Kenapa Balita Suka Menyusun Mainan, Apakah Normal?
Apa alasan si Kecil suka menyusun mainannya? Cari tahy yuk, Ma!
16 Mei 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama pasti sering melihat si Kecil ketika bermain dengan mainannya mereka menyusun atau membariskan mainannya berdasarkan bentuk hingga warna.
Perilaku tersebut merupakan hal sederhana yang anak lakukan dan merupakan salah satu tumbuh kembang anak yang baik, artinya perkembangan motorik anak bekerja dengan baik.
Namun ada beberapa orang yang mengatakan bahwa hal tersebut, anak suka menyusun mainan merupakan ciri anak mengalami autisme, apakah benar seperti itu?
Berikut ini Popmama.com telah merangkum penjelasan mengenai alasan balita suka menyusun mainannya, simak dengan baik yuk, Ma!
Editors' Pick
Normalkah Si Kecil Suka Menyusun dan Membariskan Mainannya?
Seorang dokter anak di Memorial Care Orange Coast Medical Center, Dr. Gina Posner mengatakan bahwa menyortir dan menyusun mainan adalah perilaku balita yang sangat normal.
Penyortiran mainan apapun balita sedang berusaha mencari tahu lingkungannya, bagaimana hal-hal yang berbeda bisa cocok. Otak balita mencoba mencari tahu objek yang berbeda seperti dilihat dari warna, bentuk, dan juga teksturnya.
Balita suka menyusun mainannya juga menunjukkan sebuah keterampilan dan merupakan bagian dari perkembangan kognitif dan motorik si Kecil.
Menyusun Mainan dan Gejala Autisme
Kebiasaan balita dalam menyusun mainannya sering dikaitkan dengan gejala autisme, karena terdapat anak yang terobsesi untuk menyusun mainan, sampai terkadang tak mau diganggu hal ini yang mungkin membuat Mama khawatir.
Dr. Daniel Ganjian, Dokter Anak di Providence Saint John’s Health Center, California mengatakan bahwa hal tersebut belum tentu merupakan tanda anak mengalami autisme.
Perlu evaluasi terkait perilaku anak lainnya, perilaku berulang tidak selalu merupakan tanda autisme. Autisme tidak didasarkan pada satu perilaku saja, jadi jika Mama khawatir dengan si Kecil bisa langsung konsultasikan ke dokter anak untuk mengetahui lebih jelasnya.