Orangtua Perlu Membangun Imajinasi Anak-Anak Melalui Permainan Kreatif
Permainan imajinasi yang dilakukan oleh anak-anak dapat membantu tumbuh kembangnya nih, Ma!
8 Maret 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seberapa sering anak-anak di rumah memainkan sebuah permainan imajinasi nih, Ma? Permainan imajinasi walau terlihat terlihat sederhana ternyata memiliki banyak manfaat. Proses bermain imajinasi menggunakan suatu mainan dapat mengembangkan berbagai keterampilan yang penting bagi perkembangan si Kecil.
"Bermain adalah pekerjaan penuh waktu bagi anak-anak dan membuat otak mereka dalam mendukung aspek tumbuh kembangnya," ucap Lina Paulina sebagai Vice President Early Learning Centre Indonesia.
Berdasarkan studi dari The United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF, 2018) yang berjudul 'Early Moments Matter' dikemukakan bahwa pada tahun-tahun pertama kehidupannya, neuron di otak manusia membentuk koneksi baru dengan kecepatan 'mengejutkan' 700-1.000 per detik. Dirinya mengatakan bahwa kecepatan tersebut tidak pernah terulang lagi. Koneksi ini adalah blok bangunan masa depan anak-anak dari proses tumbuh kembangnya. Anak-anak yang melakukan permainan imajinatif dengan memainkan peran tertentu dapat menghadapi tantangan dengan lebih baik di kemudian hari.
Kali ini Popmama.com akan berbagi informasi mengenai permainan imajinasi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Disimak ya, Ma!
Editors' Pick
1. Permainan imajinasi sangat berdampak besar untuk perkembangan anak
Perlu disadari bahwa ada berbagai manfaat dari permainan imajinasi yang dilakukan oleh anak-anak di antaranya meningkatkan aspek kognitif, kemampuan berbahasa serta kemampuan anak mengoptimalkan aspek sosial emosional pada dirinya walau masih kecil.
Permainan imajinasi tentu memiliki dampak besar pada pengembangan keterampilan sebagai kunci yang penting bagi keberhasilan anak-anak dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya. Saat bermain kreatif dengan temannya, si Kecil akan belajar untuk bekerja sama dan saling berkompromi.
- Kemampuan bahasa
Saat bermain, si Kecil juga dapat membuat skenario cerita sesuai keinginannya. Imajinasi yang dikeluarkan membuat dirinya memiliki banyak bahasa dan kosakata. Melalui bermain, kemampuan bahasa si Kecil pun semakin lama akan terasah apalagi mendapatkan kosakata baru.
- Kemampuan kognitif
Melalui permainan imajinasi anak-anak dapat belajar mengenai sebab dan akibat, si Kecil juga bisa belajar memikirkan segala bentuk solusi mengenai masalah yang sedang ditemuinya. Melalui sebuah permainan imajinasi, kemampuan kognitif dirinya akan berkembang. Mulai dari kontruksi proses berpikir seperti mengingat, pemecahan masalah hingga pengambilan keputusan secara tepat.
- Kemampuan motorik halus
Kemampuan motorik halus juga dapat distimulasi melalui permainan imajinasi. Ketika si Kecil berimajinasi dengan bermain pura-pura melepas baju boneka dan berusaha memakaikannya baju yang lain secara tidak langsung dapat melatih koordinasi mata dan tangan. Berbagai permainan lain juga dapat melatih gerak dan mengasah kemampuan motorik halusnya.
- Kemampuan motorik kasar
Saat bermain imajinasi seperti boneka, si Kecil perlu cukup bergerak untuk menyiapkan dan mengambil pernak-pernik pendukungnya. Mama juga bisa memancing imajinasi si Kecil agar dapat menghidupkan imajinasi cerita.
- Persona sosial
Berpura-pura menjadi dokter, koki atau peran lainnya dapat membuat si Kecil belajar menyelami sudut pandang orang lain. Apalagi setiap profesi dan peran memiliki karakter yang berbeda-beda. Anak mama pun dapat belajar mengenai aturan sosial, seperti ketika sedang makan maka harus duduk dengan posisi yang baik.
2. Tantangan dan cara orangtua menghadapi generasi alpha
Para orangtua yang memiliki anak-anak dengan kategori generasi alpha tentu memiliki tantangan tersendiri. Apalagi di jaman sekarang semua sudah serba instan, anak-anak pun lebih banyak berinteraksi menggunakan teknologi.
Bahkan anak-anak generasi alpha banyak yang terbiasa tidak menyelesaikan masalah mereka, seperti saat mainannya rusak maka di antara mereka lebih membeli mainan baru daripada berusaha untuk memperbaiki.
Namun, orangtua tidak perlu khawatir karena ada berbagai hal yang bisa dilakukan dalam menghadapi generasi alpha yaitu:
- Berusaha memahami kebutuhan anak.
- Perlu membina kualitas hubungan yang baik bersama anak-anaknya.
- Menyadari potensi yang ada, seperti orangtua harus menyadari bahwa ada berbagai potensi yang bisa terjadi pada anaknya. Potensi yang mungkin terjadi bisa positif dan negatif, misalnya pengaruh gadget dapat berpotensi ke arah negatif karena anak-anak menjadi malas bergerak dan bersosialisasi.
- Mengajarkan beragam kemampuan sosial melalui media bermain. Saat si Kecil jarang main ke luar rumah berarti kemampuan bersosialisasinya belum terasah dengan baik. Itu berarti Mama perlu sekali mengajarkan cara sosialisasi, meskipun hanya di dalam rumah. Melalui media bermain apalagi permainan imajinasi dapat dilakukan dalam mengasah kemampuan sosialisasinya.
Mama tetap semangat mendidik anak-anak dari generasi alpha nih!