Setiap orangtua tentu menginginkan anaknya dapat bertumbuh dengan baik. Demi dapat mewujudkan itu, Mama bisa melakukan berbagai cara, salah satunya adalah membiarkan anak bermain.
Meski dilihat kebanyakan orang dewasa bahwa bermain hanya mendatangkan kesenangan maupun keceriaan saja, ternyata aktivitas ini memiliki segudang manfaat bagi anak. Bahkan, Mama tak harus mengganggu si Kecil saat bermain, lho.
Nah, rangkuman manfaat anak bermain hingga alasan Mama dapat membiarkannya saat bermain telah Popmama.com rangkumkan lewat artikel kali ini.
Yuk, disimak!
Mengapa Bermain Sangat Penting untuk Anak?
Freepik
Perlu Mama ketahui, bermain adalah cara yang alami dan menyenangkan bagi anak agar mereka tetap aktif, sehat, dan bahagia.
Bermain pun ternyata sangat penting untuk mereka. Bermain dapat meningkatkan kesejahteraan kognitif, fisik, sosial, dan emosional anak-anak. Lewat bermain, mereka juga dapat belajar tentang dunia dan diri sendiri.
Selain itu, si Kecil pun mendapatkan manfaat lain dari bermain, seperti:
Rasa kepercayaan diri
Harga diri
Ketangguhan
Interaksi
Keterampilan sosial
Kemerdekaan atau bebas
Rasa ingin tahu
Mengatasi situasi yang menantang.
Editors' Pick
Mengapa Mama Penting Tak Mengganggu Anak saat Bermain?
Freepik
Influencer parenting Agda Reis sempat membagikan pendapatnya di Instagram bahwa anak harus dibiarkan berkonsentrasi saat bermain. Menurutnya, anak yang bermain seperti layaknya dia sedang bekerja, sehingga terjadilah perkembangan sensorik-motorik.
"Dilihat oleh orang dewasa mungkin terlihat seperti sebuah permainan, tetapi kenyataannya anak sedang bekerja, membangun, terjadilah perkembangan sensorik-motorik," tulisnya dalam caption pada unggahannya.
Penjelasan yang disampaikan Reis dalam postingannya memang benar adanya lho, Ma. Dikutip dari laman Instituto Nueva Escuela, Gladiza Santiago seorang pengajar metode Montessori dan Koordniator SD II Insitituto Nueva Escuela mengatakan kalau sebenarnya anak-anak harus dibiarkan berkonsentrasi saat bermain sekalipun.
Di sini, Mama juga tak boleh mengganggu anak karena dengan membiarkan anak bermain, dia nantinya dapat melakukan eksplorasi sendiri dan tidak mudah untuk kehilangan konsentrasi atau minatnya.
"Kamu menonton saja, tapi jangan ikut campur. Tunggulah sampai anak meminta bantuan kepadamu," ucap Gladiza.
Meski Membiarkannya Bermain, Mama Tetap Bisa Mengawasi Anak
Freepik
Ma, apa yang dikatakan Gladiza tadi merupakan bagian dari metode pengajaran Montessori yang dikembangkan Dr. Maria Montessori. Montessori adalah metode yang menekankan pada aktivitas mandiri, pembelajaran langsung, dan permainan kolaboratif.
Di ruang kelas, anak-anak yang mendapatkan pengajaran metode ini dapat membuat pilihan kreatif dalam pembelajaran mereka, sementara guru hanya memandu dan memfasilitasi prosesnya saja.
Walau seperti terkesan tampak membiarkan anak, Mama tetap dapat mengamatinya saat bermain. Namun, Mama dapat melihat mereka dengan sekilas tanpa si Kecil sadari sendiri.
"Segera setelah konsentrasi dimulai, bersikaplah seolah-olah anak itu tidak ada. Secara alami, kamu dapat melihat apa yang dia lakukan dengan sekilas, tetapi tanpa mereka sadari,"- Maria Montessori, The Absorbent Mind, hal. 255. (Telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia).
Penelitian Menunjukkan Anak Dapat Memilih Mainan yang Mengoptimalkan Perkembangannya
Freepik
Lewat caption-nya, Reis juga mengatakan kalau ada penelitian di bidang psikologi yang menunjukkan bahwa anak kecil saat diberikan kebebasan memilih materi yang berbeda akan justru memilih mainan yang mengoptimalkan perkembangannya.
"Penelitian di bidang psikologi perkembangan menunjukkan bahwa anak kecil, ketika bebas memilih materi yang berbeda, akan memilih materi yang mengoptimalkan perkembangannya dan berada tepat di atas tingkat kompetensinya saat ini," tulis Reis.
Hal itu sejalan dengan jurnal penelitian The Choice of Toys by Early Childhood Children. Kesimpulan dari jurnal itu menunjukkan, minat spontan anak terhadap mainan diubah menjadi minat kognitif. Alhasil, itu mendorong mereka untuk memilih mainan tertentu.
Penelitian itu juga mencatat bahwa anak usia 12-24 bulan atau 1-2 tahun membuat pilihan terbanyak dalam hal mainan. Alasannya, itu sejalan dengan meningkatnya aktivitas secara kognitif dan berkembangnya kemampuan sensorik-motorik anak dengan mainan.
Di sisi lain, anak usia 24-46 bulan atau 2-3 tahun berada pada urutan kedua yang membuat pilihan terbanyak mengenai mainan. Hal ini menunjukkan kalau kelompok usia tersebut telah memperluas kegiatan dalam memuaskan minat kognitif mereka pada aktivitas non permainan, seperti lewat melukis, membaca, dan sebagainya.
"Jadi kita tahu kita bisa memercayai anak untuk membuat keputusan yang baik dan tahu bahwa ketika kita mengamati mereka dalam konsentrasi yang intens, maka aktivitas mereka sangat penting untuk perkembangan dan penguasaan diri mereka. Oleh karena itu, kita tidak akan menyela anak, kecuali demi keselamatan atau pertimbangan orang lain," tutup Reis.
Jadi, itulah rangkuman penjelasan tentang alasan Mama penting tak menganggu anak saat bermain. Semoga rangkuman ini bisa menjadi pedoman untuk Mama, ya.