5 Hal yang Belum Bisa Dilakukan Otak Balita yang Sedang Berkembang
Ada peran besar orangtua dalam membantu anak memahami semua hal
26 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sama seperti kemampuan anak untuk melakukan hal-hal kecil hingga sesuatu yang kompleks, otak anak juga memerlukan waktu untuk berkembang. Bukan sebuah rahasia lagi, bahwa 1000 hari pertama kehidupan anak adalah masa emas dimana otak menyerap berbagai stimulus yang diberikan.
Salah satu alasan kenapa anak suka tantrum atau mudah tersulut emosi hanya karena hal kecil adalah karena otaknya sedang dalam masa pertumbuhan.
Si Kecil tentu belum selihai orang dewasa dalam mengendalikan emosi, mengatur diri sendiri, atau menenangkan diri.
Orangtua punya peran yang besar untuk mengajarkan anak hal-hal tersebut, dengan penuh kesabaran dan terus diulang setiap hari.
Ada 5 hal yang belum bisa dilakukan otak balita yang sedang berkembang. Cari tahu jawabannya bersama Popmama.com yuk!
1. Mengatur dan mengendalikan emosi layaknya orang dewasa
Saat memasuki usia balita, anak masih dalam proses mengembangkan struktur dan jaringan otak yang membantu mengelola emosi. Itulah mengapa, mereka sering kesulitan mengatur emosi dibandingkan orang dewasa.
Menangis adalah cara mereka berekspresi. Saat mereka menangis, biarkan dan jangan minta mereka untuk menahan emosinya. Lebih baik membiarkan mereka menangis dan mereka berhasil mengekspresikan emosi yang dirasa, dibandingkan meredam emosinya sebelum diekspresikan.
Selain itu, mengendalikan emosi adalah sebuah keterampilan yang membutuhkan latihan dan waktu. Hal ini harus diajarkan secara bertahap, dan harus memiliki jam terbang yang memadai. Orangtua wajib memberikan contoh respon emosi yang tepat sebagai salah satu contoh bentuk pengendalian emosi.
Editors' Pick
2. Mengerti konsep waktu
Waktu memiliki konsep yang abstrak, yang mana tidak bisa disentuh dan dilihat. Otak balita masih belajar tentang bagaimana cara memproses sesuatu yang abstrak ini. Kebanyakan, balita akan mengenal definisi waktu dari kebiasaan mereka sehari-hari.
Anak mungkin akan memiliki pemahaman tentang durasi waktu, namun belum memiliki kemampuan untuk memahami konsep waktu dengan cara yang lebih kompleks, atau lebih fleksibel.
Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya koneksi saraf anak dan kemampuan kognitif yang berkembang, anak akan menjadi lebih baik dalam mengatur dan memahami waktu.