Menggosok gigi dua kali sehari menjadi rutinitas yang sudah dibiasakan sejak kecil, sebagai upaya menjaga kebersihan mulut dan mencegah gigi berlubang. Rutinitas ini pun telah dibiasakan sejak anak tumbuh gigi, dan dilengkapi agenda rutin berkunjung ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
Tapi, kenapa ya anak masih bisa mengalami gigi berlubang meski rajin menggosok gigi sesuai anjuran?
Wah, Mama dan Papa bisa stres dan jadi overthinking, nih! Kira-kira, apa yang salah sampai anak rajin sikat gigi, tapi giginya masih berlubang.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika si Kecil mengalami hal ini, Ma. Karena, bisa jadi ada satu hal yang lolos dari perhatian Mama dan Papa. Tenang, Popmama.comtelah siapkan beberapa alasan mengapa gigi si Kecil berlubang meski rajin gosok gigi. Baca yuk, Ma!
1. Adanya unsur genetik pada anak
motherandbaby.co.uk
Anak menggosok gigi dengan sikat gigi lucu.
Banyak yang bertanya-tanya, apakah gigi berlubang juga sebuah penyakit keturunan? Jawabannya, iya. Mengutip dari laman thesuperdentist, yang harus digarisbawahi adalah risiko kerentanan gigi dapat diturunkan. Genetika menyumbang hingga 65% kerusakan gigi atau kecenderungan gigi lainnya.
Ada baiknya, orangtua juga rutin ke dokter gigi untuk memeriksakan kondisinya. Sehingga, jika ada hal yang mampu memunculkan kecenderungan sakit gigi, bisa segera diketahui dan menjadi langkah preventif untuk menjaga kesehatan gigi si Kecil.
2. Tidak berhenti makan dan minum setelah sikat gigi di malam hari
Freepik/mdjaff
Coba diingat lagi, apakah Mama memberikan susu formula, serta minuman manis setelah anak selesai gosok gigi di malam hari? Jika iya, maka saatnya mengubah kebiasaan ini ya, Ma.
ASI dan susu formula juga memiliki kandungan gula di dalamnya. Mengutip dari laman innovativepediatricdentisty, memberikan susu setelah anak sikat gigi akan membuat gula menempel di gigi selama sepuluh atau 12 jam. Dengan kata lain, sikat gigi sebelum tidur akan percuma jika masih meminum sesuatu yang manis setelahnya.
Yuk, mulai sekarang coba untuk tidak memberikan apapun selain air putih setelah anak sikat gigi di malam hari.
Editors' Pick
3. Konsumsi gula dan karbohidrat secara berlebih
Freepik
Kita sepakat, jika konsumsi gula berlebih dapat memicu munculnya bakteri dan masuk ke celah gigi, sehingga mengakibatkannya berlubang. Namun, belum banyak yang tahu jika konsumsi karbohidrat secara berlebih juga bisa memicu kerusakan gigi.
Saat anak-anak mengonsumsi sesuatu yang mengandung gula atau pati, bakteri di mulut memakan karbohidrat dan melepaskan asam yang mampu mengikis enamel.
Melansir dari laman innovativepediatricdentisty, semakin lama karbohidrat menempel di gigi, semakin lama pula air liur mengembalikan mineral yang telah hilang dari gigi, sehingga menyebabkan kerusakan gigi dan pada akhirnya, gigi berlubang.
4. Ada makanan yang menyangkut di gigi
firstthingsfirst.org
Mama menggosok gigi anak.
Permen, biskuit, roti, dan buah kering rentan tersangkut di gigi karena sulit dibersihkan. Beda halnya dengan yogurt ataupun es krim, meskipun sama-sama mengandung gula. Itulah mengapa, penting bagi orangtua mengajarkan cara menyikat gigi yang benar kepada si Kecil.
Dijelaskan pada laman raisingchildren, ajarkan anak menggosok gigi dengan gerakan melingkar kecil. Sikat seluruh sisi setiap gigi dan gusi, lalu bagian belakang dan depan pada semua permukaan kunyah. Sikat selama 2 menit. Jangan lupa untuk selalu memeriksa bagian gusi dan langit-langit untuk menghindari makanan yang tersangkut.
5. Hindari menggunakan alat makan yang sama dengan anak
familydoctor.org
Thesuperdentist.com menyebutkan bahwa Mama memiliki kemungkinan untuk menurunkan resiko gigi berlubang lebih besar kepada anak. Itulah mengapa, saat hamil Mama juga harus rutin memeriksakan kondisi gigi, dan memastikan gigi tetap bersih dan sehat.
Berbagi minuman yang sama, atau menggunakan alat makan yang sama dengan anak juga mampu menyebabkan gigi berlubang melalui perpindahan air liur. Wah, sebuah informasi yang sangat bermanfaat!
6. Pilih pasta gigi yang mengandung fluoride
Pexels/Miriam Alons
Kandungan fluoride dalam pasta gigi dianggap mampu mencegah kerusakan gigi berlubang. Namun, penggunaan fluoride secara berlebih juga kurang baik lho, Ma.
Parents.com menyebutkan bahwa, anak-anak di bawah usia 2 atau 3 tahun tidak boleh menggunakan pasta gigi yg mengandung fluoride, karena, alih-alih diludahkan, besar kemungkinan anak akan menelannya.
Gunakan pasta gigi fluoride yang aman untuk si Kecil. Mama juga bisa berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mendapatkan arahan yang dibutuhkan.
7. Bentuk gigi yang berbeda
Smilepointdental.com
Setiap orang mempunyai bentuk gigi yang sama. Namun, ukuran dan bentuk gigi setiap orang berbeda-beda. Kondisi inilah yang mampu memicu gigi berlubang pada anak.
Adanya sela-sela gigi yang lebih besar akibat ukuran dan bentuk gigi yang berbeda akan memudahkan plak menumpuk. Segera kunjungi dokter gigi untuk mendapat tindakan yang dibutuhkan, dan mencegah gigi berlubang.
Pemenuhan vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh juga harus menjadi perhatian ya, Ma. Jangan lupa, biasakan untuk kontrol ke dokter gigi secara rutin.