8 Cara Mengajak Anak Balita agar Tak Takut ke Dokter Gigi
Buat anak merasa nyaman dan tidak cemas saat ke dokter gigi
18 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mengajak anak ke dokter gigi diperlukan untuk menjaga gigi mereka tetap sehat dan mengenalkan mereka kebiasaan kebersihan mulut yang baik. Hal ini dilakukan oleh seorang Mama yang juga seorang selebgram, Rachel Vennya.
Baru-baru ini, ia megnunggah video yang memperlihatkan anak laki-lakinya, Xabiru Oshe Al Hakim untuk periksa gigi.
Di videonya, Rachel memperlihatkan ketika Xabiru di periksa dengan menggunakan peralatan kesehatan gigi oleh seorang dokter.
Bagi beberapa anak, perjalanan ke dokter gigi bisa menjadi peristiwa yang menakutkan. Berbaring di kursi dengan suara dan benda logam asing, apalagi ketika anak harus melakukan cabut gigi.
Untuk membantu Mama memudahkan kunjungan anak ke dokter gigi, kali ini Popmama.com akan memberikan 8 tips sehingga anak akan merasa nyaman dan lebih santai.
Rachel Vennya mengunggah video Xabiru yang sedang diperiksa di dokter gigi
Rachel Vennya baru-baru ini mengunggah di media sosial sebuah video ketika Xabiru mengikuti jadwal rutin pemeriksaan gigi di sebuah dokter gigi spesialis anak.
Terlihat Xabiru yang santai dengan menggunakan kaos, ia pun juga tak tampak raut panik atau takut.
Sebelum memeriksa giginya, dokter memperkenalkan bagaimana alat bekerja dengan menempelkan alat tersebut ke tangan Xabiru.
Setelah selesai pemeriksaan, Xabiru tampak mengikuti saran dokter untuk senyum dihadapan cermin untuk memperlihatkan giginya. Selain itu, Xabiru juga diberikan hadiah berupa mainan dan foto bersama dengan sang dokter lho!
Nah agar anak dapat tenang saat diperiksa seperti Xabiru, Mama dapat mengikuti tips di bawah ini ya!
1. Buat pemeriksaan gigi menjadi bagian rutin yang normal dan teratur 3-6 bulan sekali
Kecemasan yang dirasakan anak saat ke dokter gigi dapat dikurangi dengan rutin melakukan pemeriksaan gigi. Semakin rutin, maka semakin sedikit muncul kecemasan anak. Inilah sebabnya mengapa penting untuk memulai pemeriksaan rutin 3-6 bulan sekali.
Jika anak berusia lima atau enam tahun secara tiba-tiba diajak ke dokter gigi, ia akan melihat dunia baru kamar putih, bau-bauan yang asing, dan tangan dokter yang memegang bagian wajahnya, pasti akan menakutkan. Tapi, jika si kecil tumbuh dengan kebiasaan mengunjungi untuk janji rutin, itu hanya akan terasa seperti bagian dari kehidupan normal.
Jangan lupa bahwa keberhasilan saran ini dimulai dari Mama. Anak perlu melihat bahwa ini adalah bagian yang normal dan teratur, jadi hindari lalai dalam membuat janji periksa gigi ya!
2. Hindari untuk menjelaskan terlalu banyak detail yang menimbulkan lebih banyak pertanyaan
Saat mempersiapkan kunjungan, terutama bagi yang pertama kalinya, cobalah untuk tidak menjelaskan terlalu banyak detail. Karena itu akan menimbulkan lebih banyak pertanyaan, dan anak mungkin akan mendapatkan banyak informasi tentang perawatan tambahan yang mungkin dibutuhkan, hal tersebut dapat menyebabkan kecemasan bagi anak.
Pertahankan sikap positif saat membahas kunjungan yang akan datang, tetapi jangan beri anak harapan palsu. Hindari mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja, karena jika anak akhirnya membutuhkan perawatan, ia mungkin kehilangan kepercayaan pada Mama dan dokter gigi.
Editors' Pick
3. Hindari menggunakan kata-kata yang cenderung negatif untuk menggambarkan kondisi pemeriksaan
Ini bisa menjadi hal yang rumit untuk dilakukan, karena kebanyakan orangtua berbicara tentang dokter gigi dengan cara yang sangat spesifik. Namun, cobalah untuk kurangi menggunakan kata-kata yang cenderung negative untuk menggambarkan kondisi saat pemeriksaan gigi anak.
Ini sangat penting untuk kata-kata yang “menyakitkan” dan “menakutkan”. Selain itu, cobalah untuk menghindari istilah-istilah seperti 'suntikan,' terutama jika anak memiliki pengalaman stres dengan jarum di masa lalu.
Jika anak terus-menerus mendengar ke dokter gigi adalah pengalaman yang menakutkan, menyakitkan, dan menakutkan, ia akan cenderung panik bahkan saat hanya kunjungan rutin yang melibatkan sedikit pemeriksaan dan tanpa rasa sakit.
Triknya bukan untuk membohongi seorang anak, tetapi coba untuk memberikan kalimat positif dan memotivasi anak.
4. Sebelum ke dokter gigi, cobalah bermain peran dengan anak untuk menjadi dokter gigi dan pasien
Sebelum kunjungan ke dokter gigi yang pertama kali, cobalah bermain peran dengan anak untuk menjadi dokter gigi dan pasien. Gunakan sikat gigi lalu hitung gigi si kecil yang dimulai dengan angka 1 atau huruf A.
Hindari membuat suara bor atau suara asing. Mama juga dapat mengangkat cermin dan menunjukkan kepadanya bagaimana dokter gigi dapat melihat dan memeriksa giginya.
Kemudian biarkan anak bermain peran dengan menggunakan sikat gigi untuk membersihkan gigi boneka binatang atau boneka lainnya. Kuncinya adalah membiasakannya dengan rutinitas sehingga dia lebih nyaman untuk kunjungan sesungguhnya.
5. Cobalah untuk mengajak anak ke dokter gigi spesialis khusus untuk anak-anak
Beberapa orangtua membawa anak-anak mereka ke dokter gigi umum, tetapi para ahli mengatakan ini adalah kesalahan. Bahkan mungkin orang dewasa sendiri mungkin merasa cemas tentang kunjungan ke dokter gigi, dan anak mungkin merasakan ketakutan itu.
Cobalah untuk mengajak anak ke dokter gigi spesialis anak, yang memiliki suasana ceria dengan membuat klinik ramah anak seperti memiliki permainan video, gambar-gambar yang menyenangkan di dinding, dan film atau acara TV yang dinikmati anak-anak.
Menceritakan kisah perang dan pengalaman negative lainnya juga akan memicu kecemasan, terutama karena anak mungkin sebelumnya tidak pernah dan tidak mengetahui prosedur pemeriksaan di dokter gigi.
6. Pahami ketika anak rewel saat diperiksa dan biarkan dokter untuk membimbing Mama
Pahami bahwa normal dan sesuai usia jika seorang anak kecil untuk menangis, merengek, menggerak-gerakan badannya, dan tidak ingin diperiksa oleh orang yang menurutnya asing.
Tetap tenang dan ingat bahwa dokter gigi dan stafnya terbiasa bekerja dengan anak-anak dan mungkin telah sering melihat dan mengatasi kemarahan anak-anak.
Kemudian biarkan dokter gigi untuk membimbing Mama, mereka mungkin meminta untuk menjaga jarak, atau membantu memegang tangan anak yang akan memberikan kenyamanan dan mencegahnya meraih peralatan pemeriksaan.
7. Hindari menjanjikan sesuatu pada anak jika ia berlaku baik dan tak menangis di dokter gigi
Banyak ahli tidak menganjurkan untuk menjanjikan sesuatu kepada anak jika ia berlaku baik di dokter gigi. Melakukan hal itu hanya akan meningkatkan ketakutan mereka.
Mengatakan, "Kalau kamu nggak rewel atau menangis, kamu akan mendapat permen lolipop," hal ini mungkin membuat si Kecil berpikir, "Apa yang sangat buruk sehingga mungkin aku ingin menangis?"
Menjanjikan makanan manis juga mengirimkan pesan yang salah, karena setelah ke dokter gigi seharusnya menekankan anak memiliki gigi yang bersih dan sehat, dengan menghindari permen yang justru dapat menyebabkan gigi berlubang.
Sebaliknya, setelah kunjungan selesai, pujilah si Kecil atas perilaku dan keberaniannya yang baik. Sesekali, kejutkan dia dengan stiker atau mainan kecil sebagai dorongan.
8. Berikan pemahaman pada anak bahwa dokter gigi akan membantu anak merawat giginya
Ajari anak bahwa mengunjungi dokter gigi adalah suatu keharusan, bukan pilihan, dan bahwa dokter gigi akan merawat giginya sehingga mereka cukup kuat untuk dia makan.
Mama mungkin juga menjelaskan bahwa dokter gigi membantu menjaga gigi mereka agar tidak berlubang dan memastikan bahwa pasiennya akan memiliki senyum yang indah untuk tahun-tahun mendatang.
Sikap Mama dan Papa untuk mengajak si Kecil ke dokter gigi akan menentukan apa yang anak harapkan dalam mencapai kesehatan mulut yang sempurna untuknya.
Itulah cara membuat anak tidak takut saat diajak ke dokter gigi. Patut dicoba nih, Ma!
Baca juga:
- Urutan Membersihkan Gigi yang Tepat Menurut Dokter Gigi
- 5 Hal Penting Seputar Dokter Gigi Khusus Anak
- 10 Rekomendasi Sikat Gigi yang Aman untuk Anak Balita