3 Cara Mendorong Harga Diri Anak Berdasarkan Usianya
Harga diri yang positif menjadi faktor pelindung untuk kesehatan mental anak yang baik
1 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Harga diri merupakan perasaan ketika seseorang menganggap dirinya sendiri berharga/bernilai. Dengan kata lain, harga diri adalah mencintai dan mengakui diri sendiri apa adanya. Harga diri yang sehat adalah salah satu karakteristik terpenting dari perkembangan anak yang sehat.
Harga diri yang positif menjadi faktor pelindung untuk kesehatan mental anak yang baik. Ia mampu memiliki kepercayaan diri yang berdampak pada perilaku sosial yang positif, dan berfungsi sebagai penopang ketika anak terkena dampak situasi negatif
Namun, kapan harga diri anak mulai terbentuk? Atau bagaimana cara membangun harga diri anak berdasarkan kategori usianya? untuk mengetahui informasi seputar harga diri dan usia anak lebih lanjut, yuk simak informasi Popmama.com berikut ini!
Editors' Pick
1. Usia <1 tahun
Sebelum usia anak mencapai satu tahun, penting bagi Mama untuk membentuk kelekatan yang aman dengan anak. Hal ini dilakukan untuk membantu perkembangan emosi anak dan membentuk citra positif tentang dirinya.
Untuk membentuk kelekatan yang kuat, Mama perlu merawat anak hingga ia merasa aman secara emosional. Mama juga harus menjaga dan merawatnya, jangan sampai anak terluka atau tidak merasa nyaman.
Letakkan benda di tempat yang sejajar pandangannya, agar ia bisa mengeksplorasi barang yang boleh ia sentuh. Sedangkan, jauhkan anak dari benda yang berbahaya agar jangan sampai terlihat. Serta katakan “tidak boleh” dengan tegas, tak peduli seberapa keras si Kecil menangis memintanya.
Hal ini dapat membantu mermperkokoh pembangunan fondasi harga diri yang anak miliki sejak dini.
2. Usia <3 tahun
Saat usia anak kurang dari tiga tahun penting bagi Mama untuk mendorong sikap kemandirian anak yang berpengaruh pada harga dirinya. Pada usia ini anak lebih dapat berbicara dan ingin mengekspresikan dirinya lebih, sambil bergerak sendiri.
Pada periode ini anak mungkin lebih sering menggatakan “nggak mau”, namun bukan berarti anak melawan ya, Ma. Hal ini menandakan kemandirian atau independensi anak yang mulai tumbuh.
Saat ini terjadi, pola pengasuhan yang penting adalah bukan menerima atau menolak keinginan anak, tetapi lebih memberitahunya apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.