Echolalia dan Perkembangan Bicara pada Anak

Tahap demi tahap hingga anak bisa berkomunikasi dengan sempurna

8 April 2025

Echolalia Perkembangan Bicara Anak
Freepik/jcomp

Melihat progress anak saat sedang tumbuh dan berkembang menjadi momen yang sangat berharga. Salah satu momen yang paling ditunggu adalah saat anak mulai bicara, dan bertambah kosakatanya. Namun, tahukah Mama dan Papa tahapan bicara yang sesuai dengan usia si Kecil?

Setiap tahapan ini akan menunjukkan apakah milestonenya sesuai, atau ada yang salah dengan perkembangan si Kecil. Dalam progres bicara ini, ada satu kondisi yang disebut Echolalia dan menjadi sinyal ada yang tidak beres dalam tumbuh kembang si Kecil. Sayangnya, orangtua sering tidak peka dengan kondisi ini.

Bersama Popmama.com mari bersama kita mengenal Echolalia dan perkembangan bicara pada anak. Ada di tahap manakah si Kecil sekarang?

Editors' Pick

Apa Arti Echolalia?

Apa Arti Echolalia
Freepik/katemangostar

Echolalia, yaitu kondisi pengulangan atau peniruan kata, frasa, atau kalimat yang didengar, namun seringkali tanpa mengerti apa artinya. Echolalia mungkin masih terdengar asing di telinga, namun jika dilihat dalam kehidupan sehari-hari, kondisi ini banyak dialami oleh anak-anak.

Prof. Dr. dr. Hardiono Pusponegoro, SpA(K) memberikan contoh nyata, yaitu saat anak mampu menghafal lirik lagu dari awal hingga akhir, namun saat diminta untuk berkomunikasi anak cenderung tidak mampu mengucapkan apapun dan justru melantur.

Hal ini memang dilalui sebagai sebuah tahap perkembangan bicara anak, namun juga bisa terjadi pada anak dengan kondisi tertentu, seperti autisme, keterlambatan perkembangan, dan gangguan neurologis.

Tahapan Perkembangan Bicara pada Anak

Tahapan Perkembangan Bicara Anak
Freepik

Umumnya, ada beberapa tahapan perkembangan bicara pada anak yang akan dilalui sebelum ia menjadi lancar dalam berbicara, yaitu:

  1. Cooing
    Masih ingat, saat si Kecil pertama kali mengeluarkan suara pertamanya? Tahap ini dikenal dengan tahap cooing, dan biasanya dialami oleh anak saat usianya memasuki 2-4 bulan. Biasanya, si Kecil akan membuat suara seperti “ooo” atau “ahh” yang merupakan upaya awal mereka menghasilkan vokalisasi. Karena masih di tahap awal, fase ini bukan bertujuan untuk berkomunikasi, melainkan landasan bagi perkembangan bahasa si Kecil di masa depan.
  2. Babbling
    Babbling atau mengoceh ini ditandai dengan si Kecil yang mulai bisa menggabungkan huruf konsonan dan vokal dalam kata-kata yang diucapkan. Kata-kata yang mudah diucapkan biasanya seperti “ba-ba”, “da-da”, bahkan “ma-ma”.
    Dalam fase ini, anak juga mulai bisa merespon suara yang diberikan oleh lawan bicaranya, dan bisa dianggap sebagai awal mula komunikasi sosial. Anak akan mulai menyerap banyak suara, dan mulai bereksperimen dengan apa yang didengar. Memasuki usia 6 bulan, kemampuannya dalam mengulang kata semakin bertambah. Awalnya hanya “ma-ma”, namun selanjutnya akan berkembang menjadi “ma-ma-ma”.
  3. True Speech
    Fase ini, akan menjadi fase yang sangat memorable untuk orangtua. Fase true speech akan dialami anak ketika menginjak usia 12-15 bulan, dimana anak akan mulai mengucapkan kata pertama yang memiliki arti. Percakapan dengan si Kecil menjadi lebih menyenangkan, ini karena anak mulai bisa menangkap apa maksud orangtua saat berbicara dengan mereka. Anak bahkan mulai mengerti saat orangtua meminta tolong sesuatu kepada mereka, seperti meletakkan barang di tempat tertentu.
  4. Bicara dalam kalimat panjang
    Memasuki usia 15 bulan - 3 tahun, anak akan terus bicara tanpa henti. Berbagai kata yang mulai tersusun dengan rajin ia ucapkan. Meski kadang belum terlalu jelas diucapkan, namun setidaknya lawan bicara sudah paham apa yang dimaksud oleh anak.
    Masuk usia 3 tahun, anak sudah bisa menggunakan kata ganti seperti “aku”, “kamu”, dan sebagainya. Kemampuan otaknya pun terus berkembang, dan si Kecil mulai bisa mengenali jenis dan nama benda yang ada di sekitarnya.
  5. Kalimat yang diucapkan sudah sempurna
    Memasuki usia 3-5 tahun, anak akan semakin mahir dalam berbicara. Biasanya, di fase ini anak akan semakin kritis dan mempertanyakan banyak hal kepada Mama dan Papa, karena ia baru belajar bicara, dan mempertanyakan apa saja yang ia dengar. Mungkin, akan terasa melelahkan karena si Kecil jadi begitu ceriwis, namun inilah masa-masa ini tidak akan terulang lagi. Jadi, nikmati saja rasa ingin tahunya itu ya Ma.

Faktor Penyebab Anak Terlambat Bicara

Faktor Penyebab Anak Terlambat Bicara
Freepik/jcomp

Dikutip dari healthline.com, keterlambatan bahasa dapat bersifat reseptif, ekspresif, atau kombinasi keduanya. Keterlambatan bicara reseptif terjadi saat anak kesulitan memahami bahasa, sedangkan keterlambatan bicara ekspresif adalah kondisi saat anak kesulitan berkomunikasi secara verbal. Penyebabnya pun cukup beragam, seperti:

  1. Anak mengalami gangguan pendengaran
    Biasanya, anak dengan gangguan pendengaran juga akan mengalami gangguan bahasa, karena mereka tidak mendengar bahasa dan orang berkomunikasi. Maka, akan sulit bagi mereka untuk belajar komunikasi
  2. Autisme
    Penting untuk diingat, bahwa tidak semua anak autisme mengalami terlambat bicara. Namun, autisme seringkali akan memengaruhi komunikasi
  3. Cacat intelektual
    Sebagai contoh, dalam beberapa kasus disleksia dan ketidakmampuan belajar dapat menyebabkan keterlambatan bicara pada anak

Menjadi orangtua yang peka juga diperlukan untuk terus memantau tumbuh kembang anak. Jika usia anak telah mencapai tahap tertentu, namun ia tak juga menunjukkan adanya perkembangan, segera bawa anak berkunjung ke ahli untuk mendapat bantuan. Tak perlu malu, tak perlu ragu. Anak berhak mendapat dukungan terbaik, selama tumbuh kembangnya.

Baca juga:

The Latest