Cara Terbaik Menghadapi Balita Menangis
Jangan sampai salah cara dalam menenangkan tangisan si Kecil!
17 Juli 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tangisan anak-anak memang terkadang membuat siapapun yang mendengarnya merasa kurang nyaman. Belum lagi saat tangisan itu diiringi dengan berbagai aksi yang membuat orangtua semakin pusing.
Rasa ingin marah terkadang dirasakan sebagian orangtua saat anaknya sulit diatur dan tidak mau berhenti menangis. Padahal perlu Mama sadari, saat meminta anak berhenti menangis justru akan berdampak pada psikologisnya apalagi dengan penggunaan nada yang tinggi.
Padahal ada cara yang lebih tepat dalam mengatasi tangisan si Kecil. Dilansir dari Popsugar, berikut beberapa rangkuman tips yang bisa Mama lakukan saat mengatasi tangisan tiada henti dari si Kecil.
Editors' Pick
1. Ingat balita menangis itu belum tentu sedih
Banyak balita menangis bukan karena ingin merefleksikan kesedihannya, namun bisa menjadi cara untuk memproses emosi apa saja yang sedang terjadi di dalam hatinya.
Si Kecil mungkin menangis karena sedang marah, frustasi, takut, bingung, cemas atau mungkin merasa bahagia. Permasalahanya yaitu anak mama ini masih belum memiliki kemampuan secara verbal dan kesadaran diri dalam menjelaskan perasaan mereka.
“Apa yang sedang kamu rasakan?” Mungkin pertanyaan ini bisa Mama tanyakan ke si Kecil agar dapat mengetahui perasaannya sekarang.
Baca juga: Kenali! Wonder Week, Ketika Bayi Lebih Sering Menangis dan Rewel
2. Berusaha mendukung perkembangan regulasi emosi anak
Banyak orangtua yang merasa terganggu saat anaknya sedang menangis. Belum lagi jika si Kecil menangis dengan suara keras, berteriak hingga melakukan tindakan lain yang cukup mengganggu.
Kejadian seperti ini tak jarang membuat banyak orangtua merasa terpacing secara emosi. Salah satu cara yang biasanya sering dilakukan untuk menghentikan suara tangisan si Kecil yaitu dengan mengeluarkan kata perintah dengan nada keras, seperti “Jangan menangis! Berhentilah!”
Perkataan yang keluar ini mungkin saja membuatnya berhenti menangis. Namun, dengan memintanya untuk berhenti menangis secara kasar, si Kecil akan beranggapan kalau orangtuanya sendiri tidak mengerti mengenai perasaan yang sedang dialami. Selain itu, dirinya pun akan menganggap kalau emosi yang sedang dirasakannya terkesan tidak valid dan kurang penting untuk diungkapkan.
Jika Mama seringkali melakukan hal serupa, tanpa disadari sudah menghalangi si Kecil untuk belajar cara positif dalam memproses emosi secara benar.
Orangtua seharusnya perlu mendukung perkembangan regulasi emosi yang ada pada diri anak-anaknya. Walau terkesan sederhana, hal ini bisa mengajarkan tentang sebuah reaksi seperti empati atau pengertian terhadap masalah yang sedang dihadapi orang lain.
Baca juga: Jihan Zahira Korban Gempa dan Tsunami Palu Berjanji Tak Akan Menangis