3 Komplikasi Berbahaya Akibat Batuk 100 Hari pada Anak
Usahakan ini tidak sampai terjadi pada si Kecil ya, Ma!
8 September 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Batuk menjadi salah satu penyakit yang dekat pada anak-anak, sehingga dianggap normal dan bisa mudah untuk disembuhkan. Namun, ada juga jenis batuk yang terjadi cukup lama seolah tak kunjung sembuh dan mengganggu aktivitas kesehatan.
Kondisi kesehatan ini seringkali dikenal dengan batuk 100 hari atau batuk rejan. Batuk 100 hari yang terjadi pada anak adalah jenis batuk yang bisa terus-menerus tidak kunjung sembuh hingga sekitar 3 bulan atau lebih.
Umumnya batuk 100 hari disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertussis yang dapat ditularkan melalui udara atau cairan saat dikeluarkan anak-anak ketika sedang batuk atau bersin.
Batuk 100 hari seringkali diawali dengan gejala yang mirip demam atau flu, seperti batuk ringan, hidung berlendir dan bersin. Gejala ini biasanya berlangsung hingga 2 minggu sebelum batuk yang lebih kronis muncul.
Jenis batuk ini tidak bisa dianggap remeh atau dibiarkan begitu saja. Batuk 100 hari dapat memicu komplikasi yang lebih serius pada kesehatan anak. Tak hanya napas si Kecil yang tersegal-segal, dehidrasi atau penurunan berat badan akibat muntah secara berlebihan saja.
Untuk Mama yang ingin mengetahui bahaya dari komplikasi kesehatan akibat batuk 100 hari, kali ini Popmama.com sudah merangkumnya.
Wajib Mama simak nih!
Editors' Pick
1. Pneumonia ditandai dengan gejala batuk tanpa henti
Pneumonia termasuk salah satu komplikasi yang bisa terjadi akibat batuk 100 hari pada anak mama. Pneumonia bisa juga dikenal dengan sebutan paru-paru basah yang terjadi akibat infeksi, sehingga memicu inflamasi kantong udara pada paru-paru.
Pneumonia umumnya ditandai dengan gejala dari batuk yang terjadi tanpa henti. Hal inilah yang memicu kantong-kantong udara kecil dalam paru-paru semakin membengkak dan dipenuhi cairan.
Selain itu, Mama sebagai orangtua juga perlu mengetahui gejala lain yang bisa terjadi pada anak-anak akibat pneumonia seperti:
- Demam
- Muntah
- Napas berbunyi
- Hidung tersumbat
- Mudah rewel dan menangis
- Tidak memiliki nafsu makan
- Merasa nyeri pada bagian dada
- Kesulitan saat diajak untuk beristirahat
2. Patah tulang rusuk akibat guncangan keras saat batuk
Komplikasi akibat batuk 100 hari pada anak yang tidak kunjung berhenti yaitu dapat memicu kemungkinan patah tulang rusuk. Perlu disadari kalau kondisi ini bisa terjadi karena saat batuk terlalu sering dan kurang terkontrol, maka seluruh tubuh si Kecil mengalami guncangan keras.
Batuk yang terlalu keras yang dialami anak-anak dapat memungkinkan terjadi patah tulang rusuk. Saat ini terjadi, maka akan menimbulkan rasa sakit ketika sedang menarik napas, menekan bagian dada atau ketika memutar tubuh.
Patah tulang rusuk akibat batuk 100 hari bisa terjadi pada si Kecil karena anak-anak belum memiliki struktur tulang yang sempurna dan kokoh apalagi saat batuk terlau keras. Kondisi buruk lainnya yang mengancam kesehatan saat batuk 100 hari memicu keretakan tulang dan osteoporosis di usia muda.
Jika sudah begini, tentu dapat membuat anak mama sulit untuk beraktivitas sehari-hari karena kondisi tulangnya yang rusak.
Ma, usahakan jangan sampai ini terjadi ya!
3. Kerusakan otak karena kurangnya pasokan oksigen
Perlu disadari bahwa batuk 100 hari pada anak dapat memicu kerusakan otak. Hal ini diakibatkan karena kurangnya pasokan oksigen menuju ke bagian otak.
Dilansir dari Reuters, Eugene D. Shapiro dari Yale School of Public Health di New Haven mengatakan batuk 100 hari memungkinkan kadar oksigen darah menjadi rendah akibat selalu terbatuk-batuk, sehingga dapat merusak kinerja otak.
Beberapa kasus batuk 100 hari yang dialami oleh anak-anak dapat berujung pada kejang-kejang. Kemungkinan lainnya, batuk parah ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan dalam pembuluh darah di otak dan perdarahan yang memicu kerusakan saraf.
Itulah beberapa komplikasi batuk 100 hari yang bisa terjadi pada anak jika gangguan kesehatan ini tidak segera mendapatkan penanganan terbaik.
Sebelum komplikasi di atas terjadi pada si Kecil, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter agar bisa kembali sehat. Tetap semangat dalam memerhatikan kesehatan keluarga termasuk anak-anak ya, Ma!
Baca juga: