anak berumur di bawah 7 tahun yang sudah bisa membaca. Tak sedikit dari mereka yang merupakan hasil belajar membaca terlalu dini.
Tidak serta merta seperti ini, karena banyak sekolah yang menyaratkan untuk bisa membaca sebelum masuk ke SD. Akhirnya, banyak sekolah TK dan PG yang memasukkan pelajaran membaca ke dalam kurikulumnya.
Padahal menurut Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia, Retno Listiyarti, syarat tersebut merupakan pemaksaan pada anak untuk belajar membaca.
Lalu, apa saja efek buruk memaksa anak belajar membaca sejak dini? Berikut Popmama.com rangkumkan untuk Mama.
1. Anak jadi tidak suka membaca
Secara psikologis, anak-anak PG dan TK belum siap masuk dalam tahapan belajar membaca. Hal senada diungkapkan oleh Retno, menurutnya, saat mereka diajarkan pada umur tersebut, secara tidak langsung sudah memaksa mereka.
Hasilnya, mereka jadi tidak suka dengan kegiatan membaca. Hal ini sangat krusial mengingat membaca jadi sarana terbesarnya dalam belajar.
Dampak ke depannya, anak-anak yang dipaksa membaca akan memiliki minat rendah terhadap buku. Bahkan saat ini, minat baca anak di Indonesia masih sangat rendah. Bayangkan, rata-rata anak-anak membaca 27 halaman per tahun.
Sangat jauh jika dibandingkan dengan anak-anak di Finlandia yang membaca 300 halaman selama 5 hari.
Rendahnya minat baca berpengaruh pada perkembangan pengetahuan si Kecil.
Editors' Pick
2. Menghambat pertumbuhkan otak kanan
Lebih lanjut, anak yang harusnya masih bebas bermain tanpa aturan tiba-tiba harus berkenalan dengan konsep belajar. Meski beberapa konsep belajar menekankan proses yang menyenangkan, atau diselipkan dengan bermain, tetap saja memiliki efek yang tidak terlalu baik bagi anak.
Anak yang dipaksa membaca di usia dini bisa terhambat pertumbuhan otak kanannya. Di mana otak kanan merupakan sumber kreativitas yang bisa membuatnya lebih cerdas.
Jika dipaksa seperti ini, perkembangan kreativitas mereka bisa mandek. Jika pada dasarnya anak kuat di otak kanan, mereka jadi sulit mengembangkan minatnya karena tertahan sistem belajar terlalu dini.