Ketahui 7 Penyakit yang Mudah Menyerang Balita di Musim Pancaroba
Jangan sampai si Kecil terserang salah satu penyakit berikut
14 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Musim pancaroba merupakan masa pergantian dari musim yang satu ke musim lainnya. Umumnya, bulan Maret hingga April (peralihan musim hujan ke kemarau) dan Oktober hingga Desember (peralihan musim kemarau ke hujan) merupakan waktu terjadinya pancaroba.
Banyak orang yang menjuluki musim tersebut sebagai musim penyakit. Hal ini karena cuaca dan iklim berubah secara drastis seperti arah angin yang tidak teratur, hujan yang tak menentu, ataupun udara yang menjadi panas.
Kondisi ini mampu memengaruhi kinerja sistem organ anak lho, Ma.
Alhasil, tubuh pun harus beradaptasi dengan kondisi baru tersebut sehingga tak jarang sistem imun kita malah menurun. Imun yang turun bakal membuat kita mudah terserang penyakit, tak terkecuali si Kecil.
Sebagai sebuah langkah preventif, Popmama.comsudah merangkum sejumlah penyakit pancaroba yang rentan dialami oleh balita khusus buat Mama. Yuk, disimak!
1. Demam berdarah dengue
Sebagai informasi, pancaroba merupakan waktu di mana terjadi kenaikan kasus demam berdarah dengue (DBD) di berbagai daerah di Indonesia. Selama peralihan menuju musim penghujan, air banyak tergenang dan membuat nyamuk Aedes aegypti cepat berkembang biak.
Anak mama bisa terkena DBD apabila digigit oleh nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue. Ada beberapa gejala yang bisa Mama kenali, antara lain demam tinggi mendadak yang terjadi selama 2–7 hari, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, badan lemas, mual, muntah, dan bintik-bintik pada kulit.
Apabila tidak ditangani secepatnya, bisa terjadi komplikasi di mana anak akan mengalami perdarahan berat, syok, sampai kematian.
Maka dari itu, perlu sekali bagi Mama untuk mencegah perkembang biakan dari nyamuk Aedes aegypti dengan selalu menjaga kebersihan dan menyingkirkan semua barang yang mampu menampung air.
2. Influenza
Di saat memasuki musim hujan, molekul dari sistem imun yang bertugas untuk mendeteksi dan melawan kehadiran virus menjadi kurang sensitif. Hal ini disebabkan oleh penurunan suhu lingkungan.
Selain itu, virus influenza juga cepat berkembang akibat dinginnya suhu. Apabila kita terjangkiti, biasanya kita akan mengalami batuk, pilek, dan hidung tersebut karena virus tersebut menyerang sistem pernapasan kita, mulai dari hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Bisa dibilang, penyakit pancaroba ini sangatlah umum dan sudah biasa menjangkiti banyak orang. Akan tetapi, Mama tak boleh lengah karena pada kondisi tertentu, terutama jika dialami oleh balita, influenza bisa memicu komplikasi.
Oleh karenanya, penting sekali buat Mama untuk memastikan si Kecil yang lagi terserang flu supaya mendapat waktu istirahat dan konsumsi air putih yang cukup.
3. Diare
Pada pergantian musim, anak mama juga rentan mengalami diare. Penyakit ini bisa terjadi, terutama pada musim pancaroba, karena kita memakan makanan yang sudah ditempeli oleh virus dan bakteri penyebab diare yang tak sengaja terbawa angin.
Mirip seperti influenza, diare sendiri juga termasuk penyakit yang umum. Penyakit yang menyebabkan feses encer ini biasanya akan sembuh setelah 5–7 hari, untuk anak-anak.
Kendati demikian, Mama menganggap enteng penyakit ini karena diare berkepanjangan disertai penanganan yang kurang tepat bisa membuat anak dehidrasi.
Itu sebabnya, pastikan selalu untuk memerhatikan kebersihan makanan yang kita konsumsi. Tidak lupa juga untuk menanamkan kebiasaan cuci tangan sebelum makan pada anak serta minum oralit untuk mencegah dehidrasi di saat diare.
Editors' Pick
4. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
Seperti yang telah disinggung di bagian sebelumnya, kekebalan tubuh akan menurun sewaktu pancaroba. Teruntuk balita, sistem imun mereka masihlah belum sempurna sehingga menyebabkan anak mama sangat mudah terserang penyakit, seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Anak yang terjangkiti ISPA umumnya menunjukkan beberapa gejala, antara lain demam, meriang, sakit saat menelan, batuk, pilek, dan nyeri otot.
Cara penularan penyakit ini bisa melalui kontak dengan percikan ludah secara langsung–berada di dekat orang yang batuk atau bersin–dan juga tidak langsung–menyentuh permukaan benda.
Upaya pencegahan yang bisa Mama lakukan adalah dengan selalu mengingatkan anak untuk selalu mencuci tangan dan menjaga kebersihan.
5. Asma
Bukan hanya influenza dan ISPA, asma juga merupakan salah satu penyakit pernapasan yang sering dialami saat pancaroba. Ini disebabkan oleh mendinginnya suhu udara yang masuk ke saluran pernapasan sehingga peradangan pun terjadi.
Kondisi yang lebih parah sangat mungkin dirasakan oleh anak mama yang memiliki riwayat penyakit asma. Angin kencang yang sering terjadi saat pergantian musim mampu menerbangkan serbuk sari dari tanah dan terhirup oleh hidung.
Itu sebabnya, banyak sekali penderita yang mengalami serangan asma saat pancaroba. Oleh karena itu, wajib bagi si Kecil untuk selalu mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
6. Tifus
Penyebaran virus dan bakteri sangatlah mudah terjadi saat pergantian musim, tak terkecuali bagi Salmonella typhi, bakteri pemicu penyakit tifus.
Penyakit pancaroba ini bisa terjadi apabila seseorang mengonsumsi air dan makanan yang terkontaminasi oleh bakteri penyebab tifus.
Apabila Mama mulai melihat gejala-gejala, seperti demam tinggi di sore dan malam hari, sakit perut hingga diare, ataupun nyeri di kepala, pada anak, segera tangani supaya menghindari terjadinya komplikasi tifus.
7. Chikungunya
Selain DBD, penyakit pancaroba lainnya yang disebabkan oleh nyamuk adalah chikungunya. Orang yang menderitanya sekilas menunjukkan gejala yang mirip demam dengue, yaitu demam tinggi, nyeri sendir, muncul ruam pada kulit, mual, dan sakit kepala.
Di kondisi tertentu, infeksi virus chikungunya juga dapat memicu kelumpuhan sementara pada tubuh seseorang.
Tanda-tanda tersebut umumnya lebih parah apabila dialami oleh balita. Maka dari itu, penting buat Mama untuk melakukan tindak pencegahan yang sama seperti dalam kiat mengatasi DBD, yakni dengan membuang ban atau kaleng bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Tips Menjaga Kesehatan Tubuh untuk Menghadapi Musim Pancaroba
Sejatinya, mencegah lebih baik daripada mengobati. Hal ini karena di saat tubuh sudah sakit, kita harus berusaha memulihkan tubuh kembali dan ini sangatlah merepotkan. Apalagi, balita Mama bisa menjadi rewel sekali saat sedang sakit.
Maka dari itu, penting bagi kita untuk melakukan tindak pencegahan dengan menjaga kesehatan. Eits, tapi bukan hanya anak mama yang harus diperhatikan, kesehatan Mama juga harus tetap terjaga supaya nantinya tidak menularkan penyakit kepadanya.
Nah, ada beberapa hal yang bisa Mama lakukan untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kualitas sistem imun supaya siap menghadapi pancaroba, antara lain:
- Selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar dengan cara mencuci tangan memakai sabun dan membersihkan pekarangan rumah;
- Melakukan olahraga sangat ampuh untuk menjaga tubuh agar tetap fit. Mama bisa melakukan senam indoor atau yoga. Untuk si Kecil sendiri, ajak dirinya melakukan aktivitas yang mampu membuatnya berkeringat;
- Pastikan supaya Mama dan anak tidur dengan cukup dan selalu dalam keadaan hidrasi dengan minum air putih;
- Kesehatan mental juga harus diperhatikan karena mampu memengaruhi kinerja tubuh. Hindari stres berlebih dan buat mood si Kecil agar senantiasa happy.
Mama sudah baca informasi mengenai 7 penyakit yang mudah menyerang balita di musim pancaroba di atas.
Yuk, selalu jaga kebersihan lingkungan dan kesehatan supaya tubuh selalu bugar dan tidak gampang sakit selama pergantian musim. Semoga bermanfaat!
Baca Juga:
- Pahami Perbedaan Gejala Penyakit Pancaroba dan Covid-19 pada Bayi
- 5 Cara Menjaga Kebersihan Handuk dari Kuman Penyakit
- Tak Perlu Panik, Kenali Gejala dan Cara Atasi Chikungunya pada Balita