Overparenting Ternyata Bisa Bikin Anak Trauma!
Trauma pun bisa muncul dari hal-hal yang dianggap positif
13 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika selama ini orangtua beranggapan trauma pada anak hanya bisa muncul karena hal-hal yang bersifat negatif, maka Mama dan Papa keliru. dr. Dono Baswardono, seorang psikolog yang telah bersertifikasi menyebutkan bahwa trauma yang dialami anak juga bisa datang dari hal-hal yang terlihat positif.
Perilaku ini bisa dibilang banyak dijumpai di kegiatan sehari-hari. Memang, membersamai anak tumbuh dewasa sangat melatih kesabaran, namun untuk memberikan yang terbaik untuk anak, orangtua juga harus ikut belajar banyak hal. Salah satunya, belajar kesabaran.
Overparenting ternyata bisa bikin anak trauma, lho. Seperti apa overparenting yang dimaksud? Yuk, cari tahu bersama Popmama.com!
Editors' Pick
1. Apa itu overparenting?
Overparenting juga biasa disebut “helicopter parenting” yang diartikan sebagai perilaku orangtua yang seringkali terlalu sering terlibat dalam kehidupan anak. Biasanya, helicopter parenting ini tidak sengaja dilakukan oleh orangtua karena rasa sayang yang begitu besar, sehingga ingin selalu memberikan yang terbaik untuknya.
Meski tujuannya baik, namun ada baiknya orangtua juga menimbang apa saja efek yang muncul akibat helicopter parenting yang diterapkan. Efek negatif ini juga bisa terus terbawa hingga anak dewasa, dan berdampak buruk untuk masa depannya.
2. Contoh overparenting yang tanpa sadar sering diterapkan oleh orangtua
Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa contoh overparenting yang seringkali tanpa sadar diterapkan oleh orangtua kepada anaknya, yaitu:
- Orangtua terlalu mudah intervensi kegiatan anak
Sering merasa tidak sabar karena anak terlalu lama melakukan satu hal hingga Mama ambil alih semuanya? Ini salah satu contoh bentuk intervensi terhadap kegiatan anak yang harus dikurangi ya, Ma. Terlalu banyak mengintervensi anak bisa membuat anak tidak percaya diri dan merasa ada yang salah dengan dirinya. Alih-alih mengintervensi mereka, terus latih anak agar semakin lihai melakukan apapun yang baru ia bisa, dan jangan lupa untuk terus menyemangati mereka - Terus melakukan pemantauan
Tidak memberikan rasa percaya terhadap anak bisa berujung buruk. Selain bisa menumbuhkan perasaan takut gagal, ini juga bisa mencegah anak-anak mengalami naik turunnya kehidupan secara alami - Melindungi anak untuk gagal
Ma, gagal dalam hidup adalah hal yang wajar. Jika anak tidak diajarkan tentang kegagalan sejak kecil, akan membuatnya tidak memiliki empati dan sulit untuk menjadi dewasa. Saat yang ia tahu hanya keberhasilan, akan sangat sulit membuatnya kembali bangkit saat semua tidak berjalan sesuai keinginannya