Yuk, Tuntun Anak Menuju Sukses dengan 6 Langkah Ini, Ma!
Mama bisa menerapkan hal ini sejak dini agar anak bisa sukses di masa depan
13 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kata sukses memang multi tafsir di benak para orangtua. Tentunya sukses itu sendiri merujuk kepada sebuah keberhasilan, namun tingkat keberhasilan inilah yang multi tafsir alias beragam tergantung bagaimana tiap individu mengartikannya.
Yang patut kita ketahui bahwa sukses bukanlah hal instan, didalamnya ada proses-proses yang mana hal ini menjadi kunci menuju keberhasilan kelak.
Salah satu kenyataan terberat yang Mama hadapi sebagai orangtua dalam membesarkan anak adalah memahami bahwa kesuksesan anak seperti dua sisi uang logam.
Pada akhirnya Mama sebagai orangtua melihat kesuksesan anak seperti berada di dalam kendali dan bisa juga tidak alias di luar kendali Mama.
Tidak ada panduan pasti dalam memastikan si kecil dapat dibesarkan menjadi anak-anak yang sukses.
Meski begitu pengaruh Mama sebagai orangtua terhadap mereka dapat memiliki efek yang lebih konkret daripada yang dipikirkan sebelumnya. Paling tidak ada cara mengatur langkah bagi Mama menuju pada kesuksesan anak baik di dalam maupun di luar sekolah.
Berikut Popmama.com.com telah merangkum enam cara untuk membantu si kecil menemukan jalan menuju sukses baik di dalam maupun di luar sekolah, menurut para ahli. Simak yuk, Ma!
1. Lakukan percakapan sejak bayi
Sebagaimana diketahui kemampuan komunikasi yang kuat membuka banyak peluang baik di seluruh kehidupan sang anak hingga mampu mendorong mereka sebagai siswa yang menonjol di bidang pilihan mereka sendiri.
Ternyata menumbuhkan kemampuan ini tidak perlu menunggu sampai anak mama mengucapkan kata-kata pertamanya lho, Ma.
Dilansir dari Parents.com, para peneliti di University of Lowa telah menemukan bahwa bayi dapat terlibat dalam panggilan dan respons percakapan sehari-hari.
"Ini seperti sebuah tarian, ada hal yang tampaknya dipelajari anak-anak sekitar usia 6 hingga 8 bulan. Tarian menjadi langkah sederhana yang kamu lakukan secara bergiliran," kata Peter M. Vishton, Ph.D., director of the National Science Foundation's Developmental Sciences Program, yang mendanai penelitian ini.
Sebuah studi bersama di MIT, Harvard, dan University of Pennsylvania mengambil korelasi itu selangkah lebih maju. Ditemukan bahwa anak-anak usia 4 hingga 6 tahun yang secara efektif terlibat dalam percakapan bolak-balik memiliki lebih banyak keaktifan di area Broca atau bagian otak yang terkait dengan produksi bicara.
Lebih jauh lagi, anak-anak dengan area Broca yang lebih aktif ini tampil lebih baik dalam tes yang mencakup konsep seni bahasa. Dengan mendorong percakapan bahkan sejak usia dini, Mama tidak hanya membantu anak dalam berbahasa lebih cepat, tetapi juga turut membantu perkembangan bagian otak yang berguna bagi kemampuan komunikasinya kelak.
2. Berpikir kritis tentang "diet screen time" pada anak
Melakukan screentime sering kali digambarkan sebagai musuh dari sebuah kesuksesan, terkait dengan masalah di sekolah, obesitas, dan interaksi sosial yang akhirnya kurang efektif bagi sang Anak. Dalam hal ini lebih menyoroti apa yang mereka lewatkan saat menyaksikan hiburan media seperti tayangan televisi misalnya.
"Bukan berarti TV itu 'beracun', tetapi jika anak-anak menghabiskan satu jam menonton TV, mereka menghabiskan satu jam tidak melakukan hal-hal yang merangsang perkembangan mereka," kata Dr. Vishton.
Namun ada acara yang merupakan pengecualian dari aturan tersebut. SesameStreet misalnya, ini adalah acara berstandar emas dalam televisi pendidikan, pakar konsultasi, dan juga kelompok-kelompok yang memfokuskan studi pada audiens dengan mempelajari subjek yang dimaksud dari setiap segmen acara televisi.
Jadi, dalam hal ini atur dan awaslah pada 'menu diet' screen time yang anak konsumsi. Mulailah aktif dalam melihat hal ini sebagai orangtua, Mama harus tahu apakah acara favorit si kecil telah lulus standar penelitian serupa.
Jadi tontonan yang anak saksikan baiknya yang memiliki 'nilai gizi' yang baik bagi perkembangannya Ma.
Editors' Pick
3. Pastikan anak cukup tidur
Bagi anak, Mama tidak hanya berbicara bagaimana jumlah tidur yang mereka dapatkan dalam sehari, tetapi juga faktor konsistensi jadwal tidur mereka adalah penentu kesuksesan. Tidur siang misalnya, penting untuk kemampuan balita mama dalam menerapkan konsep bahasa baru secara abstrak.
Dalam sebuah penelitian oleh Rebecca Gomez di University of Arizona, timnya menemukan bahwa anak-anak yang tidur siang dalam waktu empat jam setelah mempelajari kata baru atau aturan tata bahasa, lebih mungkin untuk menggeneralisasikannya pada hari berikutnya.
Anak berusia delapan belas bulan bahkan dapat mempelajari peraturan dan menerapkannya dalam kalimat yang sama sekali baru jika tidur siang setelahnya, tetapi mereka akan gagal melakukannya jika mereka tetap terjaga.
Kebutuhan tidur akan meningkat seiring bertambahnya usia. Otak anak hingga usia 30 bulan cukup matang untuk memungkinkan memutar ulang saraf atau bisa dibilang ini adalah cara pikiran si Anak untuk mempelajari hal baru saat mereka tidur dan menyimpannya dalam memori.
Saat anak mama mulai masuk sekolah dasar, barulah mereka akan membutuhkan sekitar sembilan hingga 11 jam tidur malam untuk memaksimalkan apa yang mereka pelajari di kelas sehari sebelumnya.
4. Ajari anak untuk menghargai proses
Di Holy Catholic Redeemer Catholic School di Johns Creek, Georgia, Kepala Sekolah Lauren Schell melihat keberhasilan pada siswa yang menghargai proses dibanding yang berorientasi pada hasil.
"Anak-anak cenderung meraih penghargaan dengan cepat, tetapi keberhasilan sekolah sering kali melibatkan upaya berkelanjutan dan rasa untuk tidak cepat puas," katanya. "Sebagai orangtua, kita perlu membantu anak yang sudah dewasa dengan proses ini."
Membangun sebuah rutinitas yang disiplin lalu menetapkan harapan agar anak mengikutinya akan membantu anak-anak memahami manfaat dari manajemen waktu dan konsistensi.
Ini akan menjadi keinginan anak-anak sendiri saat mereka sudah dewasa dan sang Anak mampu melihat sebagai imbalan atas upaya yang mereka lakukan dari waktu ke waktu.
5. Ajak bermain pura-pura
Bukan untuk menunjukkan sikap berpura-pura lho, Ma. Contoh dari permainan ini misalnya bermain menjadi sebuah karakter atau membuat teman imajiner baru.
Ini baik adanya untuk membangun landasan keberadaan karakter anak dari usia dini. Pada masa dewasa, anak akan mengingat kembali pada saat-saat itu sebagai momen manis nostalgia dari masa kanak-kanak mereka, dari situlah perkembangan mental yang dialami anak mama dari permainan pura-pura akan mengikuti mereka sepanjang hidupnya.
Ilmuwan perkembangan seperti Dr. Vishton sering mengatakan bahwa "bermain adalah pekerjaan anak-anak."
Ketika anak-anak mengadopsi peran tertentu, membangun dunia imajiner mereka, dan mengundang teman-teman mereka untuk berpartisipasi dalam perjalanan yang telah mereka bangun, anak-anak belajar untuk menjadi lebih kreatif, memiliki komunikasi jangka panjang yang lebih baik, dan mematangkan keterampilan pemecahan masalah mereka.
6. Membangun sistem pendukung di sekolah
Saat anak mama lulus sekolah dasar dan lanjut jenjang berikutnya, pandangan dunia mereka akan mulai terbuka luas nantinya di sekolah menengah.
Guru-guru menjadi pengaruh kuat pada pertumbuhan mereka, membawa serta banyak pengalaman dan pemahaman profesional tentang tonggak hidup dan perkembangan dalam pendidikan anak.
Hal ini perlu dikombinasikan dengan pengetahuan Mama sebagai orang tua tentang anak dan juga mama dapat melihat kebutuhan mereka, sekolah dan rumah harus bekerja bersama untuk menumbuhkan kesuksesan mereka saat mereka maju dari satu kelas ke kelas selanjutnya.
"Ketika kita mendengarkan dan menghormati wawasan satu sama lain, kita membentuk sistem pendukung untuk anak, keluarga, dan sekolah." pungkasnya.
Nah Ma, enam tahap membesarkan anak ini sangat baik untuk diterapkan dengan santai tapi tetap fokus.
Jangan lupa ya untuk tetap menyelipkan sebongkah cinta dan energi positif dalam mendidik anak-anak ya Ma. Cek terus tipsnya di Popmama.com ya, Ma!
Baca juga:
- Awas! 7 Kesalahan Orangtua ini Dapat Menghambat Kesuksesan Anak!
- 9 Kebiasaan yang Bikin Kamu Susah Jadi Orang Sukses
- 5 Tips Sukses Mendidik Anak di Era Digital