Bolehkah Balita Pakai Obat Merah saat Terluka?
Obat merah seringkali digunakan untuk mencegah infeksi
7 Oktober 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bolehkah balita pakai obat merah saat ia terluka setelah terjatuh? Ini sering jadi pertanyaan bagi para mama. Sebab masa-masa balita, adalah waktu di mana si Kecil sedang aktif-aktifnya mengeksplorasi lingkungan.
Ia akan suka berlarian, melompat, hingga memanjat. Inilah yang membuat anak rentan terjatuh, walaupun hanya bermain di rumah saja.
Ketika anak terjatuh dan luka, ini menjadi hal yang wajar dalam pertumbuhan dan perkembangan si Kecil. Namun, Mama perlu mengobati luka pada balita dengan baik agar mencegah kuman dan bakteri menginfeksi tubuhnya.
Obat merah atau iodine seringkali digunakan untuk mengobati luka. Memiliki rasa yang sedikit perih saat digunakan, sebenarnya apakah luka pada balita boleh diberikan obat merah?
Untuk mengetahui informasinya, yuk simak artikel Popmama.com berikut ini!
1. Apa itu obat merah?
Obat merah atau Iodine topikal digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi yang mungkin terjadi pada luka ringan, goresan dan sayatan. Ia bekerja dengan membunuh bakteri, yang dapat mengurangi risiko infeksi.
Selain itu, obat merah ini juga digunakan oleh para dokter dan perawat untuk desinfeksi kulit sebelum dan sesudah operasi. Obat merah dapat diterapkan pada kulit sebagai cairan atau bubuk.
Editors' Pick
2. Bolehkah luka pada balita diberikan obat merah?
Dilansir dari Share Care, seorang apoteker asal Karolina selatan bernama Stacy Wiegman, PharmD, mengatakan bahwa obat merah atau antiseptik iodine topikal umumnya aman digunakan untuk mencegah atau mengobati infeksi pada luka kecil atau goresan pada kulit.
Namun jika anak memiliki luka di area matanya, sebisa mungkin Mama harus menghindari obat merah masuk ke dalam matanya. Jika ini terjadi, segera bilas mata anak secara menyeluruh dengan air untuk mencegah iritasi mata.
Jika anak ternyata memiliki alergi terhadap iodine, povidone, atau bahan cair yang dilarutkan dan dijual secara bebas, hindari memberikan antiseptik topikal yang mengandung iodine.
Tanda-tanda reaksi alergi termasuk sesak dada, kesulitan bernapas, ruam, gatal, pembengkakan wajah, gatal-gatal, pembengkakan di mulut atau tenggorokan.
Mengobati cedera serius, seperti luka dalam, gigitan binatang, atau luka bakar, dengan obat merah tidak dianjurkan. Sehingga sebaiknya, mencari perhatian medis segera. Bayi yang baru lahir juga tidak boleh diobati dengan iodine untuk menghindari masalah tiroid dan iritasi kulit yang dapat terjadi selama tahap perkembangan bayi.
3. Berapa dosis obat merah yang dianjurkan untuk balita?
Dosis obat ini akan berbeda, tergantung dari luka yang anak miliki. Penting untuk mengikuti anjuran dokter atau apoteker, atau petunjuk pada label.
Jika dosis berbeda, jangan mengubahnya, kecuali dokter memberi tahu Mama untuk melakukannya.
Dilansir dari Mayo Clinic, selain jumlah dosis, beberapa kali penggunaan yang diperbolehkan, dan jangka waktu memberikan obat merah, tergantung pada masalah medis yang anak miliki. Informasi berikut hanya mencakup dosis rata-rata penggunaan obat merah.
Untuk infeksi kulit bakteri ringan:
- Dewasa dan anak-anak usia satu bulan ke atas: Gunakan bila perlu, sesuai petunjuk pada label atau petunjuk dokter. Jangan gunakan obat merah lebih dari sepuluh hari.
- Bayi dan anak di bawah usia satu bulan: Penggunaan tidak dianjurkan.
Untuk membantu membersihkan infeksi si Kecil sepenuhnya, sangat penting bagi Mama untuk tetap menggunakan obat merah selama perawatan penuh. Hindari melewatkan pemberian.
Jika Mama melewatkan dosis penggunaan obat merah, gunakan sesegera mungkin. Namun, jika sudah hampir waktunya untuk dosis berikutnya, lewati dosis yang terlewat dan kembali ke jadwal dosis reguler.
4. Apa efek samping penggunaan obat merah pada anak?
Seiring dengan manfaat yang diperlukan, obat merah dapat menyebabkan beberapa efek yang tidak diinginkan. Meskipun tidak semua efek samping ini dapat terjadi, ketika Mama melihat gejala serupa pada balita setelah diberikan obat merah, ia mungkin memerlukan perhatian medis.
Dilansir dari Mayo Clinic, periksa dengan dokterssesegera mungkin jika salah satu dari efek samping berikut terjadi:
- Lepuh, pengerasan kulit, iritasi, gatal, atau kemerahan pada kulit
- Gejala overdosis (bila tertelan)
- Sakit perut atau mulas
- Diare
- Demam
- Mual
- Tidak bisa buang air kecil
- Haus, parah
- Muntah
Efek samping lain yang tidak tercantum juga dapat terjadi pada beberapa pasien. Jika Mama melihat efek lain, tanyakan kepada dokter atau ahli profesional kesehatan anak-anak.
5. Apa yang perlu diperhatikan sebelum memberikan obat merah pada anak?
Dilansir dari Drugs, perlu diketahui bahwa obat merah dapat menodai kulit dan pakaian Mama atau si Kecil. Namun jangan khawatir karena, alkohol dapat digunakan untuk menghilangkan noda yodium pada kulit.
Noda pada pakaian juga dapat dihilangkan dengan mencuci dan membilasnya dengan amonia yang diencerkan dengan air. Untuk mencegah noda di pakaian, Mama dapat meneteskan obat merah pada kapas, cottonbud, atau tissue sebelum diaplikasikan pada kulit anak.
Selain itu, perhatikan dan segera berkonsultasi dengan dokter anak jika masalah kulit yang anak alami menjadi lebih buruk, misalnya jika anak mengalami iritasi konstan seperti rasa gatal atau terbakar yang tidak ada sebelum Mama mulai memberikan obat merah.
Nah itulah beberapa informasi seputar bolehkah anak balita pakai obat merah sebagai pengobatan lukanya. Menggunakan obat merah dapat mencegah infeksi pada luka balita. Selain menggunakan obat merah, penting untuk selalu jaga kebersihan pada luka agar tidak terjadi infeksi.
Baca juga:
- Bolehkah Balita Minum Obat Parasetamol?
- Bolehkah Balita Makan Sop Kambing? Cari Tahu Faktanya!
- Bolehkah Balita Makan Es Krim? Yuk Temukan Faktanya!