Anak Tasya Kamila Kejang, Ini 7 Tips Tepat Atasi Anak yang Kejang
Ketika anak kejang, hindari memasukkan jari atau benda ke dalam mulutnya ya Ma!
15 Desember 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak yang kejang, tentu dapat membuat orangtua panik. Begitu pula yang dirasakan oleh Tasya Kamila ketika putra semata wayangnya, Arrasya Wardhana Bachtiar, mengalami demam hingga kejang-kejang.
Dalam unggahan story di Instagramnya, Tasya memperlihatkan bahwa Arrasya yang dirawat di rumah sakit, dengan hasil pemeriksaan mengalami infeksi jamur di bagian saluran pencernaan. Kabarnya, Arrasya juga sempat mengalami diare hingga 15 kali buang air besar selama satu hari.
Kabar ini pun ikut membuat para netizen menanyakan pada Tasya seperti apa kondisi buah hatinya dan proses penanganannya.
Lantas seperti apakah cara menangani anak yang kejang?
Berikut Popmama.com telah merangkum tujuh tips menangani anak yang kejang dengan tepat. Yuk simak informasinya Ma!
1. Tidak memasukkan jari atau benda apapun ke mulut anak saat kejang
Dari unggahan story instagramnya, Tasya Kamila mengatakan bahwa ada banyak yang menanyakan mengapa tidak boleh memasukkan sendok atau jari ke mulit anak ketika kejang, dengan tujuan mencegah lidahnya tidak kegigit.
"Berhubung BUANYAK bgt yg tanya dan protes kenapa ga boleh masukin sendok/jari ke mulut anak saat kejang? Kan biar lidahnya gak kegigit?? Jadi ini berdasarkan yg aku baca dari penjelasan Dokter Spesialis Anak yaa ttg kejang-demam," tulis Tasya.
Ketika anak kejang, ia mengalami kesulitan bernafas. Dan setelah mereka, anak akan berusaha mengambil nafas dari mulutnya. Ketika ada benda di mulut, ini bisa menghalangi jalur nafas anak.
Maka itu, pastikan untuk tidak masukkan apapun ke dalam mulutnya, apakah itu sendok atau jari. Karena hal ini berpotensi menutup jalur napasnya serta menyakiti si Kecil.
2. Memposisikan tubuh anak dengan tepat
Pastikan juga anak berada di tempat yang datar, luas, dan bebas, sehingga ia tidak akan terbentur atau tertimpa benda tertentu saat mengalami kejang. Segera singkirkan benda apa pun yang berbahaya di sekitarnya.
Baringkan dalam posisi miring agar anak tidak tersedak oleh air liur atau muntahan. Posisi badan yang dimiringkan juga menjadi cara, ketika lidah anak kegigit, darahnya bisa mengalir ke samping dan tidak mengganggu jalur napas.
"Resiko dan dampak jalur napas terganggu lebih berat daripada lidah kegigit. Kalau lidah putus masih bisa disambung katanya (Ya Allah amit2..) Tapi Kalau ada benda/ sendok / jari putus tertinggal di mulut anak, akan lbh bahaya krn menghalangi jalur nafas" tulis Tasya di Instagram story-nya.
Editors' Pick
3. Tidak menahan tubuh anak ketika kejang
Saat anak mengalami kejang, Mama tentu akan merasa takut, sedih, dan khawatir, ada kemungkinan Mama berniat menahan tubuh si Kecil. Namun, hal ini sebenarnya perlu Mama hindari.
Ketika Mama berusaha menghentikan kejang dengan menahan tubuh anak, ini dapat membuatnya semakin merasa tidak nyaman. Lebih berbahayanya lagi, tindakan ini dapat memicu terjadinya patah tulang.
Sehingga Mama sebaiknya tidak mencoba menghentikan gerakan kejang-kejang anak secara paksa ya, baik seperti menahan ataupun memeluk erat tubuh anak.
4. Melonggarkan pakaian anak
Salah satu penanganan yang tak boleh dilewatkan ketika anak mengalami kejang adalah melonggarkan pakaian yang anak kenakan. Mama perlu melakukan ini terutama pada bagian leher dan kepala.
Baju yang sempit dapat mengurangi ruang bernapas anak. Ini dapat berdampak pada kekurangan oksigen dan berakibat fatal.
Itulah mengapa sebaiknya Mama perlu melonggarkan pakaian anak ketika ia mengalami kejang.
5. Hindari memberikan kopi dengan tujuan mencegah kejang
Beberapa orangtua mungkin percaya bahwa kopi dapat mencegah bayi mengalami kejang, karena tradisi atau turun temurun yang diturunkan oleh orangtua sejak dulu.
Kopi mengandung kafein yang merupakan salah satu zat stimulan. Saat masuk ke dalam tubuh, zat stimulan seperti kafein akan membuat jantung berdetak lebih cepat dan tubuh lebih energik dan segar. Itu sebabnya orang dewasa minum kopi untuk mengusir rasa ngantuk dan badan lemas.
Bukan untuk mencegah, kopi justru bisa menyebabkan kejang. Efek stimulan kafein dalam kopi dapat menjadi pencetus terjadinya kejang, karena kafein dapat memengaruhi aktivitas listrik di otak dan mengubah keseimbangan neurotransmitter di otak sehingga terjadi kejang.
Fakta ini didukung oleh sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa kafein dalam kopi dapat meningkatkan frekuensi kejang dan menjadi pemicu kejang pada penderita epilepsi.
6. Membawa anak ke dokter
Umumnya, kejang-demam dapat berlangsung selama 1-2 menit. Umumnya anak akan rewel selama beberapa jam sebelum kemudian terlelap karena kelelahan.
Meski kejang sudah berhenti dan Mama telah melakukan pertolongan pertama dengan baik, tetap perlu untuk memeriksakan anak ke dokter.
Dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan untuk mengetahui penyebab kejang serta mengetahui apakah terdapat tanda awal seperti infeksi otak maupun penyakit lainnya. Penanganan yang tepat dapat meminimalkan akibat dan pengobatan pun bisa lebih cepat dilakukan
7. Menyiapkan persediaan obat kejang di kotak obat sebagai langkah penanganan pertama
Meskipun anak tidak memiliki riwayat kejang, penting bagi Mama untuk tetap sedia obat anti kejang untuk anak sampai dengan usia lima tahun.
Perlu diketahui bahwa pemberian obat kejang harus diberikan melalui jalur intravena atau melalui hidung. Tidak dimasukan melalui mulut, baik itu dimakan ataupun diminum.
Dilansir dari Nation Wide Childerns, obat yang umum digunakan untuk menghentikan kejang adalah diazepam, lorazepam, juga midazolam. Namun penting juga untuk mengikuti sesuai anjuran dokter, dan hanya diberikan ketika anak alami kejang, bukan untuk pencegahan.
Nah itulah tips tangani anak yang alami kejang. Saat anak kejang, penting bagi Mama untuk tetap tenang dan jangan panik mencari obat atau meninggalkannya. Tetap temani anak dan ucapkan kalimat yang menenangkannya, ini juga akan membantu anak semangat untuk kembali sembuh.
Baca juga:
- Demam Rematik pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
- Ketahui Penyebab Terjadinya Demam pada Anak
- Kejang Parsial Kompleks pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan