Kabar mengenai narkoba datang dari kota Samarinda, Kalimantan Timur. Seorang balita laki-laki berusia tiga tahun positif narkoba jenis sabu setelah diberikan air minum oleh tetangganya dari botol bekas zat berbahaya.
Setelah positif narkoba dan dilakukan perawatan secara intensif di RSUD Abdul Wahab Syahrani Samarinda, balita tersebut dapat kembali ke rumah dalam kondisi yang berangsur membaik.
Meskipun masih hiperaktif dalam berkomunikasi, pola tidur dan pola makan sudah kembali. Balita tersebut dapat merespon dengan baik dan tidak melantur seperti sebelumnya.
Untuk mengetahui kronologi kejadian, Popmama.com akan mengulas peristiwa mengenai balita mulai membaik dan berstatus negatif narkoba setelah dilakukan perawatan, dalam beberapa poin berikut ini!
1. Kronologi kejadian
Freepik/bearfotos
Ilustrasi
Seorang Ibu dan balita mampir ke rumah tetangga dengan tujuan membantu mencabut uban yang ada di kepala.
Saat kejadian, sang anak merasa kehausan, lantas pemilik rumah memberikan minuman dari sebuah botol yang terletak di bawah meja.
Setengah dari botol tersebut berisi air dan diminumkan kepada si Kecil yang sedang kehausan.
2. Reaksi balita setelah mengonsumsi sabu
Freepik
Ilustrasi
Setelah dibawa ke rumah, malam harinya terlihat reaksi yang tidak biasa dari balita, diantaranya keringat pada dahi sebesar jagung, tidak tidur selama dua hari dua malam, aktif mengoceh (hiperaktif), dan tidak memiliki nafsu makan.
Editors' Pick
3. Bertanya kepada tetangga
Freepik/user18526052
Ilustrasi
Pagi harinya orangtua balita lantas menanyakan kepada tetangga tersebut mengenai jenis minuman yang diberikan kepada anaknya melalui pesan singkat WhatsApp.
Tetangga tersebut menjawab bahwa air minum tersebut merupakan air yang didapatkan dari kantornya.
Setelah mengetahui bahwa gejala tersebut merupakan efek dari narkoba, orangtua balita lantas mengkonfirmasi kepada tetangga mengenai kebenaran yang terkandung dari minuman tersebut.
Namun, sang tetangga justru tidak memberikan jawaban dan memblokir nomor ibu dari balita.
4.Membagikan ke sosial media
Freepik/asmedvednikov
Ilustrasi
Tidak mendapatkan jawaban dari tetangganya, orangtua balita kemudian membuat pernyataan di sosial media dan ditanggapi oleh salah satu anggota Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kalimantan Timur.
Pihak TRC PPA lantas mendatangi rumah sang anak dan membawanya ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Samarinda. Setelah diperiksa sang ibu mendapatkan titik terang bahwa anak balitanya yang berusia tiga tahun positif narkoba jenis sabu metamfetamin.
5. Kondisi terkini balita
Freepik/herraez
Ilustrasi
Setelah positif narkoba, anak tersebut dipindahkan dan dirawat di RSUD Abdul Wahab Syahrani Samarinda. Balita tersebut diberikan banyak cairan yang dapat melarutkan zat berbahaya. Kondisi balita berangsur membaik, sudah kembali kerumah, dan berstatus negatif narkoba.
Pihak terkait berencana melakukan pemulihan psikologis, perawatan, pemantauan, dan terapi kepada balita.
Namun karena kondisi khusus, balita dibawah umur, BNN belum memutuskan terapi apa yang akan dilakukan dan masih tahap mengobservasi.
6. Shabu
Freepik/user6724086
Ilustrasi
Shabu merupakan salah satu narkotika yang berjenis metamfetamin. Zat tersebut dapat mengganggu kesehatan fisik dan mental orang yang mengkonsumsi.
Dampak negatif dari shabu:
gangguan kesehatan mental (seperti kecemasan, halusinasi, dan depresi)
kecanduan dan ketergantungan
kerusakan fisik (jantung, ginjal, hati, otak, gigi, kepala, dan penurunan berat badan)
rentan mengalami masalah sosial (kekerasan, kriminal, dan keamanan)
resiko mengalami overdosis (menyebabkan kematian, kejang, dan kerusakan organ)
Semoga informasi tadi memberikan manfaat dan dapat meningkatkan kewaspadaan kita terhadap apa-apa yang dikonsumsi anak-anak!
Jauhi narkoba agar masa depan anak-anak dapat terjaga!