Kesehatan si Kecil adalah prioritas utama bagi orangtua. Maka jika anak menunjukkan gejala sakit, Mama tentu akan khawatir dan sesegera mungkin memberikan penanganan. Misalnya ketika anak mengalami demam, Mama akan memberikan obat parasetamol.
Ini adalah praktek umum bagi orangtua untuk mengambil obat parasetamol sebagai metode bantuan cepat untuk mengatasi anak yang demam, sakit kepala atau nyeri lainnya.
Namun, apakah pemberian parasetamol untuk balita adalah hal yang tepat?
Yuk cari tahu jawabannya pada informasi yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini!
1. Apa itu parasetamol?
Parents.com
Paracetamol atau parasetamol adalah obat penghilang rasa sakit yang umum untuk anak-anak. Ini sering digunakan untuk mengobati sakit kepala, sakit perut, sakit telinga, dan gejala pilek. Dapat juga digunakan untuk menurunkan suhu tinggi (demam).
Ini tersedia sebagai tablet atau sebagai sirup.
Dilansir dari NHS, parasetamol juga hadir sebagai supositoria (obat yang didorong dengan lembut ke bokong). Supositoria berguna untuk meredakan rasa sakit dan suhu tinggi pada anak-anak yang sulit menelan tablet atau sirup, atau yang sedang banyak sakit.
2. Bolehkah balita diberikan parasetamol?
dralamiskids.com
Dilansir dari Kids Health, Mama dapat menggunakan parasetamol untuk anak-anak dan bayi di atas tiga bulan, bayi yang lebih muda harus menemui dokter.
Parasetamol adalah obat yang sangat aman jika diberikan dengan benar, jika diberikan terlalu banyak pada anak-anak bisa berbahaya, walaupun dalam kasus yang sangat jarang bisa mematikan.
Berhati-hatilah untuk menjauhkannya dari jangkauan anak-anak. Selain itu, jangan berikan anak obat lain yang mengandung parasetamol. Ini termasuk beberapa obat batuk dan pilek, jadi periksa bahannya dengan hati-hati.
Editors' Pick
3. Usia berapakah anak boleh diberikan parasetamol?
madeformums.com
Masih dilansir dari NHS, seorang anak dapat mengonsumsi parasetamol jika ia sudah berusia:
Mulai dari usia dua bulan: sirup cair atau supositoria
Mulai dari usia enam tahun: tablet (termasuk tablet larut) atau tablet hisap
Hindari untuk memberikan parasetamol pada bayi di bawah usia 2 bulan, kecuali atas resep dokter. Penting untuk berkonsultasi kepada dokter atau apoteker sebelum memberikan parasetamol pada balita, terlebih lagi jika:
Terlalu dini untuk usianya, karena dosis yang lebih rendah mungkin lebih baik
Memiliki masalah hati atau ginjal
Mengonsumsi obat epilepsi
Mengonsumsi obat tuberkulosis (TB)
Mengonsumsi warfarin (obat pengencer darah)
4. Apakah anak boleh selalu diberikan parasetamol ketika demam?
Pixabay/Victoria_Borodinova
Associate Professor Madlen Gazarian, seorang konsultan di Pediatric Clinical Pharmacology & Therapeutics dan Honorary Associate Professor di University of NSW, meneliti secara ekstensif penggunaan obat-obatan yang tepat dan aman pada anak-anak, termasuk penggunaan parasetamol.
Gazarian mengatakan bahaya yang tidak disengaja dari parasetamol umumnya merupakan akibat dari:
Satu overdosis besar
Sejumlah dosis yang sedikit terlalu tinggi.
"Hal pertama yang perlu diketahui orangtua dan pengasuh adalah apakah dan kapan waktu yang tepat untuk memberikan parasetamol, termasuk kapan mereka harus mencari nasihat medis untuk anak yang tidak sehat." ujar Gazarian
Dalam pandangannya, orang perlu memahami bahwa tidak selalu perlu memberikan parasetamol kepada anak kecil ketika mereka demam, yang sering disebabkan oleh penyakit virus yang umum.
Selain itu, sebuah studi dalam jurnal Archives of Disease in Childhood di tahun 2015 menemukan parasetamol menjadi penyebab utama gagal hati pada anak-anak di Australia dan Selandia Baru.
Para peneliti mengidentifikasi 54 kasus gagal hati di dua rumah sakit anak antara tahun 2002 dan 2012, 14 dari kasus ini terkait dengan overdosis parasetamol, dan 12 diantaranya pada anak di bawah lima tahun.
Meski jumlah keseluruhan kasus anak-anak yang mengalami kerusakan hati rendah, para peneliti menyerukan peninjauan kembali praktik keamanan seputar penggunaan parasetamol.
Gazarian juga mengatakan orangtua juga perlu mengetahui cara menggunakan parasetamol dengan aman termasuk memastikan dosis, formulasi dan kekuatannya tepat, berapa lama penggunaannya dan bagaimana memastikan penyimpanan dan pemberiannya aman.
5. Berapa banyak dosis yang diberikan?
smartparenting.com.ph
Sebelum memberikan parasetamol pada anak, penting untuk mengetahui berapa banyak atau dosis yang harus diberikan kepada anak.
Dilansir dari Health Navigator, dosis parasetamol didasarkan pada berat badan anak dan bukan usianya. Umumnya, cairan parasetamol tersedia dalam 2 kekuatan, yaitu:
120mg dalam 5mL (kekuatan lebih rendah)
250mg dalam 5mL (kekuatan lebih tinggi)
Selalu periksa apakah dosis yang Mama berikan kepada si Kecil sesuai dengan kekuatan cairan. Berdasarkan informasi dari laman Kids Health, Mama juga dapat menggunakan panduan berdasarkan berat badan, berikut ini:
Berat badan (kg)
Parasetamol kekuatan rendah (120mg dalam 5mL)
Parasetamol kekuatan tinggi (250mg dalam 5mL)
<5
Tanyakan pada dokter
Tanyakan pada dokter
6,5
4 mL
2 mL
8
5 mL
2,5 mL
10
6 mL
3 mL
13
8 mL
4 mL
15
9 mL
4,5 mL
18
11 mL
5 mL
20
12 mL
6 mL
25
15 mL
7,5 mL
30
18 mL
9 mL
35
20 mL
10 mL
40
25 mL
12 mL
45
28 mL
14 mL
50
30 mL
15 mL
Jika Mama masih tidak yakin tentang berapa banyak obat parasetamol yang harus diberikan kepada balita, tanyakan kepada dokter atau apoteker. Jangan memberikan lebih dari empat dosis dalam periode 24 jam.
Ini juga berlaku saat anak sudah bertumbuh, dosis parasetamol perlu ditingkatkan berdasarkan berat badannya, untuk memastikan bahwa anak mendapatkan dosis yang benar. Dosis untuk setiap anak didasarkan pada berat badan mereka sendiri.
Jangan gunakan dosis yang sama untuk setiap anak kecuali beratnya sama.
Saat mengukur dosis, ukur jumlah yang tepat. Misalnya menggunakan suntikan obat atau sendok obat yang bisa didapatkan dari apotek atau kemasan. Hindari menggunakan sendok dapur karena tidak akan memberi jumlah yang tepat.
6. Apa saja efek samping dari pemberian parasetamol pada anak?
Freepik/Kay4yk
Jika diberikan dalam dosis yang tepat, parasetamol jarang menimbulkan efek samping. Dalam beberapa kasus, anak-anak dapat memiliki reaksi alergi terhadap obat, yang dapat menyebabkan:
Ruam kulit dengan lepuh merah yang bengkak dan gatal. Pengelupasan kulit juga dapat terjadi
Rasa berat atau tidak nyaman di dada dan tenggorokan
Kesulitan bernapas dan berbicara
Mengi
Pembengkakan pada wajah, mulut, bibir, tenggorokan, dll
Selain itu, juga ada efek samping lain dari pemberian obat, seperti:
Peningkatan detak jantung
Perubahan tekanan darah
Kerusakan hati dan ginjal karena overdosis
Jika si Kecil mengalami reaksi alergi, segera bawa ia ke dokter atau hubungi dokter sesegera mungkin
Nah itulah informasi seputar pemberian parasetamol untuk balita. Parasetamol memang dikenal sebagai obat rumah tangga dan jarang menimbulkan efek samping jangka panjang.
Namun, pemberian yang berlebihan dapat menyebabkan overdosis yang tidak disengaja, dan dapat berakibat fatal, terutama pada anak-anak. Sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memberikan obat kepada anak.