Pernahkah si Kecil mendadak berubah sikap menjadi clingy kepada Mama? Jika hal ini terjadi saat ada orang baru di sekitarnya, bisa jadi si Kecil sedang mengalami Stranger Anxiety.
Sebuah istilah yang cukup asing di telinga ya, Ma. Namun, saat anak alami kecemasan ke orang asing, Mama harus tetap tenang. Karena Stranger Anxiety merupakan hal yang wajar terjadi pada bayi dan balita. Meski tidak semua anak menunjukkan ketakutan tersebut, namun fase ini pasti dialami oleh bayi dan balita.
Penasaran kan, apa sebenarnya Stranger Anxiety itu? Bersama Popmama.com, yuk kita mengenal istilah ini!
Apa Itu Stranger Anxiety?
Freepik/cookie_studio
Istilah Stranger Anxiety bisa diartikan sebagai sebuah fase yang membuat si Kecil lebih mudah cemas saat berada di dekat orang baru. Ini merupakan perkembangan yang dialami oleh bayi dan balita, meskipun mungkin akan terlihat berbeda di setiap anak.
American Psychological Association (APA) menjelaskan bahwa mengalami ketakutan saat berada di dekat orang baru merupakan bagian dari proses perkembangan kognitif. Hal baiknya adalah, saat anak mengalami fase stranger anxiety maka ini menunjukkan momen si Kecil mulai bisa mengenali orang yang ada di sekitarnya.
Mama dan Papa bisa semakin mengenali bagaimana preferensi emosi anak, dengan siapapun yang berada di dekatnya.
Editors' Pick
Di Usia Berapa Anak Mulai Mengalami Stranger Anxiety?
Freepik
Seorang psikolog klinis memberikan penjelasan tentang usia awal anak mulai mengalami stranger anxiety, yaitu:
“Kecemasan terhadap orang asing relatif umum terjadi pada anak-anak, biasanya berkembang sekitar 6-8 bulan ketika seorang anak mulai menyadari bahwa orangtuanya tidak selalu hadir 24/7,”
Jennifer Worley, LMFT, direktur klinis di First Light Recovery turut menyebutkan bahwa fase kecemasan terhadap orang asing akan mencapai peak momen saat anak berusia 12 hingga 15 bulan, dan secara bertahap akan semakin hilang.
Stranger Anxiety Rupanya Sebuah Bentuk Perlindungan
Freepik/jcomp
Bagi Mama dan Papa yang saat ini sedang merasa si Kecil berada dalam fase mudah cemas saat berada di dekat orang baru, tak perlu ikut merasa cemas karena ini merupakan sebuah tanda yang baik.
“Akar dari kecemasan terhadap orang asing adalah perkembangan kognitif anak dan meningkatnya kemampuan mereka untuk membedakan wajah-wajah yang dikenalnya dari wajah-wajah yang tidak dikenalnya,” jelas Worley.
Saat si Kecil mulai bisa mengenali sosok orang, mereka cenderung bereaksi dengan rasa takut atau hati-hati. Ini juga bisa disebut sebagai bentuk adaptasi anak dengan lingkungan sekitar.
Bantu Anak Atasi Stranger Anxiety yang Dihadapi
Freepik/senivpetro
Sadar bahwa ini adalah hal yang wajar, bukan berarti orangtua diam dan tidak membantu anak melewati fase ini. Masalah yang sering muncul adalah, stranger anxiety seringkali muncul dalam wujud yang berbeda pada masing-masing anak.
Meskipun hampir semua anak mengalaminya, beberapa anak mengalami serangan yang lebih intens dibandingkan anak lainnya.
Hal paling mudah yang bisa dilakukan untuk mendukung anak melewati masa sulit ini adalah dengan tidak memaksanya untuk berinteraksi dengan orang baru. Adaptasi menjadi kata kunci yang perlu dipahami, bahwa sekecil apapun anak, tetap membutuhkan proses adaptasi saat bertemu orang baru.
Kapan Anak Membutuhkan Bantuan Profesional?
Pexels/LosMuertosCrew
Bagi kebanyakan anak, stranger anxiety adalah hal yang wajar dan merupakan fase yang akan segera berakhir tanpa menimbulkan efek jangka panjang. Sayangnya, bagi sebagian anak, ada efek jangka panjang yang harus dirasakan.
Dalam beberapa kasus, kecemasan terhadap orang asing yang tampaknya berlangsung lebih lama dari biasanya atau ekstrem mungkin mengindikasikan bahwa anak Anda menderita gangguan kecemasan.
Lalu, kapan orangtua harus mulai khawatir dan segera mencari bantuan profesional untuk mengatasi efek jangka panjang dari stranger anxiety?
“Jika kecemasan anak Anda terhadap orang asing tampak berlebihan, berlangsung melebihi usia balita, atau mengganggu fungsi sehari-hari dan interaksi sosial, mungkin inilah saatnya untuk mencari bimbingan profesional,” ucap Worley.
Sebagai orangtua, wajar jika merasa bingung harus seperti apa dalam membersamai setiap fase yang anak lalui. Selalu terbuka pada informasi, dan tak segan meminta pertolongan keluarga atau profesional bisa menjadi penolong. Semoga bermanfaat!