Dampak Buruk Jika Anak Dibiarkan Terus Cemburu pada Saudaranya
Sibling rivalry menahun punya dampak buruk yang berbahaya
25 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sibling rivalry atau perasaan cemburu yang hadir pada hubungan adik kakak adalah hal yang wajar. Namun jika dibiarkan berlarut-larut, perasaan ini bisa berdampak buruk pada perkembangan si Kecil.
Tidak ada manusia yang bisa bertindak adil dengan sempurna. Begitu juga dengan Mama dan Papa saat menghadapi anak-anak. Tanpa disadari, akan ada kecondongan pada salah satu anak.
Inilah bibit dari hadirnya sibling rivalry, atau kecemburuan pada saudara kandung. Jika dibiarkan berlarut tanpa ada penyelesaian yang baik, bisa berdampak buruk pada perkembangan mental anak.
Apa saja efek buruknya? Berikut Popmama.com rangkumkan untuk Mama.
1. Menanam dendam pada saudaranya
Sibling rivalry diawali dengan rasa cemburu. Di mana, rasa cemburu pada seseorang sangatlah wajar, bahkan cenderung menandakan mental yang sehat.
Jika rasa cemburu ini tidak diarahkan ke jalur yang benar, akan berkembang menjadi rasa iri. Dari iri yang semakin besar, timbullah dendam.
Perasaan dendam akan terus tertanam di diri kepada saudaranya sampai mereka besar nanti. Alhasil, hubungan persaudaraan mereka tidak bisa berjalan dengan tulus dan saling membantu. Yang ada hanyalah saling menjatuhkan dan senang jika yang lain tertimpa kesulitan.
Editors' Pick
2. Tidak memiliki kedekatan dengan saudara
Dendam yang menahun tersebut menutup kesempatan anak untuk bisa dekat dengan saudaranya. Di mana, saudara kandung wajarnya bisa menjadi orang terdekat untuk berbagi cerita dan meminta pendapat.
Saudara kandung juga bisa jadi panutan dan penolong paling utama jika terjadi sesuatu.
Namun dengan perasaan cemburu yang kerap menggerogoti diri sang anak, ia akan enggan menjalin hubungan baik dengan saudaranya.
Sesering apapun Mama meminta mereka untuk akur dan saling menyayangi, hal ini akan sulit terjadi jika sibling rivaly tidak diselesaikan secara tuntas.
3. Merasa tertekan jika dekat saudaranya
Perasaan cemburu ini kadang hadir karena orangtua kerap membandingkan anak satu dengan yang lainnya. Apalagi jika salah satu anak begitu menonjol, sampai-sampai Mama terus memujinya tanpa memikirkan perasaan saudaranya.
Jika ini dibiarkan terus-menerus, si Kecil bisa tumbuh dalam bayang saudaranya. Ia akan merasa tertekan jika dekat saudara kandung yang dianggap lebih dari dirinya.
Perasaan ingin berkembang dan menunjukkan kebolehannya pun akan runtuh dengan sendirinya jika hanya saudaranya yang dipuji. Lebih buruk lagi, jika saudaranya dipuji dan ia dikecilkan. Padahal, orangtuanya tak tahu betapa ia berusaha untuk berada di tempatnya saat ini.
Oleh karena itu, usahakan untuk tidak membandingkan antar anak. Setiap anak hadir dengan keunikan dan keunggulannya sendiri. Biarkan mereka tumbuh jadi pribadi yang bebas dari tekanan dan rasa cemburu pada saudaranya.
4. Sulit menghargai diri sendiri
Saudara kandung yang mengalami sibling rivalry cenderung sering bertengkar. Jika orangtua bereaksi dengan tidak tepat, bisa merusak kepribadiannya.
Orangtua yang sering menyalahkan anak yang dianggap biang masalah akan menumbuhkan anak dengan pribadi yang pesimis. Label nakal, tidak bisa diberitahu, dan lainnya akan menempel padanya.
Seiring berjalannya waktu, ia akan meyakini label tersebut. Dengan begitu, ia akan mudah rendah diri dan pesimis. Sehingga ia tak mudah menghargai dirinya sendiri dan sering menyalahkan diri sendiri.
Jika sudah begini, anak akan sulit berkembang dan cenderung mudah terkena depresi.
5. Merasa tidak disayang orangtua
Orangtua yang kerap membela salah satu anak dalam pertengkaran mereka akan menyebabkan anak lain merasa tidak disayang. Seperti contoh, kakak yang sering disalahkan karena menangisi adiknya akan membuat mereka merasa orangtua hanya menyayangi adiknya.
Begitu juga adik yang terus dibandingkan kemampuannya dengan sang kakak yang sudah lebih matang, membuat mereka merasa tidak disayang orangtua.
Dari hal sepele hingga hal serius, perasaan tidak disayang ini akan terus hadir dalam hidupnya. Sehingga mempengaruhi segala keputusan yang diambil.
Jika anak tumbuh jadi pribadi egois dan tidak mau mendengarkan orangtua, bisa jadi hasil dari sibling rivalry menahun yang tidak Mama sadari.
Jadi sebelum terlambat, segera tinjau kembali bagaimana hubungan anak-anak. Jika terlihat ada bibit cemburu dan iri, Mama bisa memeriksa ulang cara bereaksi saat terjadi konflik pada mereka.
Reaksi orantua yang tepat saat menanggapi konflik saudara kandung bisa menghapus sibling rivalry. Sehingga hubungan adik kakak yang rukun bukan sekadar keinginan dan mimpi belaka.