Kenali Alasan di Balik Tidak Boleh Meninggalkan Anak Tanpa Berpamitan
Mulai sekarang berpamitan terlebih dulu sebelum pergi yuk, Ma!
8 Agustus 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap keluarga yang sudah memiliki anak terkadang memiliki keterbatasan karena harus tetap berkegiatan serta fokus mengurus anak. Demi bisa ke luar rumah, terkadang beberapa orangtua harus bersembunyi dari anak mereka agar dapat pergi beraktivitas.
Orangtua pergi tanpa pamit dan terkesan diam-diam menghilang biasanya dilakukan agar si Kecil tidak menangis.
Cara ini seolah dinilai sebagai langkah terbaik agar tidak memicu kerewelan anak di rumah.
Kebiasaan pergi dengan sembunyi-sembunyi tanpa berpamitan kepada si Kecil seringkali menjadi senjata paling ampuh.
Padahal kebiasaan seperti ini seharusnya tidak diperkenankan terus terjadi.
Jika Mama ingin tahu mengenai alasan dibalik tidak boleh meninggalkan anak secara diam-diam tanpa berpamitan, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
Yuk, simak informasinya dan usahakan tidak menyepelekan kebiasaan ini!
Editors' Pick
1. Kenapa orangtua harus jujur kepada anak ketika ingin pergi?
Mama harus pahami juga bahwa respons anak menangis sangatlah wajar, hal ini terjadi karena anak menganggap kalau orangtua selalu menjadi sumber keamanan dan kenyamanannya.
Berkata jujur ketika ingin pergi kepada anak sekaligus pamit sebelum meninggalkan rumah menjadi cara terbaik untuk dilakukan.
Bersembunyi dari anak setiap kali akan pergi justru akan memperburuk suasana dan mengganggu perkembangan karakternya di masa mendatang.
Mungkin Mama masih ragu untuk berpamitan dengan anak setiap kali ingin pergi, namun perlu diketahui bahwa cara ini dapat menumbuhkan rasa nyaman dan dirinya merasa tidak dibohongi oleh orangtua.
Ajaklah komunikasi dengan menjelaskan kepadanya bahwa Mama harus pergi ke luar dan akan pulang ke rumah lain.
Ulangi terus proses ini dan teruslah berpamitan setiap kali akan pergi, sehingga lama-kelamaan anak akan mengerti dan tidak akan menangis lagi.
Bentuk komunikasi ini juga akan membantu agar anak tidak merasa cemas dan takut kehilangan orangtuanya ketika pergi.
Setiap kali pamitan, momen cium tangan, berpelukan hingga melambaikan tangan kepada si Kecil juga perlu diterapkan dengan baik.
Hal ini membantu membuat perasaan anak lebih tenang selama ditinggalkan di rumah.
Terkesan sederhana memang, namun momen berpamitan menjadi sesuatu yang dibutuhkan oleh anak daripada ditinggal pergi secara diam-diam.
2. Separation anxiety menjadi salah satu faktor anak rewel ketika ditinggal pergi orangtuanya
Kebiasaan orangtua yang berusaha menginggalkan anaknya secara diam-diam tanpa berpamitan, sebenarnya dilakukan agar si Kecil tidak mengalami separation anxiety.
Dilansir dari Psychology Today, separation anxiety adalah gangguan ketika seorang anak terlalu cemas ketika terpisah dari orangtuanya. Kecemasan ini terjadi karena adanya kekhawatiran dan rasa takut yang berlebihan di dalam diri si Kecil.
Perlu Mama ketahui bahwa anak-anak cukup rentan untuk mengalami kecemasan bahkan sampai ke titik separation anxiety. Kecemasan karena perpisahan ini berbeda dianggap berbeda dengan rasa cemas yang terjadi pada anak-anak.
Seorang anak yang memiliki gangguan kecemasan ini seolah tidak dapat berpikir secara jernih ketika orangtuanya pergi, seolah-olah dirinya akan ditinggalkan selamanya.
Si Kecil memiliki rasa takut secara berlebihan dan menjadi semakin rewel.
Beberapa gejala dari separation anxiety yang dirasakan oleh anak, yakni:
- Memiliki rasa khawatir yang berlebihan dan seolah seringkali membayangkan kalau ada kejadian buruk yang akan menimpa orangtuanya.
- Menolak ketika diajak untuk tidur karena ingin ditemani oleh orangtuanya.
- Seringkali bermimpi buruk karena rasa ketakutannya masuk ke dalam sebuah mimpi.
- Mengompol akibat mengalami mimpi buruk.
- Mengalami tantrum lebih lama dari biasanya akibat takut merasa sendirian.