7 Cara Membentuk Karakter Anak Penuh Kasih Sayang
Sejak usia 2 tahun, anak-anak sudah mengerti dengan rasa kasih sayang lho, Ma
13 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sudah menjadi harapan semua orangtua agar si Kecil dapat bertumbuh menjadi seseorang yang berkarakter baik melalui perkataan dan perbuatan.
Hal ini tentu tidak hanya semata-mata mengacu pada etika dan norma yang berlaku saja.
Sebaliknya, karakter positif yang diharapkan Mama ini turut meliputi sikap berempati dan menghargai sesama tanpa memandang perbedaan. Hal ini menjadi wujud nyata dari nilai cinta kasih yang berhasil tumbuh di dalam pribadinya.
Tentu, Mama tidak dapat mengupayakan si Kecil memiliki nilai positif tersebut dengan hanya mengandalkan pendidikan formal.
Sebaliknya, hal ini hanya dapat dilakukan secara efektif dan tepat melalui pola asuh dan pendekatan Mama secara independen terhadap si Kecil yang turut mempromosikan nilai cinta kasih itu sendiri.
Lebih lanjut, para pakar di bidang anak menyebut bahwa hal ini haruslah dilakukan sejak usia sedini mungkin.
Dilansir dari education.vic.gov.au, sejak si Kecil berumur 18 bulan, ia mulai bisa menujukkan sifat kepribadiannya. Memasuki usia 2 tahun, ia akan mulai memupuk rasa kasih sayang untuk sesama.
Nah, pertanyaan yang muncul di dalam otak Mama sekarang ini pastilan mengenai bagaimana caranya agar Mama bisa sukses menanamkan nilai cinta kasih dalam pola asuh dan pendekatan yang tepat, bukan?
Kabar baiknya, cara yang bisa diterapkan oleh Mama sebenarnya terbilang mudah dan menyenangkan untuk dilakukan.
Setidaknya, ada 7 cara yang berhasil dirangkum oleh Popmama.com di bawah ini.
1. Pola asuh yang bersahabat
Kita tentu setuju bahwa karakter seorang anak turut dipengaruhi oleh pola asuh yang diterapkan oleh Mama sebagai orangtua.
Setidaknya, kita dapat menyebut bahwa ada dua macam pola asuh yang dapat dijadikan opsi secara umum, yaitu pola asuh yang otoriter dan pola asuh yang demokratis.
Diantara keduanya, para pakar di bidang anak menyebut bahwa pola asuh demoktratis sebenarnya merupakan pilihan yang tepat untuk membangun karakter positif anak kecil karena sifatnya yang lebih bersahabat.
Pasalnya, pola asuh ini menciptakan suasana yang damai dengan nilai toleransi dan berempati yang dipromosikan.
Bagaimana tidak, saat Mama memilih pola asuh demokratis yang bersahabat, Mama tentu akan lebih cenderung meningkatkan komunikasi dengan si Kecil tanpa memberi batasan terhadap perbedaan pendapat yang dikemukakannya, melainkan mendengarnya dan membimbingnya melalui masukan yang positif.
Dalam hal ini, si Kecil akan secara otomatis belajar mengenai pentingnya menghargai perbedaan pendapat sebagai wujud dari nilai cinta kasih yang Mama hendak tanamkan.
2. Sering memberi pujian
Tidak ada yang lebih menyenangkan selain mendengar pujian positif dari seseorang, di mana hal ini selalu menjadi ekspetasi dari setiap anak kecil.
Mama tentu sering memperhatikan reaksi wajah si Kecil yang terlihat begitu bahagia setiap kali Mama memujinya, bahkan meskipun Mama melakukannya dengan sepatah kata singkat.
Tanpa Mama sadari, pujian tersebut nyatanya tidak hanya menciptakan perasaan senang dan hal-hal baik lainnya yang sangat berdampak positif bagi keadaan psikologinya.
Menurut American Academy of Pediatrics yang merupakan suatu badan kesehatan di bidang anak, kata-kata positif yang memuji akan memengaruhi perilaku dan kebiasaan anak kecil dalam berkata-kata.
Jika Mama sering memujinya, ia tentu akan belajar menjaga perasaan orang lain serta menghargai dalam bentuk pujian. It shows the true love, Ma.
Editors' Pick
3. Lakukan kontak fisik yang dibutuhkannya
Dalam sebuah studi yang ditulis ke dalam jurnal Development and Psychopathology, kontak fisik memengaruhi DNA anak kecil secara positif. Tentu, DNA turut mengacu pada pembentukan karakter dalam wujud emosi dan sikap atau perbuatan.
Untuk itu, Mama sangat disarankan untuk sering melakukan kontak fisik kepada si Kecil, seperti mengecupnya, menggandeng tangannya, memeluknya dan hal lain semacamnya.
Hal ini akan turut menunjukkan cinta kasih yang Mama rasakan terhadapnya secara tulus dan nyata.
Alhasil, perasaan dicintai yang ia sadari akan membuahkan perasaan yang sama secara otomatis dan ia pun akan melakukan hal yang sama kepada Mama dan orang-orang yang ia cintai.
Hal ini tentu menjadi bukti dari bagaimana si Kecil mampu bertumbuh menjadi anak yang berkarater penuh cinta kasih seperti yang Mama harapkan.
4. Selalu tanyakan keadaannya
Memberikan perhatian yang nyata terhadap si Kecil dapat dijadikan salah satu opsi terbaik untuk menekankan nilai cinta kasih kepadanya.
Hal ini diakui sendiri oleh American Academy of Pediatrics yang menyebut bahwa salah satu wujud perhatian yang terbaik untuk diaplikasikan pada si Kecil adalah rasa penasaran Mama terhadap hal-hal yang dilaluinya dengan menanyakan keadaan dan perasaannya.
Hal ini bukan hanya akan membuat si Kecil merasakan cinta kasih, melainkan belajar bahwa sikap peduli terhadap sesama haruslah dilakukan secara insiatif.
Ia pun akan mencontohi perilaku Mama untuk peka terhadap keadaan orang dan mau membangun koneksi satu sama lain dengan sikap simpati dan empati yang nyata.
5. Beri dukungan
Kata-kata positif memang sangat baik untuk proses tumbuh kembang si Kecil yang diharapkan Mama.
Namun, Mama haruslah menyadari bahwa hal tersebut sebenarnya tidak hanya mengacu pada pujian yang menyenangkan hati tapi juga dukungan.
Tentu, dukungan dapat berdampak lebih efektif jika Mama juga menyertakan sikap sebagai wujud dukungan non-verbal.
Hal ini disebut American Academy of Pediastrics sebagai cara yang mampu membentuk pola pikir si Kecil untuk memahami bahwa memotivasi seseorang merupakan hal yang baik untuk dilakukannya ke depan.
Mama pasti bangga dong, kalau mendengar seseorang bercerita bahwa si Kecil menyemangatinya.
What a good behavior it will be!
6. Menjadi contoh yang tepat dalam memberi respon
Sebagai orangtua, Mama pastilah dipandang oleh si Kecil sebagai role model atau idola nomor satunya, di mana kecenderungannya mengikuti sikap dan perkataan orang lain akan membuatnya melakukan hal tersebut terhadap Mama.
Untuk itu, Mama haruslah menunjukkan perilaku dan perkataan yang mencerminkan nilai cinta kasih sesuai dengan apa yang Mama harapkan untuk ia lakukan.
American Academy of Pediatrics berpendapat bahwa Mama tidak boleh lupa memberi contoh dalam memberi respon penting yang terkategorikan wajib, seperti meminta maaf, mengucapkan terima kasih dan meminta tolong setiap kali membutuhkan sesuatu.
Hal ini menjadi dasar dari pembangunan sikap yang penuh cinta kasih. Meminta maaf dan mengatakan kata "tolong" mewakili sikap rendah hati, dan mengucapkan terima kasih mewakili sikap yang bersyukur. Semuanya menjadi wujud dari sikap penuh cinta kasih.
7. Pengawasan dalam penggunaan media
Mama tentu menyadari bahwa peran media hiburan di era modern sangat berpengaruh kuat sebagai faktor eksternal yang mampu membentuk pola pikir dan karakter si Kecil begitu saja.
Itu kenapa, sebagai Mama milenial, Mama tidak boleh melupakan faktor ini dengan turut melakukan pengawasan yang ketat terhadap penggunaan media yang dilakukan si Kecil.
Pastikan, si Kecil mengonsumsi media hiburan yang bebas dari konten-konten negatif, secara khusus kekerasan.
Yuk, pastikan si Kecil belajar tentang cinta kasih dengan tontonan, online games, dan media lainnya yang positif.
Nah, sekarang Mama sudah tahu langkah-langkah yang tepat untuk membangun karakter si Kecil yang penuh cinta kasih, kan?
Mungkin, Mama mengira bahwa ketujuh cara di atas terlihat sangat kecil dan mudah untuk dilakukan.
Tanpa Mama sadari, mereka menjadi faktor penting yang membangun fondasi untuk pembentukan karakter si Kecil secara bertahap dan matang.
Oleh sebab itu, yuk, praktekkan dan nantikan dampak positif yang begitu besar.
Baca juga:
- Keuntungan si Kecil Memiliki Tante yang Sayang Ponakan
- Membuat Merasa Disayang, Ini 5 Manfaat Meluangkan Waktu Bersama Anak
- Sayang Adik! Begini Gemasnya Kedekatan Xabiru pada Adiknya Chava