5 Efek Negatif Saat Orangtua Sering Bohong pada Anak
Si Kecil bisa salah persepsi, Ma
3 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap anak tidak mengerti konsep berbohong, kecuali diajarkan oleh orang lain. Orangtua mungkin secara tidak sadar suka melakukan kebohongan pada anak. Hati-hati efek negatifnya!
Kebohongan, baik itu white lie sekalipun, tetap tidak baik dilakukan pada orang lain, apalagi pada anak. Jika Mama sering bohong pada si Kecil, hati-hati bahaya yang mengintai.
Sebuah studi psikologi yang dilakukan oleh peneliti Anyang Technological University menunjukkan efek buruk berbohong pada anak,
Apa saja efek buruknya? Berikut Popmama.com rangkumkan untuk Mama.
1. Memberikan efek negatif sampai mereka dewasa
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Journal of Experimental Child Psychology, kebohongan yang sering dilakukan orangtua ke mereka akan membekas sampai lama, bahkan sampai mereka dewasa.
Dalam penelitian ini dilibatkan 379 orang dewasa yang dahulu pernah mengalami kebohongan orangtuanya.
Hasilnya, responden ini mengaku suka membohongi orangtuanya saat mereka beranjak dewasa.
Selain itu, para responden ini juga mengaku menghadapi tantangan sosial dan psikologis yang lebih besar. Seperti contoh, mereka suka melakukan agresi, melanggar aturan dan berperilaku impulsif.
Editors' Pick
2. Anak jadi tidak percaya lagi pada orangtuanya
Pada umur balita, otak anak sedang berkembang dengan luar biasa. Salah satu efeknya, si Kecil jadi senang bertanya dan seringnya tanpa henti.
Berbohong untuk membuat segalanya lebih mudah dan cepat selesai bukanlah solusi yang baik.
Di kala orangtua mengajarkan betapa pentingnya bersikap jujur, mereka malah melakukan kebohongan. Secara tak langsung, orangtua sedang mengenalkan konsep kebohongan pada anak
Sering berbohong membuat anak kehilangan kepercayaan pada orangtuanya. Secara perlahan, anak akan sulit percaya pada Mama atau Papa karena sering mendapati ucapan orangtuanya tidak bisa dipercaya.