Demam merupakan peningkatan suhu tubuh sementara yang dapat terjadi pada bayi, balita, anak-anak, dan orang dewasa, seringkali terjadi karena suatu penyakit. Demam menjadi pertanda bahwa sesuatu yang tidak biasa sedang terjadi di tubuh.
Meskipun demam mungkin bukan hal yang buruk, demam ekstrem dapat menunjukkan tingkat infeksi di tubuh. Selama pandemi ini, demam menjadi salah satu tanda utama Covid-19, yang juga membawa potensi ancaman kesehatan lainnya.
Ini tentunya dapat membuat Mama khawatir jika anak mengalami demam secara tiba-tiba. Sehingga penting bagi Mama untuk mengetahui informasi seputar demam yang terkait dengan Covid-19.
Berikut Popmama.com berikan informasi selengkapnya di bawah ini:
1. Penyebab terjadinya demam pada anak
Freepik/Spukkato
Ketika anak mengalami peningkatan suhu, seringkali membuat Mama jadi panik dan khawatir. Namun, demam adalah kondisi yang tidak sepenuhnya buruk. Karena ketika infeksi terjadi, sistem kekebalan akan melancarkan serangan untuk mencoba menghilangkan penyebabnya
“Demam terjadi ketika suatu area di otak yang disebut hipotalamus, juga dikenal sebagai 'termostat' tubuh, menggeser titik setel suhu tubuh normal ke atas,” jelas Dr Puneet Wadhwa, seorang dokter spesialis anak di Rumah Sakit Prime di Dubai.
Ia juga mengatakan bahwa suhu tinggi dapat disebabkan oleh banyak hal, yang paling umum adalah infeksi, umumnya infeksi virus atau bakteri. Infeksi juga merupakan penyebab paling umum dari demam pada orang dewasa, tetapi ada penyebab langka lainnya dan daftar panjang penyebab demam selain infeksi.
2. Ciri-ciri anak mengalami demam dan cara pengukuran suhu dengan tepat
Freepik/Gelpi
Dikutip dari gulfnews.com, menurut Dr Anjana Kannoth, seorang pediatri dan neonatologi (spesialis) di Rumah Sakit Aster, Mankhool, Dubai, Mama dapat melihat ciri anak demam dari mudah tersinggung atau menangis, pipi memerah, kemudian berkeringat atau lembap.
Jika melihat tanda-tanda itu sebaiknya langsung periksa suhu tubuhnya menggunakan termometer. Menurut Dr Wadhwa, berbagai jenis termometer tersedia dan memiliki manfaat yang berbeda pada usia yang berbeda.
Berikut adalah area tubuh anak yang dapat diperiksa menggunakan termometer berdasarkan usianya:
Bayi 0 - 3 bulan: Rektal
Batita 3 bulan - 3 tahun: Rektal, telinga, atau ketiak
Balita 4 sampai 5 tahun: Mulut, rektal, telinga, atau ketiak
5 tahun - dewasa: Mulut, telinga, atau ketiak
“Metode paling andal untuk memeriksa suhu bayi adalah termometer telinga, yang merupakan teknik yang lebih akurat daripada rekaman berbasis kulit, dahi atau ketiak,” kata Dr Reena Sankar, dokter spesialis anak di Medcare Medical Center, Motor City.
Termometer digital lebih disukai, dan sebaiknya hindari menggunakan termometer merkuri kaca karena berisiko pecah (merkuri beracun). Pemeriksaan di ketiak seringkali tidak akurat, sementara anak kecil mungkin merasa tidak nyaman dengan penggunaan termometer oral.
Namun perlu dipastikan sebelum pengukuran suhu dengan termometer, anak tidak boleh mengonsumsi makanan atau minuman hangat atau dingin, karena dapat menghasilkan pembacaan yang salah. Selain itu, paparan matahari sebelum mengukur suhu juga dapat memberikan pembacaan yang salah.
3. Demam juga menjadi tanda gejala Covid-19 yang membawa potensi ancaman lainnya
Freepik
Meskipun demam mungkin bukan hal yang buruk, demam yang ekstrem dapat menunjukkan tingkat infeksi di tubuh anak. Selama pandemi, demam adalah salah satu tanda utama Covid-19, itu juga membawa potensi ancaman kesehatan lainnya.
“Kemunculan Covid-19 pada anak-anak sejauh ini tidak parah dan sebagian besar anak hanya mengalami penyakit ringan dan sembuh dengan cepat, namun kami masih belum memiliki data dan pengetahuan yang memadai; karena penyakit berkembang” ujar Dr Wadhwa.
Selain itu, beberapa anak dari negara Inggris dan negara lain telah dilaporkan memiliki bentuk Covid-19 yang lebih parah, atau dikenal sebagai Pediatric Inflammatory Multisystem Syndrome (PIMS), yang memerlukan rawat inap dan terkadang perawatan intensif.
Dan juga penting untuk dicatat bahwa demam ringan pada anak kecil, terutama bayi yang sangat kecil, selalu menimbulkan kekhawatiran dan harus segera diperiksa oleh profesional medis.
Editors' Pick
4. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab demam pada anak
Freepik/roman-
Dr. Wadhwa mengatakan, bahwa dengan situasi pandemi saat ini, demam apa pun bisa disebabkan oleh Covid-19. Namun ada banyak faktor lain yang perlu dipertimbangkan, seperti paparan pada pasien Covid-19.
Berkonsultasi dengan dokter dapat mengevaluasi anak secara keseluruhan dan mencari banyak faktor lain, sebelum memutuskan kemungkinan demam yang disebabkan oleh COVID 19.
Namun, karena begitu banyak gejala Covid-19 yang tumpang tindih dengan pilek dan flu biasa, satu-satunya cara untuk memastikan bahwa itu bukan Covid-19 adalah dengan melakukan serangkaian tes laboratorium.
5. Tak ada perbedaan antara demam pediatrik atau demam akibat Covid-19
Freepik/Zilvergolf
Demam menjadi salah satu gejala Covid-19, namun seperti yang dikatakan, demam juga bisa disebabkan oleh bakteri atau virus lainnya selain Covid-19. Ini bisa membuat Mama khawatir apakah demam yang dialami anak disebabkan oleh demam pediatrik atau demam akibat Covid-19.
"Suhu tubuh lebih dari 37,5°C diambil secara oral, atau dari ketiak ketiak yaitu 37,6°C atau lebih, atau suhu 38°C atau lebih yang diambil dari telinga atau rektum, diklasifikasikan sebagai demam pada anak-anak. Bahkan selama pandemi, definisinya tetap sama,” ujar Dr Wadhwa.
Suhu yang menyebabkan demam dapat bervariasi dari satu anak ke anak lainnya, Dr Kannoth menyarankan untuk mempercayai pada insting.
Penelitian yang dilansir dari gulfnews.com, menunjukkan bahwa suhu dasar normal dapat bervariasi beberapa derajat pada setiap orang, jadi jika Mama tahu balita seringkali "kedinginan", Mama dapat menurunkan batas untuk apa yang digolongkan sebagai demam pada anak.
“Mama mengenal si Kecil lebih baik dari siapa pun. Jika khawatir, hubungi dokter anak Anda.” tambah Dr Kannoth.
6. Perawatan yang dilakukan di rumah ketika anak mengalami demam
Freepik/Zilvergolf
Dr. Wadhwa menyarankan untuk balita yang berusia lebih dari satu tahun dan memiliki suhu tubuh agak tinggi hingga 38,5°C dapat diberikan parasetamol dan dipantau di rumah selama 1-2 hari. Parasetamol umumnya aman digunakan sesuai dosis dan frekuensi yang dianjurkan selama 1-2 hari.
Ia juga menambahkan bahwa perawatan segera harus diberikan jika anak mengalami demam derajat tinggi lebih dari 38,5 C atau anak memiliki gejala lain dari seperti aktivitas yang buruk, pucat, muntah atau menolak makan.
“Untuk brufen dan semua obat lain, tidak aman untuk digunakan tanpa berkonsultasi dengan dokter,” kata Dr Wadhwa.
7. Demam dapat dikaitkan dengan kerusakan otak jika terjadi akibat infeksi di otak
Freepik/Lifeforstock
Semua gejala yang terkait dengan demam virus yang tidak berbahaya juga dapat terjadi pada penyakit yang lebih serius.
Jika si Kecil mengalami demam dengan gejala yang tidak sama dengan demam yang biasa dialami, pertimbangkan kemungkinan penyakit yang lebih serius dan segera bawa anak ke dokter atau ke ruang gawat darurat.
Seringkali demam dikaitkan dengan kerusakan otak, namun Dr. Wadhwa menyebutkan jika penyebab demam adalah infeksi yang tidak ada di otak, itu tidak dapat menyebabkan kerusakan otak. Namun jika terjadi infeksi di otak, maka berpotensi menyebabkan kerusakan otak.
“Demam akibat infeksi otak disebut meningitis atau ensefalitis yang berpotensi menyebabkan kerusakan otak,”kata Dr Wadhwa.
8. Perbedaan gejala pada anak mengalami demam biasa dan demam yang serius
Freepik/Zurijeta
Ciri-ciri demam yang membantu meyakinkan Mama bahwa anak mengalami gejala demam biasa, berikut tanda-tanda yang mungkin mengindikasikan demam pada balita tidak terlalu serius:
Memiliki kulit, bibir, atau lidah berwarna normal
Dapat menanggapi Mama secara normal
Pada dasarnya tetap aktif dan tetap tersenyum
Tetap terjaga atau terbangun dengan cepat dan mudah saat Mama membangunkannya
Memiliki tangisan normal yang kuat, atau tidak menangis
Memiliki bibir dan lidah yang lembab
Namun Mama perlu memerhatikan tanda-tanda ketika demam pada anak cukup serius dan membutuhkan perhatian medis yang segera, yaitu sebagai berikut:
Tidak ingin melakukan apapun atau tidak aktif.
Mulut dan bibir kering.
Kurang nafsu makan
Mengalami pembengkakan pada tungkai atau sendi.
Tidak menggunakan lengan atau tungkai, atau tidak dapat mengangkat beban apa pun pada satu kaki.
Anak berusia lebih dari 3 bulan dan memiliki suhu di atas 39°C.
Kulit pucat, termasuk pada bibir atau lidah.
Tidak menanggapi secara normal.
Tidak tersenyum.
Bangun hanya dengan usaha yang lebih lama.
Serangan menggigil.
Demam selama 3 hari atau lebih.
Terjadi kejang
Nah itulah beberapa informasi seputar demam dan kaitannya dengan munculnya demam sebagai gejala Covid-19. Maka dari itu penting bagi Mama untuk menyiapkan beberapa tindakan perawatan pertama, seperti termometer dan obat penurun demam, jika gejala demam mulai muncul.
Selain itu, penting untuk menerapkan pola hidup yang sehat sejak dini, seperti menjaga asupan makanan anak yang bergizi dan nutrisi tinggi, tidur yang cukup, serta aktivitas fisik yang meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya dalam melawan virus dan bakteri penyebab penyakit.