7 Efek Negatif Memberikan Kopi pada Balita

Cicip seperlunya saja, tidak perlu memberikan secara berlebihan bisa lebih baik ya Ma

9 Maret 2021

7 Efek Negatif Memberikan Kopi Balita
Pexels/Rawpixel.com

Banyak orangtua kerap memberikan sedikit kopi pada bayi dengan alasan agar tidak kejang. Sementara yang lainnya memberikan kopi pada balita karena mereka memintanya. 

Saat ini, menu kopi dan sejenisnya sedang banyak menjamur di mana-mana. Saat para orang dewasa meminumnya, otomatis anak-anak jadi tergoda ingin mencoba. 

Jangan langsung memberikannya ya, karena bisa berbahaya bagi kesehatannya. 

Pada dasarnya, anak baru boleh minum kopi dan minuman berkafein lainnya pada umur 4 tahun. Itupun ada takarannya. 

Untuk anak 4-6 tahun, maksimal 45 mg per hari. Untuk anak 7-9 tahun, maksimal 62,5 mg per hari. Serta untuk anak usia 10-12 tahn, maksimal 85 mg per hari. 

Lalu, apa efeknya jika si Kecil sudah diberikan kopi padahal belum saatnya? Berikut dijabarkan oleh Popmama.com.

1. Anak jadi hiperaktif dan sulit konsentrasi

1. Anak jadi hiperaktif sulit konsentrasi
Rawpixel/Jira

Saat diberikan kafein, tekanan darah pada anak bisa jadi meningkat.

Dari sana, anak jadi lebih hiperaktif dan sulit untuk diajak berkonsentrasi. 

Kafein juga dapat jadi stimulan pada tubuh anak untuk meningkatkan denyut jantung mereka. Akibatnya, anak jadi sulit tidur. 

2. Menjadi pemicu gangguan pencernaan

2. Menjadi pemicu gangguan pencernaan
Freepik

Lambung anak cenderung lebih rentan dibanding orang dewasa.

Saat diberikan minuman dengan kafein seperti kopi, ada potensi peningkatan asam lambung pada tubuh anak.

Oleh karena itulah, anak lebih mudah mulas dan sakit perut. Jika sudah begitu, ia jadi malas makan dan kekurangan asupan gizi harian. 

Editors' Pick

3. Anak memiliki risiko kekurangan gizi

3. Anak memiliki risiko kekurangan gizi
Freepik/Bearfotos

Kopi susu cenderung diminati anak karena rasanya yang manis. Mereka tidak terlalu memerhatikan rasa kopi yang ada dalam minuman itu. 

Ketika dibiarkan meminum itu, mereka akan merasa kenyang dan enggan mengonsumsi makanan lainnya. Inilah yang membuatnya jadi memiliki potensi kekurangan gizi. 

Di mana dalam satu hari, si Kecil harus memenuhi asupan gizi, ini jadi tergantikan karena kopi susu. 

Kafein juga bisa mengganggu penyerapan kalsium pada tubuh anak. Sehingga pertumbuhan tulang anak akan terganggu.

4. Menyebabkan dehidrasi

4. Menyebabkan dehidrasi
Freepik

Kafein pada kopi dan minuman lainnya memiliki sifat diuretik.

Sifat ini bisa menyebabkan tubuh menyebabkan banyak cairan melalui urin. 

Cairan yang dikeluarkan terlalu banyak membuat anak memiliki risiko mengalami dehidrasi. 

5. Menyebabkan gigi berlubang

5. Menyebabkan gigi berlubang
Freepik/Shangarey

Kopi susu dan minuman berkafein lain biasanya memiliki kandungan gula yang cukup tinggi.

Bahkan ada beberapa yang ditambahkan sirup dan pemanis buatan. 

Jika si Kecil mengonsumsinya secara banyak atau pun rutin, bisa timbul karies pada giginya.

Selain itu, hal ini juga bisa meningkatkan risiko gigi anak jadi berlubang. 

6. Meningkatkan risiko obesitas

6. Meningkatkan risiko obesitas
fatherspledge.com

Masih karena pemanis yang terkandung dalam minuman berkafein, anak bisa memiliki risiko obesitas.

Ini karena minuman berkafein biasanya dicampur sirup, gula, atau whippedcream yang mengandung banyak kalori. 

Saat tubuh menerima begitu banyak kalori, otomatis akan mengubahnya jadi lemak.

Terlalu banyak lemak membuat anak jadi lebih mudah terkena obesitas. 

7. Menimbulkan efek samping jika dihentikan

7. Menimbulkan efek samping jika dihentikan
Freepik/Freephoto

Mungkin ada baiknya Mama menimbang lagi sebelum memberikan minuman berkafein pada si Kecil.

Pasalnya, jika anak sudah terbiasa mengonsumsi kafein, akan menimbulkan efek samping saat harus berhenti. 

Tubuh yang telah terbiasa menerima kafein akan memiliki efek samping saat berhenti mengonsumsi kafein.

Efek sampingnya adalah sakit kepala, nyeri otot, depresi dan mudah tersinggung. 

Itulah 7 efek negatif jika memberikan minuman berkafein pada anak balita.

Pastikan hanya memberikan makanan dan minuman yang bergizi pada si Kecil karena mereka masih butuh banyak nutrisi untuk pertumbuhannya. 

Baca juga: 

The Latest