Yuk, Kenali Tiga Pilar Pencegahan Stunting yang Perlu Diperhatikan
Cegah stunting sejak dini untuk generasi yang lebih sehat
16 Oktober 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Belakangan ini, stunting menjadi isu yang ramai dibincangkan oleh ahli kesehatan anak dan para orangtua. Berdasarkan data dari WHO tahun 2018, sebanyak 35,6 persen balita di Indonesia mengalami stunting atau gizi buruk kronis.
Angka ini menempatkan Indonesia menjadi urutan kelima dengan gizi buruk yang dialami oleh bayi dan anak-anak. Stunting juga dapat menyerang anak diusia 2 tahun keatas sehingga menghilangkan masa pertumbuhan dan merambah kemampuan kognitifnya.
Memahami bahaya dari penyakit stunting, serta merayakan Hari Cuci Tangan Sedunia Lifebuoy dan Unilever Indonesia Foundation mengangkat tema "Antar Anak Sehat Indonesia" dalam memahami pentingnya cuci tangan sebagai salah satu upaya mencegah stunting pada anak.
"Berdasarkan data dari BKKBN pada tahun 2018, tercatat ada 2,7 juta balita di Jawa Barat yang terkena stunting. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk meningkatkan Pola Hidup Bersih Sehat (PBHS) salah satunya cuci tangan pakai sabun sebagai salah satu tindakan preventif dalam pemeliharaan kesehatan dan pencegahan risiko akan dampak stunting," ujar Maulani Affandi, Head of Skin Cleansing and Baby Unilever Indonesia
Setelah menyelenggarakan puncak acara di Jakarta, perayaan Hari Cuci Tangan Sedunia turut menggandeng Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jawa Barat. Kegiatan ini juga turut dihadiri oleh Atalia Praratya Ridwan Kamil, selaku Ketua dari TP PKK Jawa Barat.
Kali ini, Popmama.com akan membahas mengenai tiga pilar pencegahan stunting yang perlu diketahui bedasarkan kegiatan Siaran Keliling (SARLING) Jawa Barat pada hari Rabu (16/10/2019) di Posyandu Mawar, Desa Ciburuy, Padalarang. Berikut informasinya:
Stunting Merupakan Masalah Kurang Gizi Kronis pada Anak karena Kurangnya Asupan Gizi
Sebagian masyarakat mungkin belum mengetahui kondisi stunting. Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan pada pertumbuhan anak, yakni tinggi badan yang lebih rendah dari standar usianya.
Kondisi tubuh yang lebih rendah ini, lebih sering disangka sebagai faktor genetik atau keturunan dari orangtuanya, sehingga masyarakat tidak banyak bertindak untuk mencegahnya. Namun, faktor kesehatan yang berasal dari genetik, pengaruhnya lebih kecil dibandingkan faktor perilaku atau faktor lingkungan.
Stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah sejak dini. Upaya stunting bertujuan agar anak-anak di Indonesia, dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal yang disertai dengan kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar.
"Kami mengapresiasi dan berterima kasih terhadap kegiatan yang dilakukan sebagai bentuk kepedulian bersama untuk mendukung gerakan cegah stunting Jawa Barat, dan berharap kolaborasi ini akan dilanjutkan dan diperluas di tahun-tahun mendatang. Semoga dengan kolaborasi yang terjalin akan mempercepat terwujudnya Jawa Barat Zero New Stunting," ungkap Athalia Praratya.
Dalam pencegahan stunting, terdapat tiga pilar yang harus diperhatikan, yaitu adalah:
Editors' Pick
1. Menjaga pola makan anak yang bergizi, seimbang, dan beragam sesuai dengan usia anak
Kondisi stunting ini dipengaruhi oleh rendahnya perhatian serta edukasi orangtua terhadap memilih makanan untuk anak, dari segi jumlah dan kualitas gizi yang seringkali tidak beragam.
Kemenkes, merekomendasikan istilah "Isi Piringku" dengan memberikan anak gizi seimbang yang perlu diperkenalkan dan dibiasakan sejak dini dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam satu porsi makan, setengah piring perlu diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein baik nabati maupun hewani, dengan proporsi yang lebih banyak daripada karbohidrat.