Bagi orangtua, melihat anak tumbuh besar dengan sehat adalah sebuah kebahagiaan tersendiri.
Berbagai macam cara ditempuh, salah satunya dengan melakukan imunisasi rutin sesuai jadwal sejak kelahiran si Kecil, karena sadar bahwa bayi begitu rentan dengan penyakit.
Sayangnya, kesadaran orangtua untuk memberikan imunisasi yang menjadi hak anak masih belum merata. Anggapan bahwa imunisasi memberikan efek samping terhadap kesehatan anak pun masih muncul.
Stigma bahwa peran Mama lebih besar dalam menjamin kesehatan dan gizi anak pun masih melekat di beberapa wilayah. Sehingga, Papa kurang banyak berperan dalam hal ini.
Kali ini, Popmama.comakan mengupas lebih dalam tentang peran besar Ayah dalam imunisasi dan kasus polio yang terjadi di Aceh. Seperti apa? Simak hingga akhir, ya!
Imunisasi Anak, Tanggung Jawab Orangtua
Freepik/freepik
Imunisasi bukan hanya sekadar membuat anak untuk sehat, lebih dari itu, adalah untuk memberikan perlindungan anak dari penyakit berbahaya yang mengincar mereka.
Lebih luas, imunisasi adalah bentuk nyata melindungi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Jika suatu komunitas telah kebal dan memiliki antibodi yang kuat terhadap suatu virus atau infeksi, maka penyakit tersebut akan sulit menyebar dan menular kepada orang yang belum mendapatkan imunisasi.
Melansir dari unicef.org, disebutkan bahwa di beberapa tempat, salah satu penyebab rendahnya serapan vaksinasi adalah karena para Ayah menolak memberikan vaksinasi kepada anaknya karena berbagai alasan.
Hal yang jarang disadari adalah, anak begitu rentan dengan penyakit berbahaya seperti polio, yang mampu menyebabkan kelumpuhan.
Aceh Memiliki Cakupan Imunisasi Rutin Terendah di Indonesia
Pexels/Karolina Grabowska
Sebuah data yang dikeluarkan oleh WHO Indonesia dan diunggah melalui akun Instagram mereka menyebutkan bahwa Aceh merupakan wilayah di Indonesia yang memiliki cakupan imunisasi rutin terendah di 2022, yaitu hanya mencapai 45,7%.
Alasannya cukup beragam, seperti kurangnya tenaga ahli, dan informasi yang salah kaprah terkait imunisasi itu sendiri. Namun, yang utama adalah karena tidak adanya izin dari sang Ayah untuk melakukan imunisasi.
Hal ini tentu menimbulkan keprihatinan, dan menjadi tugas besar bagi banyak pihak untuk memberikan edukasi lebih terhadap semua pihak akan pentingnya imunisasi, dan menghapus stigma buruk yang timbul di masyarakat.
Editors' Pick
Kisah Seorang Ayah yang Anaknya Terkena Polio
clevelandclinic.org
Sanusi Arifin adalah satu dari sekian banyak Ayah yang tidak memberikan izin bagi anaknya untuk diimunisasi. Larangan yang diberikan didasarkan kekhawatiran akan efek samping yang akan diterima oleh sang anak.
Namun, pandangannya berubah setelah sikap abainya ini membuat anaknya terkena polio. Anak ketiganya harus menjalani rawat inap di rumah sakit, dan mengalami kelumpuhan di kaki.
Melansir dari who.int, tim WHO Indonesia pun segera bergerak cepat menangani kasus ini dengan memberikan penyuluhan terhadap pentingnya fisioterapi untuk anak yang mengalami kelumpuhan.
Lokasi Tinggal yang Tidak Sehat
Freepik/rawpixel.com
Faktor ekonomi yang tidak memadai menyebabkan Sanusi dan keluarga tinggal di lokasi yang tidak strategis. Mereka harus tinggal di dekat sungai yang rawan akan polusi.
Selama musim hujan, kebersihan di sekitar rumah mereka pun memperburuk keadaan dan sangat memungkinkan anak rentan terkena penyakit atau virus yang berbahaya.
Ditambah, minimnya informasi yang didapatkan tentang imunisasi tentu memengaruhi pengambilan keputusan untuk memberikan imunisasi kepada anaknya.
Peran Ayah dalam Mendukung Imunisasi
Freepik/freepik
Kini, Sanusi merasa jera setelah melihat anak ketiganya mengalami kelumpuhan akibat polio. Belajar dari pengalaman ini, Sanusi akan menyadari peran penting Ayah dalam memberikan imunisasi terhadap anak.
“Ayah memiliki kewajiban penting untuk memastikan anak-anak mereka mendapatkan gizi yang cukup, tumbuh sehat dengan imunisasi lengkap, diberikan perlindungan dan pendidikan,” ungkap Sanusi.
Bentuk Dukungan Ayah untuk Imunisasi Si Kecil
Freepik/Drazen Zigic
Bagi para Ayah yang ingin terlibat aktif dalam memberikan dukungan imunisasi terhadap anak, ada banyak cara yang bisa dilakukan. Seperti:
Mendapatkan informasi secara utuh Tidak ada kata terlambat untuk mencari informasi dan mempelajari secara utuh tentang imunisasi anak. Akses informasi kini bisa diakses dengan mudah, serta Papa bisa berkonsultasi dengan DSA, bahkan sejak kehamilan atau jauh sebelum merencanakan kehamilan.
Aktif mencari tahu jadwal imunisasi Jadwal imunisasi anak bisa didapat dengan mudah, bahkan hanya dengan sekali klik. Tidak perlu panik jika Papa telah tertinggal. Segera hubungi posyandu, puskesmas, atau DSA terdekat untuk menjadwalkan imunisasi yang tertinggal.
Tunjukkan dukungan secara langsung Pengalaman pertama menjadi orangtua memang tidak mudah. Namun, tidak perlu ragu untuk memberikan dukungan dan tetap sadar dengan tanggung jawab sebagai Ayah. Little things matter!
Ikut hadir dalam proses imunisasi Momen imunisasi bisa membuat stres anak dan juga pasangan, lho. Kehadiran Papa dalam proses imunisasi tentu menjadi dukungan nyata yang dibutuhkan. Meski kehadiran kedua orangtua tidak selalu memungkinkan, namun tidak ada salahnya mencoba semaksimal mungkin. Keuntungannya, Papa juga akan mendapatkan informasi langsung terkait kesehatan si Kecil.
Join komunitas Aksi nyata lain yang bisa dilakukan untuk mendukung imunisasi kepada si Kecil adalah dengan memberikan informasi yang tepat tentang imunisasi. Jangan ragu untuk bergabung ke dalam komunitas, dan aktif menyuarakan dukungan serta saling bertukar informasi tentang imunisasi.
Kesehatan keluarga bukan hanya tanggung jawab satu pihak saja. Kini saatnya menjadi orangtua yang bertanggung jawab penuh dan memiliki kesadaran serta berperan aktif demi masa depan anak. Segera cek jadwal imunisasi lengkap si Kecil, dan penuhi haknya sekarang.