Kenali Penyebab Balita Suka Pilih-Pilih Makanan dan Cara Mengatasinya
Makan menjadi momen yang menyenangkan sebelum si Kecil tiba-tiba jadi suka pilh-pilih makanan
10 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama 18 bulan pertama sampai dua tahun kehidupan anak, Mama telah rajin memberi makan si Kecil dengan menggunakan ASI, botol, atau sendok dengan segala resep yang cukup menyenangkan. Kemudian, tiba-tiba, balita mulai susah makanan.
Tentu saja, Mama khawatir. "Mengapa ia tidak mau makan? Apakah saya melakukan sesuatu yang salah?". Dalam kondisi ini, Mama perlu mengetahui ada tantangan dalam mengasuh balita, khususnya ketika makan, yaitu suka pilih-pilih makan.
Lalu, apakah penyebab balita tiba-tiba suka pilih-pilih makanan, dan bagaimana cara yang tepat untuk mengatasinya?
Kali ini Popmama.com akan membahas beberapa penyebab anak suka pilih-pilih makan dan bagaimana cara membantu Mama untuk memastikan si Kecil mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang optimal. Simak informasinya di bawah ini!
Penyebab Balita Suka Pilih-Pilih Makanan
Jika Mama memiliki balita yang pemilih, ketahuilah bahwa Mama tidak sendirian. Alasan keengganan makanan yang tiba-tiba ini bisa jadi masalah yang sederhana namun juga bisa kompleks, beberapa penyebabnya adalah sebagai berikut:
1. Balita menjadi lebih mandiri
Setelah balita mulai berjalan dan mulai berbicara, ia telah mengembangkan rasa kemandirian dan memiliki kesadaran untuk bertindak berdasarkan hal itu.
Apakah anak menyukai makanan tertentu atau tidak, ia sudah bisa menolak untuk membuka mulut, melarikan diri, menangis sebagai protes, membuat ulah, hingga melakukan semua hal di atas.
2. Balita menjadi lebih intuitif
Balita dapat mulai memerhatikan pola makan, misalnya sebagian besar makanan yang baik memiliki rasa yang manis dan sebagian besar makanan tidak manis berwarna hijau.
Sebagian besar produk makanan bayi dan balita menggabungkan sayuran dengan makanan manis seperti apel, pisang atau pir. Bayi yang sudah terbiasa mengonsumsinya mengembangkan selera untuk makanan manis.
Ketika Mama mencoba memperkenalkan sayuran hijau yang tidak manis, balita pasti akan melihat perbedaannya dan menolaknya. Terkadang, orangtua juga cenderung memaksakan anak untuk mengonsumsi sayuran.
Penting bagi Mama untuk mengingat bahwa makan adalah perilaku yang dipelajari yang dimulai dengan sesendok pertama dan diperkuat setiap kali makan.
3. Balita mempelajari apa yang ia sukai dan tidak sukai
Si Kecil mungkin bukan penggemar tekstur tertentu. Karena makan sama pentingnya dengan sensasi taktil seperti halnya rasa, anak mungkin tidak menyukai makanan yang terlalu renyah, berlendir, lembut, berbutir, kenyal, dan sebagainya.
Jika ini masalahnya, maka tekstur makanan yang tidak dipilih anak juga harus konsisten,walaupun dengan rasa yang berbeda.
Misalnya, jika anak tidak menyukai makanan yang renyah, ia akan menolak apel hijau yang manis dan berair, secepat ia menolak seledri yang segar dan renyah. Cara mengolah yang tepat bisa menjadi solusi dalam permasalahan makan yang satu ini.
Cara Mengatasi Balita yang Suka Pilih-Pilih Makanan
Masih dalam tahap tumbuh kembang, penting bagi Mama untuk memberikan pola makan yang sehat dan bernutrisi untuk balita. Walaupun Mama dihadapkan dengan si Kecil yang suka pilih-pilih makanan, jangan khawatir.
Ada beberapa cara yang bisa Mama lakukan untuk memastikan anak akan tetap mendapatkan nutrisi yang seimbang. Berikut beberapa cara yang bisa Mama lakukan:
Editors' Pick
1. Jangan berhenti terlalu cepat ketika mencoba memperkenalkan makanan baru
Banyak orangtua tidak menyadari proses penerimaan makanan yang panjang namun normal pada anak-anak.
Sebuah studi tahun 2004 yang diterbitkan dalam Journal of American Diet Association mengungkapkan bahwa 25 persen Mama dengan balita menawarkan makanan hanya sekali atau dua kali sebelum memutuskan apakah anak menyukainya.
Sekitar setengah dari koresponden tersebut, membuat penilaian serupa setelah menyajikan makanan baru hanya tiga sampai lima kali.
Menyentuh, mencium, bermain, hingga membuang makanan adalah semua perilaku eksplorasi normal yang terjadi sebelum penerimaan, dan beberapa anak membutuhkan waktu lebih lama untuk mencoba makanan baru dan mengembangkan rasa atau ketertarikan untuk itu.
Terus mencoba dan akhirnya, si Kecil mungkin akan datang dan menanyakan makanan tersebut. Konsisten, jangan menyerah dan ingat, tahap dalam kehidupan anak ini sangat penting karena makanan yang ia makan sekarang adalah pilar bangunan utama untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
2. Tunjukkan pilihan bahan-bahan makanan yang Mama ingin anak makan
Anak hanya bisa pilih-pilih makanan ketika melihat apa yang tersedia untuk nya. Jika Mama ingin anak mengonsumsi lebih banyak makanan sehat, isi lemari es dan dapur dengan apa yang diyakini sebagai pilihan makanan sehat dan bergizi.
Dengan cara ini, Mama juga dapat membuat hidup Mama dan keluarga lebih mudah dan sehat, dengan mengisi lemari es di rumah dengan makanan yang nyaman, dan tentunya sehat, memiliki rasa lezat, dan bernutrisi.
3. Mengenalkan balita pada semua jenis makanan
Penting untuk dicatat bahwa, Mama perlu mengenalkan anak pada berbagai rasa dan tekstur makanan, apa pun preferensi atau keengganan pribadi Mama. Misalnya, Mama tidak menyukai brokoli, bukan berarti Mama tidak memberikan brokoli pada anak.
Tanpa Mama tahu, mungkin si Kecil sangat menyukai beberapa makanan yang tidak Mama sukai.
4. Jangan memberikan terlalu banyak pilihan makanan dalam satu waktu
Tak jarang, Mama membuat berbagai hidangan untuk memenuhi selera masing-masing anggota keluarga. Kebiasaan memasak jangka pendek semacam ini bisa membuat Mama menjadi lebih lelah, tidak berkelanjutan, dan hanya berfungsi untuk menumbuhkan kebiasaan yang sedang Mama coba perbaiki.
Tidak ada alasan bagi anak mana pun untuk berhenti pilih-pilih makanan, ketika memang selalu ada pilihan lain di meja makannya. Balita harus belajar untuk mencoba apa pun yang Mama sajikan, kecuali jika ia memiliki masalah alergi atau gangguan sensorik.
5. Jangan melengkapi makanan anak dengan junk food
Jika balita menolak untuk makan karena tidak menyukai pilihan yang tersedia, cobalah untuk tidak memberi anak junk food hanya untuk mengisi perutnya, seperti kentang goreng, burger, nugget ayam, dan lain-lain
Pada waktunya, kalori kosong itu bisa menjadi pilihan tidak sehat seumur hidupnya. Anak bergantung pada orangtua untuk memilih diet seimbang yang sesuai dengan perkembangannya, dan pola makan yang sehat dapat mendorong kesehatan dan kebahagiaan yang baik.
6. Perlakukan setiap waktu makan sebagai kesempatan untuk memberikan makanan yang baik
Daripada melihat waktu camilan sebagai waktu "suguhan", pertimbangkan waktu camilan sebagai “waktu makanan mini” dan beri makan anak sesuai dengan itu.
Sekali lagi, beri anak setiap kesempatan untuk berkenalan dengan makanan baru. Hindari biskuit dan makanan ringan lainnya, dan cobalah memberi anak irisan wortel sebagai gantinya.
7. Jadikan setiap pengalaman makan menjadi menyenangkan
Dilansir dari Mother.ly, seperti yang ditunjukkan oleh banyak penelitian, anak-anak yang membantu menyiapkan makanan lebih cenderung memakan makanan yang ia bantu buat, jadi biarkan si Kecil untuk ikut serta!
Jadikan memasak sebagai aktivitas keluarga dengan membiarkan anak membantu. Ini adalah cara yang tepat untuk menunjukkan pada anak bahwa makanan lezat dan sehat tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Siapkan makanan dalam bentuk yang paling menarik secara visual, dan pastikan untuk mempertimbangkan preferensi tekstur favorit anak. Misalnya, jangan terlalu lama memasak kacang panjang untuk anak yang menyukai sayuran keras.
8. Jangan memaksakan "piring bersih"
Meskipun Mama mungkin khawatir tentang nutrisi yang diperlukan balita untuk pertumbuhan dan perkembangannya, hindari memaksanya untuk menghabiskan makanan yang Mama sajikan.
Anak tidak mencoba membuat Mama frustrasi, ia hanya sedang belajar karena semuanya masih baru dan berbeda.
Ingatlah bahwa bagi banyak anak, penerimaan makanan membutuhkan waktu, dan ini menjadi tahap penting dalam kehidupan balita yang benar-benar normal.
Memaksa anak untuk menghabiskan makanan di piringnya dapat menyebabkan ia kehilangan rasa alami untuk mengetahui kapan waktu untuk kenyang, sehingga berisiko menyebabkan makan berlebihan.
Membangun kebiasaan makan yang sehat berarti menghormati ketika anak kenyang bahkan ketika Mama berpikir belum cukup. Bagaimanapun, Mama selalu dapat menyajikan sisa makanan sebagai makanan mini untuk waktu camilan.
Nah itulah beberapa penyebab dan cara mengatasi anak yang suka pilih-pilih makanan. Apakah anak mama juga mengalami hal ini? Bagaimana cara Mama dalam mengatasinya?
Baca juga:
- Terapi Makan Solusi untuk Anak yang Picky Eater
- Catat Nih Ma, Ini 5 Cara Mengatasi Si Kecil yang "Picky Eater"
- Psikolog Anak: Ini 4 Bahaya Laten Penyebab Anak Picky Eater