Sering Terjadi, Kenali Jenis Tantrum pada Anak dan Cara Mengatasinya
Kondisi tantrum bukan berarti anak menjadi pemarah lho, Ma!
31 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tantrum merupakan ledakan emosi yang dirasakan oleh anak yang memiliki masalah dalam emosionalnya. Kemunculan tantrum biasanya ditandai dengan marah-marah, menangis dengan kencang, keras kepala, dan sulit untuk menenangkan diri.
Dilansir dari verywell family, para peneliti telah menemukan bahwa 70% anak berusia 18 hingga 24 bulan mengalami tantrum. Pada usia ini wajar jika anak mengalami tantrum, karena si Kecil belum mampu untuk mengekspresikan keinginannya dengan kata-kata.
Tantrum bisa dijadikan sebagai alat untuk mengukur kekuatan pengembangan karakter anak. Mama bisa mengatasi amarah tantrum dengan cara membuat anak merasa nyaman dan tidak memarahinya, apalagi sampai memukulnya.
Mengalah juga bukan menjadi solusi yang tepat, karena akan membuat anak mengulangi perilaku tantum. Penting bagi Mama untuk mengetahui jenis tantrum pada anak agar mampu menanganinya dengan baik.
Popmama.com berhasil merangkum jenis-jenis tantrum pada anak dan bagaimana cara mengatasinya. Simak penjelasannya yuk, Ma!
1. Tantrum manipulatif
Tantrum manipulatif merupakan Tindakan yang dilakukan oleh anak ketika keinginannya tidak dapat terpenuhi dengan baik. Tantrum jenis ini adalah tantrum yang dibuat-buat oleh anak agar Mama menuruti keinginannya.
Tantrum menipulatif tidak terjadi pada semua anak, namun kemunculannya diakibatkan karena adanya penolakan. Seperti saat anak ingin makan es krim, namun Mama tidak memenuhi apa yang diinginkannya.
Si Kecil akan marah-marah dan melakukan manipulatif seolah-olah menolak apapun yang Mama berikan, seperti “Mama tidak pernah memberikan apa yang aku inginkan, aku tidak mau makan itu” sambil menangis.
Jika Mama memenuhi apa yang diinginkan anak, membuat mera menjadi lebih baik tanpa waktu pemulihan. Ketika anak menjadi lebih baik, ini pertanda bahwa strategi yang Mama gunakan untuk menenangkan anak berhasil.
Menurut Kids Health, jika Mama telah melakukan berbagai cara namun anak masih mengalami kondisi tantrum, sebaiknya Mama mengabaikannya.
Ajak anak untuk berkegiatan yang lebih menyenangkan dan jangan ragu untuk mencari bantuan pada psikolog anak jika Mama mengalami kesulitan dalam menghadapi tantrum manipulatif pada anak.
2. Tantrum frustasi
Tantrum frustasi rentan terjadi pada usia 18 bulan, karena anak belum mampu mengutarakan perasaannya dengan baik. Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi terjadinya tantrum frustasi, seperti kelelahan, kelaparan, dan merasa gagal dalam melakukan sesuatu.
Mama bisa mengajarkan anak untuk meminta pertolongan pada Mama atau orang terdekat. Tak hanya itu, sesekali Mama bisa memberikannya pujian jika dia berhasil melakukan sesuatu tanpa tantrum.
Berikan pertolongan dengan lembut dan penuh kasih sayang ya, Ma. Dalam buku yang berjudul On Becoming Toddlerwise: From First Steps to Potty Training, mengatakan bahwa:
Tantrum frustasi terjadi ketika seorang anak tidak dapat membuat tubuhnya menyelesaikan tugas yang dapat dipahami dengan jelas oleh pikirannya dan frustrasi adalah dasar dari tantrum ini, bukan berarti pemarah.
Anak frustasi karena tidak mendapatkan apa yangdiinginkannya, sehingga membuatnya menjadi marah hingga mengamuk. Tidak semua anak adalah tipe orang yang benar-benar membuat ulah frustrasi.