Musik Klasik Ternyata Dapat Mempengaruhi Kemampuan Otak Si Kecil
Sebuah studi membuktikan bahwa musik klasik berdampak positif bagi kemampuan otak si Kecil
16 Agustus 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
"Music is a universal languange." Istilah ini pastilah sering sekali kita dengar. Dan memang, alunan nada dalam sebuah musik rasanya tidak pernah gagal untuk mendeskripsikan perasaan dan pikiran kita.
Bukan hanya itu, musik juga mampu menyemangati dan mendorong keadaan psikologi sekaligus kemampuan otak menjadi lebih baik, sebagaimana yang telah dibuktikan oleh beberapa ilmuwan yang dilansir dari situs Telegraph UK.
Menariknya, pengaruh positif tersebut nyatanya dapat turut dirasakan oleh si Kecil meskipun ia masih menjalani proses tumbuh kembang yang masih dini.
Justru, para ilmuwan berpendapat bahwa memperdengarkan musik sejak dini dapat memberi pengaruh yang positif bagi proses tumbuh kembangnya.
Untuk mewujudkannya, Mama harus bersikap sangat selektif dalam memilih aliran musik yang tepat untuk didengar si Kecil.
Para ilmuwan menyebut bahwa musik klasik dapat dijadikan salah satu opsi terbaik. Alasannya, aliran musik yang merdu dan dominan dengan instrumen ini disebut bermanfaat terhadap kinerja otak si Kecil.
Editors' Pick
Bagaimana musik klasik memengaruhi otak si Kecil?
Dalam studi ilmiah yang dikenal dengan sebutan "Mozart Effect" pada 1993, para ilmuwan dari Universitas Vienna, Fakultas Psikologi bekerja meneliti 3.000 individu secara acak untuk 40 studi yang dikembangkan dan dijalankan di seluruh dunia.
Setiap individu dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok berisikan individu yang tidak mendengar musik klasik atau silent group, dan kelompok berisikan individu yang mendengar musik klasik, seperti Mozart, Bach, Pearl Jam dan lainnya. Masing-masing diteliti secara cermat oleh para ilmuwan yang dipimpin oleh Jakob Pietschnig.
Hasilnya, para ilmuwan menemukan bahwa kelompok berisikan individu yang mendengar musik klasik menunjukkan performa yang jauh lebih baik dibandingkan kelompok yang disebut silent group, atau tidak mendengar musik klasik.
Sejak usia 3 tahun, musik mampu membentuk kinerja otak
Salah satunya, sekelompok individu yang terdiri dari anak-anak yang mendengar Mozart's 1781 Sonata for Two Pianos pada tangga nada D Major dan sekelompok individu yang terdiri dari mahasiswa dengan nilai tes ujian yang terbukti lebih baik saat mendengar musik klasik terlebih dahulu.
Jakob Pietschnig menjelaskan lebih lanjut bahwa musik klasik sayangnya tidak memberi dampak yang signifikan pada kemampuan cognitive individu.
Seorang Psikolog Christopher Chabris juga mengungkapkan bahwa studinya membuktikan bahwa musik klasik tidak memberi pengaruh pada tingkat IQ seseorang, di mana hal ini mematahkan mitos yang menyebut bahwa musik klasik dapat meningkatkan IQ.
Bersamaan dengan itu, para ilmuwan tetap merekomendasikan musik klasik sebagai sarana yang dapat menunjang kemampuan otak si Kecil dalam menjalankan tugasnya, secara khusus saat berpikir, menyerap informasi, menganalisa dan melakukan hal-hal lain semacamnya dengan wujud performa yang lebih baik.
Musik klasik memiliki struktur yang jauh lebih kompleks sehingga anak kecil dengan rentang umur sejak 3 tahun dapat didorong secara otomatis untuk menganalisa struktur musik klasik tersebut.
Kemudian, hal ini akan membentuk kemampuan kinerja otak, secara khusus pada spatial yang turut menunjang kemampuan problem-solving.