Penyebab dan Cara Mengatasi Panas Dalam pada Anak
Kurang minum air putih sering jadi penyebabnya
28 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Panas dalam pada anak bisa mengganggu. Mereka jadi tidak mau makan, minum, bahkan bisa sakit. Sebelum jadi masalah, ada baiknya Mema mengenali tanda dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi panas dalam pada anak.
Pada dasarnya, panas dalam tidak ada dalam istilah medis. Keluhan seperti sariawan, tenggorokan sakit, demam, dan bibir pecah-pecah merupakan penyakit dengan penyebab berbeda.
Namun karena beberapa penyakit datang bersamaan dan seperti berhubungan, maka disimpulkan sebagai gejala panas dalam.
Bagaimanapun, gejala panas dalam sering dialami anak terutama yang terkena pengaruh makanan, atau sedang dalam musim pancaroba.
Disusun Popmama.com, inilah tanda, penyebab, dan cara mengatasi panas dalam pada anak.
1. Tanda anak mengalami panas dalam
Gejala awal yang sering dialami anak-anak saat mengalami panas dalam adalah sariawan. Ia sering mengeluhkan sakit di mulut dan sekitar bibir? Bisa jadi karena sariawan.
Selanjutnya adalah anak jadi lebih rewel dan makin malas memasukkan makanan atau minuman ke tubuhnya. Jika Mama perhatikan, si Kecil juga jadi bau mulut.
Panas dalam pada anak juga bisa ditandai dengan sembelit. Anak yang kesulitan buang air besar bisa disebabkan kurang serat dari sayur dan buah yang juga berfungsi menjaga kesehatan tubuh dan mengurangi kemungkinan panas dalam.
Editors' Pick
2. Penyebab panas dalam
Sebenarnya, penyebab dari penyakit yang datang saat panas dalam berbeda-beda. Seperti contoh sariawan.
Sariawan ini sebenarnya disebabkan oleh virus, jamur, atau bakteri karena anak kurang minum air putih. Begitu juga dengan dehidrasi yang berakhir pada bibir kering, selalu ingin minum, dan sejenisnya.
Dikarenakan kurangnya asupan air, buah dan sayur, reaksi yang terjadi adalah muncul penyakit seperti panas dalam. Selain itu, asupan makanan si Kecil yang tidak tepat juga bisa jadi penyebabnya.
Seperti contoh, si Kecil terlalu banyak mengonsumsi makanan yang diolah dengan suhu tinggi seperti gorengan, daging bakar dan sejenisnya. Selain itu, makanan berbumbu pekat dan bercita rasa tajam juga bisa jadi penyebab lainnya, seperti durian, gulai, dan lainnya.