Memikirkan satu hari tanpa kehadiran anak mama tentu sudah sangat tak terbayangkan mengkhawatirkannya.
Apalagi, jika Si Kecil berada di tangan orang tak dikenal dalam waktu yang lama, hal tersebut pasti akan memberikan luka yang amat terdalam di lubuk hati Mama sebagai orangtua yang mencintainya.
Maka dari itu, Mama sangat dianjurkan untuk selalu menjaga dan mengawasi gerak-gerik Si Kecil secara optimal. Pasalnya, proses tumbuh kembang yang masih terbilang dini yang dijalaninya membuat Si Kecil berpotensi mudah untuk mempercayai orang asing dan dibujuk sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat terjadi, seperti penculikan.
Isu ini memang telah lama menjadi perhatian para Mama, di mana berbagai upaya telah Mama terapkan untuk memastikan anak mama tidak menjadi korban. Namun, tidak menepis fakta bahwa, hari demi hari, modus penculikan anak semakin berkembang dengan beragam cara baru yang berpotensi menyudutkan keselamatan anak.
Tidak sedikit para selebriti yang telah berkeluarga dan memiliki anak turut mengekspresikan perasaan khawatir dan cemas terhadap kondisi yang mengancam keutuhan keluarga tercinta.
Acha Septriasa dan keprihatinannya terhadap modus penculikan anak
Instagram.com/septriasaacha
Salah satu selebriti Indonesia ternama, Acha Septriasa (28), menjadi aktris yang baru-baru ini mengutarakan perasaannya yang sangat prihatin terhadap berbagai modus penculikan anak yang marak terjadi di tempat-tempat di Indonesia. Ia menuturkan keprihatinannya tersebut melalui akun Instagram pribadinya di @septriasaacha.
Tepatnya pada 8 Febuari 2018, perempuan yang telah membangun keluarga bahagia bersama Vicky Kharisma (29) ini mengunduh 3 foto dalam satu kali postingan, di mana masing-masing foto merupakan hasil screenshot dari caption postingan Instagram sebuah komunitas dengan username @nikahasik.
Di sana, tertulis rangkaian kalimat-kalimat yang menjelaskan cerita seorang warganet yang merupakan seorang Mama dengan pengalaman tidak mengenakkan, yaitu diperhadapkan dengan modus penculikan baru yang mampu merenggut anaknya jika saja ia lengah.
Acha Septriasa pun menulis sebuah caption yang menyimpulkan bahwa dirinya sangat terkejut dengan variasi modus penculikan anak yang semakin berkembang menjadi-jadi. Ia pun berharap agar informasinya melalui postingan di akun Instagram pribadinya tersebut dapat bermanfaat bagi para Mama.
Ma, mari kita lihat beberapa modus penculikan anak yang semakin marak terjadi akhir-akhir ini.
Beberapa modus penculikan anak
dunyanews.tv
Selama dua tahun terakhir ini, penculikan anak semakin marak terjadi. Hal inilah yang dibagikan oleh Acha Septriasa dalam postingan Instagram-nya tersebut. Dan memang benar, kita dapat berpendapat bahwa tidak sedikit keluarga yang menjadi korban dari berbagai modus penculikan anak saat ini.
Hal tersebut disebabkan karena kelengahan para orangtua yang dapat dinilai kurang maksimal dalam menjaga dan mengawasi Si Kecil. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa hal itu karena orangtua tidak mengetahui taktik atau modus penculikan yang dilakukan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab.
Karena itu, di bawah ini, Popmama.com merangkum setidaknya 5 modus penculikan anak baru yang kerap terjadi agar Mama mengetahui setiap taktik para penculik untuk bisa mengantisipasi keselamatan anak mama ke depannya.
Editors' Pick
1. Metode sandiwara
rawstory.com
Tidak ada yang dapat membuat orang-orang percaya selain akting dengan totalitas yang penuh. Hal inilah yang baru-baru ini dimanfaatkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab sebagai modus penculikan anak terbaru.
Mereka menggunakan metode sandiwara yang melibatkan banyak pihak guna menyudutkan Mama sebagai seseorang yang dituduh sebagai penculik dari anak Mama sendiri.
Tidak tanggung-tanggung, totalitas penuh dalam sandiwara tersebut turut melibatkan anak-anak kecil yang dididik untuk berbohong dan ikut berakting secara profesional agar orang-orang di sekitar mempercayai pihak penculik sebagai orangtua asli sehingga mereka tidak akan menolong Mama untuk mendapatkan kembali anak mama.
Hal ini dibagikan oleh pihak warganet di Instagram dengan nama @nikahasik yang kemudian dipublikasikan oleh Acha Septriasa. Dalam tulisannya, ia menjelaskan secara detil rentetan dari modus penculikan berkedok sandiwara tersebut, yaitu:
Seorang Ibu tua dengan beberapa anak kecil yang diakuinya sebagai cucu atau anak akan mengajak Mama muda berbicara di transportasi umum, seperti kereta atau bus. Pembicaraan tersebut mengacu pada hal-hal berkaitan dengan anak masing-masing, seperti: nama anak, umur anak, sekolah anak, kesukaan anak dan semacamnya.
Ibu tua tersebut akan mengikuti Mama keluar dari transportasi umum, seolah-olah ia sampai di tujuan yang sama. Kemudian, ia akan menanyakan apakah Mama ada yang menjemput atau pulang sendiri bersama Si Kecil.
Lalu, Si Kecil yang berjalan bersama Mama tahu-tahu akan digendong oleh Ibu tua tersebut di tengah keramaian dan anak-anak kecil yang bersamanya akan berteriak "Kembalikan anak saya" saat Mama mencoba untuk mengambil anak mama. Untuk lebih meyakinkan, Ibu tua tersebut akan menyebut nama anak mama yang telah Mama beritahu.
Jika hal tersebut terjadi, orang-orang yang berlalu lalang kemungkinan besar akan berpikir bahwa Mama adalah si penculik dan ibu tua tersebut adalah Mama aslinya.
Maka dari itu, Mama disarankan untuk tidak pernah memberikan informasi atau keterangan asli mengenai anak mama pada siapapun, seberapa terpercaya penampilan orang asing yang Mama temui dan bicara saat berada di transportasi umum atau tempat lainnya.
Pastikan, Mama menggenggam erat tangan Si Kecil saat keluar dan jangan biarkan ia direbut atau digendong oleh orang lain.
2. Pura-pura jadi tukang ojek online
mckinleyirvin-oregon.com
Mengikuti perkembangan zaman modern yang semakin maju, fasilitas transportasi terasa semakin dipermudah. Bukan hanya transportasi umum yang disediakan oleh Pemerintah, tetapi juga transportasi online, seperti ojek online yang turut Mama manfaatkan dalam keseharian.
Tidak jarang Mama mempercayakan ojek online yang teruji keamanannya sebagai transportasi yang mengantar-jemput anak mama dari sekolah atau tempat lain ke rumah dan sebaliknya, ketika Mama berhalangan untuk melakukannya sendiri.
Sayangnya, hal ini nyatanya dimanfaatkan oleh para penculik sebagai modus penculikan anak baru lainnya.
Banyak para orangtua yang membagikan pengalaman tersebut di media sosial. Secara garis besar, seorang penculik berpura-pura menjadi tukang ojek online yang menjemput anak mama di sekolah dengan melakukan beberapa hal yang mendetil berikut:
Seorang penculik sampai di sekolah anak mama bertepatan dengan jam keluar sekolah dengan penampilan yang rapih dan sebuah motor. Kita tentu sadar bahwa terkadang, tukang ojek online suka tidak mengenakan seragam yang dinilai umum, bukan? Inilah peran yang dimanfaatkan si penculik.
Saat sampai, si penculik akan memilih anak secara acak dan mendatangi anak yang dianggapnya berpotensi untuk diculik. Ia akan mengatakan dan meyakini Si Kecil bahwa Mama yang menyuruh si penculik berkedok tukang ojek online untuk menjemputnya.
Anak mama yang percaya akan mengikutinya dan pergi bersamanya ke tempat tujuan yang tentu bukanlah rumah, di mana ia tinggal bersama Mama.
Untuk mengantisipasi kejadian tersebut, Mama disarankan untuk mengomunikasikan kepada pihak guru mengenai ketidakhadiran Mama untuk menjemput Si Kecil dan meminta tolong agar guru mendampingi anak sampai Si Kecil dijemput.
Lalu, pilihlah opsi untuk meminta tolong pada saudara terdekat atau orang yang bisa dipercayai untuk menjemput anak mama saat Mama berhalangan.
Jika Mama memang hanya dapat memanfaatkan ojek online karena beberapa alasan tertentu, Mama disarankan untuk mengomunikasikannya juga kepada pihak guru dan memberitahu setiap detil terkait tukang ojek online tersebut, seperti nama, nomor telepon, nomor plat motor dan semacamnya pada sang guru.
3. Pura-pura jadi orang gila
en.dailypakistan.com.pk
Kita mungkin berpikir bahwa keberadaan anak di rumah dan lingkungan sekitar rumah terbilang aman untuk anak mama yang tercinta.
Rasa aman tersebutlah yang kemudian dimanfaatkan oleh para penculik anak melalui modus penculikan yang juga kerap dilakukan.
Guna mengamati anak-anak di sebuah lingkungan perumahan atau taman bermain anak dan sekitarnya, para penculik dapat rela untuk berpura-pura menjadi orang gila atau gelandangan dan berkeliling mencari anak kecil sebagai korban.
Mereka mengamati kebiasaan rutinitas anak-anak tertentu dan mencari momen yang tepat untuk menculik salah satu dari mereka yang dianggap berpotensi untuk diculik.
Akan tetapi, kabar mengenai modus penculikan yang beredar di media sosial ini sangat diharapkan agar tidak membuat Mama dan orang-orang main hakim sendiri begitu saja pada orang-orang yang berlalu lalang di lingkungan sekitar rumah Mama, khususnya gelandangan.
Fokus pada bagaimana Mama tetap mengawasi aktivitas Si Kecil dengan menemaninya bermain di luar dengan pemberian batas waktu, maka Mama dapat mengantisipasi segala kemungkinan terburuk.
4. Memanfaatkan kelengahan orangtua di mall
parentingpants.com
Mall atau pusat perbelanjaan rasanya sudah menjadi tempat yang seringkali menjadi praktek orang-orang tidak bertanggung jawab dalam melakukan modus penculikan anak.
Mama tentu tidak asing lagi dengan berita yang mengabarkan kabar mengenai insiden penculikan anak saat Si Kecil nyatanya berpergian ke pusat perbelanjaan bersama orangtuanya, bukan?
Benar sekali! Keberadaan orangtua bersama anak di mall nyatanya tetap dapat dimanfaatkan oleh para penculik dalam melakukan aksi tidak terpujinya. Hal tersebut dikarenakan para penculik sangat cermat dalam melakukan beberapa hal guna melakukan misi penculikan anak, sebagai berikut:
Para penculik akan berkeliling mencermati orangtua yang membawa anak dan memilih beberapa target dalam jumlah kecil.
Masing-masing penculik akan mengamati satu keluarga dan menunggu momen saat orangtua lengah dalam menjaga dan mengawasi Si Kecil, seperti terpaku pada barang-barang yang ingin dibeli.
Saat hal tersebut terjadi, para pelaku penculikan akan diam-diam mendekati keberadaan anak mama, mengajak ngobrol, kemudian hati-hati membawanya pergi dengan berbagai taktik, seperti memberi iming-iming hadiah atau bujukan verbal.
Untuk itu, Mama sangat ditegaskan untuk selalu menggenggam tangan Si Kecil saat jalan-jalan di pusat perbelanjaan. Meskipun mata Mama sesekali tertuju pada barang tertentu atau jalan di depan, jangan lepaskan tangan anak mama.
5. Membius dan mengubah penampilan anak
spiegel.de
Cara yang paling memudahkan orang-orang saat membantu Mama mencarikan anak mama yang hilang adalah dengan fokus mencari anak kecil yang memiliki rupa dan penampilan yang sama seperti yang Mama jelaskan.
Selain itu, akan jauh lebih mudah untuk menemukan anak yang berteriak menolak untuk dibawa pergi dengan orang asing, sebagaimana Mama turut mengajarkan untuk tidak pergi bersama orang asing, bukan?
Kedua hal tersebut sayangnya dapat diantisipasi oleh para penculik dengan modus penculikan anak terbaru yang dinilai sangat tidak berprikemanusiaan.
Hal ini dijabarkan sendiri oleh seorang warganet di media sosial bernama Florentinus Miliharto yang menceritakan pengalamannya sebagai saksi di tempat.
Ia menjelaskan bahwa taktik penculikan yang disaksikannya terjadi di sebuah supermarket terkenal, di mana seorang Mama kehilangan anak balitanya dalam hitungan yang tidak lama ketika ia sedang fokus memilih daging untuk keperluan rumah tangga.
Berikut adalah detil dari hal-hal yang dilakukan oleh para penculik dalam metode penculikan anak yang disaksikannya:
Para penculik mencari orangtua yang sibuk berbelanja dan mengambil Si Kecil yang berdiri berjauhan dari Mama dengan cara membius.
Si Kecil akan digendong dan dibawa masuk ke dalam kamar mandi untuk diganti baju dan dicukur rambutnya agar penampilannya berubah drastis sehingga hal ini akan memudahkan mereka untuk membawa Si Kecil keluar dari tempat supermarket tersebut.
Beruntungnya, hal yang tidak diinginkan itu berhasil digagalkan saat Florentinus Miliharto selaku saksi meminta pihak supermarket untuk menutup semua pintu masuk dan pintu keluar.
Alhasil, keadaan yang terjebak membuat para penculik kabur dan meninggalkan Si Kecil di dalam kamar mandi sehingga sang Mama pun dapat menemukannya kembali.
Sekarang, Mama sudah mengetahui setiap modus penculikan terbaru yang marak terjadi di negara Indonesia kita tercinta.
Segala upaya pencegahan haruslah dilakukan, di mana Mama harus secara optimal mengawasi dan menjaga keberadaan anak mama dengan totalitas penuh. Keep children safe with you, Ma!