Tak Hanya Perhatikan Nutrisi, Begini 3 Upaya Lain Cegah Anak Stunting
Permasalahan stunting tidak bisa disepelekan nih, Ma!
10 Februari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menurut data World Bank yang dilansir dari buku berjudul Aiming High, tercatat sebanyak 9 juta anak di Indonesia menderita stunting, bahkan angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara yang biasa diasosiasikan mengenai masalah stunting seperti Liberia, Sudan Selatan dan Comoros.
Stunting menjadi salah satu masalah kesehatan yang patut menjadi perhatian nasional. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mencatat bahwa 31 persen dari anak-anak Indonesia menderita stunting atau gagal tumbuh. Nusa Tenggara Timur (NTT) pun memiliki angka prevalensi stunting tertinggi sebesar 43 persen.
Terkait permasalahan stunting ini Indonesia membutuhkan penanggulangan yang terintegrasi mulai dari pemerintah, LSM, kader atau tenaga kesehatan dan masyarakat. Selain itu, stunting dapat dicegah melalui berbagai perilaku kesehatan.
Untuk Mama yang ingin mengetahui beberapa informasi baru mengenai stunting, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
Semoga ini bermanfaat ya, Ma!
Editors' Pick
1. Stunting menjadi masalah di Indonesia yang harus ditangani bersama
Stunting yang bersumber dari berbagai faktor selama 100 hari pertumbuhan anak, termasuk kebersihan yang kurang baik, nutrisi yang tak mencukupi hingga infeksi secara berulang.
Angka stunting di Indonesia tepatnya di beberapa wilayah sudah menurun hingga 20 persen termasuk DKI Jakarta.
"Stunting ini bukan sekadar masalah kesehatan dan gizi saja, walaupun utamanya memang kedua hal itu. Stunting juga berhubungan erat dengan masalah kebersihan dan sanitasi, pola asuh, literasi ibu terkait tumbuh kembang balita serta pola hidup sehari-hari. Karena itu, penanggulangan stunting harus dimulai dari tingkat rumah tangga," jelas dr. Siswanto, MHP, DTM, Kepala Badan Litbang Kesehatan dari Kementerian Kesehatan saat acara “12.000 Poster Tinggi Badan Sebagai Upaya Pencegahan Stunting di Indonesia” pada Senin (10/2/2020) di Jakarta.
Sebagai yang resah dengan dampak negatif dari stunting bagi perkembangan anak Indonesia, dr. Siswanto pun mengatakan bahwa ada beberapa cara dalam mengatasi permasalahan ini seperti:
- Melakukan kampanye nasional serta peningkatan komitmen.
- Peningkatan pelayanan kesehatan ibu hamil.
- Peningkatan mutu pelayanan kesehatan untuk para ibu hamil.
- Peningkatan asupan gizi ibu hamil dan anak-anak di 1000 hari perkembangannya.
2. Tak hanya nutrisi, apa saja yang harus diperhatikan dalam mencegah stunting?
Pemenuhan nutrisi untuk anak perlu sekali diperhatikan agar stunting dapat ditangani dengan baik. Istilah "Isi Piringku" dapat menjadi salah satu cara dalam memberikan anak-anak gizi seimbang.
Perlu Mama ketahui bahwa dalam satu porsi makan, setengah piring perlu diisi oleh sayur dan buah. Seperempat piring diisi dengan protein mulai dari ikan, ayam atau kacang-kacangan. Perlu ada batasan dalam mengonsumsi daging merah ataupun daging olahan.
Seperempat piring makan lagi dipenuhi dengan karbohidrat dari biji-bijian utuh, nasi merah, gandum utuh atau pasta. Lalu cukupi asupan air putih dengan membatasi susu serta produk turunannya. Setidaknya batasi konsumsi susu hingga 2 gelas per hari, jus sekitar satu gelas per hari dan hindari minuman dengan kandungan gula tinggi.
Tak hanya gizi dan makanan saja, namun stunting dicegah dengan mengetahui beberapa aspek terkait seperti:
- Mulai sadar akan kebersihan, termasuk membiasakan cuci tangan sebelum dan sesudah makan. Cuci tangan pun perlu diterapkan setiap kali selesai pergi ke kamar mandi agar tangan kembali steril.
- Perlu sekali membina kader posyandu secara lebih menyeluruh, sehingga mereka memiliki bekal tersendiri selama menjalankan pekerjaannya. Ketika kader posyandu memiliki bekal informasi yang cukup, maka secara mudah dapat kembali memberikan kepada masyarakat luas. Informasi yang valid inilah yang mampu mencegah serta menurunkan angka stunting.
- Kolaborasi dan kontribusi lingkungan sangat mendukung dalam mencegah terjadinya stunting. Ketika semua orang saling berkontribusi satu sama lain, maka stunting akan menjadi sebuah prioritas yang harus tertangani dengan baik.
Itulah beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pencegahan stunting. Dengan memerhatikan dengan baik segala aspek, setidaknya peluang anak-anak memiliki pertumbuhan dan perkembangan optimal akan semakin besar.
Perlu diingat bahwa upaya pencegahan stunting ini tidak bisa dikerjakan sendiri karena semua orang perlu bersinergi untuk memerangi stunting.
3. Ada inovasi baru dalam pencegahan stunting di Indonesia
Sebanyak 12.000 poster tinggi badan telah disebarkan di 22 pulau oleh 1000 Days Fund untuk upaya pencegahan stunting dalam ranah rumah tangga di Indonesia. Sebanyak 12.000 keluarga yang memiliki anak dengan usia di bahwa dua tahun telah memasang poster tinggi badan yang sarat akan informasi bermanfaat.
Pendekatan 1000 Days Fund ini terinspirasi dari penelitian yang didanai Gates Foundation di Zambia yang menemukan bahwa poster tinggi badan dapat menurunkan prevalensi stunting sebanyak 22 persen di antara anak-anak yang sudah terkena stunting.
Poster tinggi badan yang dibagikan tersebut mampu membantu orangtua dan pengasuh dalam memvisualisasikan pertumbuhan anak, status pertumbuhan anak dan target tinggi badan anak sesuai dengan usianya. Poster tinggi badan ini didesain "oleh ibu untuk ibu" melalui serangkaian sesi rural di Indonesia.
Poster ini sebagai pengingat dengan memuat cara-cara yang mudah diikuti oleh orangtua dan pengasuh tentang perilaku serta pola asuh secara optimal, bahkan sejak 1000 hari pertama kehidupan anak yang dimulai dari dalam kandungan.
Dengan inovasi baru seperti ini diharapkan anak-anak Indonesia terhindar dari stunting. Tetap semangat dalam memantau setiap perkembangan anak-anak ya, Ma!
Baca juga:
- Inilah 5 Faktor Penyebab Stunting pada Anak Balita
- Selain Malnutrisi, Kamar Mandi Kotor Juga Bisa Sebabkan Anak Stunting!
- 3 Cara Mudah Memenuhi Nutrisi agar Anak Bebas Stunting dan Anemia