7 Cara Cepat Mengatasi Diare pada Anak Usia 2 Tahun
Pastikan kebutuhan cairan si Kecil sudah terpenuhi ya, Ma!
15 Juli 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bukan rahasia umum lagi bila anak-anak rentan terhadap diare. Terlebih lagi anak-anak balita yang senang mengeksplorasi dunia dengan memegang dan memasukkan tangan atau mainan ke dalam mulut.
Diare adalah kondisi ketika tinja atau Buang Air Besar (BAB) lebih encer dan berair dari biasanya. Ini juga menyebabkan si Kecil perlu ke kamar mandi lebih sering, yaitu lebih dari tiga kali buang air besar setiap hari.
Meskipun diare umumnya terjadi hanya 1-2 hari dan hilang dengan sendirinya, diare juga bisa berkembang menjadi diare berulang. Kondisi ini bisa menyebabkan masalah serius seperti malnutrisi (gizi buruk).
Maka itu, penting bagi Mama untuk mengetahui apa saja cara cepat mengatasi diare pada anak usia 2 tahun, agar kondisi diare anak dapat ditangani lebih awal.
Yuk simak penyebab, gejala, dan cara mengatasi diare yang telah Popmama.com rangkum di bawah ini!
Penyebab Diare pada Anak Usia 2 Tahun
Balita yang berusia 2 tahun senang mengeksplorasi lingkungannya dengan memegang hingga memasukkan benda-benda di sekitarnya ke dalam mulut.
Tangan dan benda yang kotor, dapat membawa beberapa jenis infeksi, baik virus, bakteri atau parasit yang menyebabkan diare.
Dilansir dari Childrens, selain penyakit perut, diare pada balita juga dapat dipicu oleh masalah lain, termasuk:
- Alergi makanan
- Intoleransi laktosa
- Makan atau minum terlalu banyak gula atau pemanis buatan
- Obat antibiotik tertentu
Ketika kondisi diare pada si Kecil berlangsung selama 2-4 minggu, ini bisa disebut sebagai diare kronis yang dipicu oleh peradangan dalam tubuh, kondisi genetik atau autoimun seperti penyakit celiac atau penyakit radang usus, atau gangguan GI fungsional seperti sindrom iritasi usus.
Gejala Diare pada Anak yang Harus Diperhatikan
Dilansir dari American College of Gastroenterology, berikut ini adalah gejala yang seringkali berhubungan dengan diare, termasuk:
- Peningkatan frekuensi buang air besar, yang berarti anak merasa harus segera ke kamar mandi atau sering mengalami BAB di popoknya.
- Sakit perut dan/atau kembung
- Nyeri di area dubur
- Mual dan/atau muntah
- Penurunan berat badan
- Demam
- BAB lebih berair dan juga bisa mengandung darah
Balita yang mengalami diare juga berisiko mengalami dehidrasi. Ini terjadi ketika anak tidak mendapatkan cairan yang cukup secara oral untuk memenuhi kebutuhan hariannya, yang bersamaan dengan frekuensi buang air yang lebih meningkat selama diare.
Penting juga bagi Mama untuk mengetahui apa saja tanda-tanda dehidrasi, yaitu meliputi:
- Popok basah yang lebih jarang
- Bibir dan mulut kering
- Air mata yang berkurang saat menangis
- Peningkatan iritabilitas atau kerewelan
- Lebih mudah mengantuk
- Penurunan tingkat energi
Jika terjadi tanda-tanda dehidrasi, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter anak agar diberikan penanganan dini.
Cara Cepat Mengatasi Diare pada Anak 2 Tahun
Gejala diare umumnya dapat sembuh sendiri dalam 1-2 hari. Tapi tak menutup kemungkinan diare pada si Kecil bertambah parah jika tidak didampingi dengan penanganan mandiri di rumah, yang bertujuan untuk membantu meredakan kondisi yang dialami.
Nah, agar gejala diare lebih cepat teratasi, berikut adalah beberapa hal yang bisa Mama lakukan:
1. Memberikan asupan air putih yang cukup
Balita yang sedang mengalami diare umumnya cenderung lebih rewel karena lebih cepat haus. Namun, pada beberapa kasus, diare yang akut dan kronis justru membuat anak jadi malas minum.
Baik sedang haus atau tidak, penting bagi Mama untuk selalu memberikan anak minum air putih secara rutin. Memberikannya banyak minum air putih, dapat mengatasi atau mencegah dehidrasi yang sering terjadi pada anak saat diare.
Meski cairan sangat penting bagi anak yang sedang diare, hindari dulu memberikan jus buah. Dilansir dari National Institute of Health, meski mengandung air, vitamin, dan mineral, jus cenderung memicu sakit perut sehingga dapat memperparah kondisi anak.
Jangan lupa untuk tetap memerhatikan kebersihan air minum yang diberikan untuk anak. Berikan air minum yang berasal dari air bersih dan matang, agar tidak meningkatkan risiko kontaminasi bakteri.
Editors' Pick
2. Selingi asupan air putih dengan cairan oralit
Selain dengan air putih, pemberian oralit juga menjadi cara yang cepat untuk mengatasi diare pada anak usia 2 tahun.
Oralit merupakan obat yang menggantikan kadar elektrolit dan cairan tubuh yang hilang akibat lebih sering buang air dan dehidrasi. Oralit tersedia dalam bentuk obat serbuk yang harus dilarutkan dengan air atau dalam bentuk cairan siap minum.
Anak yang berusia 2 tahun bisa diberikan sebanyak 100-200 mililiter. Namun, Mama mungkin perlu menyuapi larutan sedikit-sedikit ke mulut balita jika ia belum terbiasa minum sendiri dari gelas.
Oralit mampu mengembalikan kadar cairan tubuh dalam 8-12 jam setelah dikonsumsi.
Selain bisa dibeli di toko obat atau apotek, Mama juga bisa membuat larutan ini sendiri di rumah. Mama hanya perlu mencampurkan dua sendok teh gula dan setengah sendok teh garam dapur ke dalam satu gelas air matang.
3. Jangan berhenti memberikan ASI
Bila anak masih menyusui, jangan hentikan pemberian ASI ya, Ma!
Tetap memberikan ASI adalah cara yang tepat untuk mengatasi diare serta mencegah dehidrasi pada bayi dan anak hingga usianya 2 tahun.
Dilansir dari Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, ASI adalah sumber energi yang aman diberikan pada anak yang sakit.
Meski terkandung susu atau laktosa, nutrisi dalam ASI mampu mendukung proses penyembuhan dari penyakit. Laktosa yang terkandung dalam ASI pun juga tidak menyebabkan diare bertambah parah.
Selain itu, ASI mengandung antibodi yang berasal dari tubuh Mama yang dapat memperkuat kekebalan tubuh balita.
4. Pilih makanan yang mudah dicerna
Jika balita sudah mulai terbiasa makan makanan padat, pastikan Mama harus lebih hati-hati lagi dalam memilih makanan untuknya.
Makanan yang baik untuk mengatasi diare pada anak adalah makanan yang bertekstur lembut, padat kalori, dan mudah dicerna.
Anak yang sudah mulai MPASI atau mengonsumsi makanan padat, dapat diberikan bubur nasi tanpa santan, pisang tumbuk, wortel rebus yang lunak, daging ayam, ikan, atau sapi rebus yang sudah disuwir.
Sementara itu, hindari memberikan makanan yang mengandung lemak tinggi dan digoreng dengan minyak. Makanan seperti ini bisa memberatkan kerja usus sehingga memperlambat proses penyembuhan.
Mama juga harus memerhatikan jika anak punya alergi atau intoleransi. Hal ini karena makanan yang memicu alergen bisa mengganggu sistem imun dan membuat diarenya jadi lebih parah
5. Berikan makanan dalam porsi yang lebih sedikit, namun lebih sering
Seperti yang Mama ketahui, diare dapat menurunkan nafsu makan anak. Meski begitu, anak tetap harus makan untuk mencukupi asupan nutrisinya dan mengisi ulang tenaganya supaya tidak terus-menerus merasa lemas.
Agar si Kecil mau makan, Mama dapat mengakalinya dengan memberikan makanan dalam porsi lebih sedikit, tapi intensitasnya yang ditingkatkan jadi lebih sering.
Memberi makanan langsung dalam porsi banyak justru bisa memicu perutnya jadi semakin sakit.
Jadi, daripada balita makanan dalam porsi besar untuk 3 kali sehari, lebih baik berikan ia porsi kecil makanan yang padat kalori sebanyak 6 kali sehari.
6. Memberikan yogurt plain tanpa gula dan rasa tambahan
Cara cepat mengatasi diare pada anak usia 2 tahun selanjutnya adalah memberikan yogurt.
Yogurt mengandung probiotik yang terdiri dari bakteri baik, sehingga dapat melawan bakteri jahat penyebab diare di dalam usus. Dengan memberikan yogurt, gejala diare pun juga bisa berkurang dan mempercepat proses pemulihan.
Selain itu, yogurt juga mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat untuk anak. Jadi, baik untuk dikonsumsi si Kecil.
Namun, Mama perlu berhati-hati dalam memberikan yogurt pada anak. Hindari memberikan yogurt rendah lemak, karena anak justru membutuhkan lemak sehat sebagai kalori tambahan dari yogurt.
Mama juga dapat memberikan yogurt plain atau tanpa gula/rasa tambahan, kemudian berikan perisa alami dari madu, tetapi dengan takaran yang sesuai. Metode penyembuhan ini hanya cocok bagi masa pemulihan anak.
Yoghurt juga bisa diberikan untuk mencegah diare kembali terjadi lagi.
7. Kenali kapan harus membawa anak ke dokter
Penting juga bagi Mama untuk mengetahui gejala-gejala apa yang sudah harus ditangani oleh dokter, agar anak mendapatkan penanganan secepatnya. Berikut gejala yang harus diperhatikan:
- Terlihat lemas atau tidak aktif
- Tidak mengeluarkan air mata saat menangis
- Penurunan kesadaran atau lebih sering tidur dan sulit dibangunkan
- Tidak buang air kecil selama 6 jam
- Mata terlihat cekung
- Sesak napas atau napas tampak cepat dan dalam
- Disertai muntah yang bercampur darah atau cairan kuning/hijau
- Demam tinggi
- Muncul ruam pada tubuh
- Adanya darah pada tinja
Nah itulah informasi seputar cara cepat mengatasi diare pada anak usia 2 tahun. Yuk terus jaga kebersihan keluarga dan lingkungan, agar si Kecil terbebas dari virus dan bakteri penyebab diare!
Baca juga:
- 9 Rekomendasi Obat Diare untuk Anak Usia 2 Tahun
- 6 Manfaat Seng untuk Anak, Mengatasi Diare Hingga Menyembuhkan Luka
- Tak Selalu Obat, Ini 7 Jenis Buah yang Ampuh Sembuhkan Diare pada Anak