Cara Deteksi Dini Speech Delay pada Anak
Jika anak Mama terlambat bicara, jangan sepelekan hal tersebut!
6 September 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Usia 1-3 tahun merupakan periode emas tumbuh kembang anak.
Tidak hanya perkembangan fisik saja, namun komunikasi juga merupakan proses perkembangan yang penting pada usia ini.
Tidak semua anak mengalami perkembangan komunikasi yang baik. Speech delay atau telat berbicara merupakan salah satu masalah yang sering ditemui.
Menurut penelitian, kasus ini meningkat sebanyak 5-10 persen setiap tahunnya.
Dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat, sering kali anak yang terlambat bicara adalah hal yang dianggap biasa dan bukanlah suatu kelainan.
Normalnya anak usia 1,5 tahun sudah bisa mengucapkan minimal 5 kata secara konsisten, seperti memanggil mama, papa, ini, itu, apa, nggak.
Saat memasuki usia 2 tahun anak pun sudah mampu merangkai kata sederhana.
Jika anak sudah mencapai usia 2 atau 3 tahun tapi belum juga bisa berbicara dengan lancar atau hanya bisa mengucapkan potongan kata saja, anak tersebut digolongkan mengalami speech delay atau telat berbicara.
1. Jika anak terlihat tidak mengalami perkembangan sesuai tahapan yang normal, maka bisa jadi anak mengalami keterlambatan
Berikut tahapan perkembangan bicara pada anak yang harus Mama ketahui:
- Sebelum 12 bulan – Pada usia ini, penting untuk memerhatikan tanda-tanda apakah anak menggunakan suaranya untuk komunikasi dengan lingkungannya. Ocehan (cooing) dan menggumam adalah beberapa tanda perkembangan awal bicara pada anak. Biasanya ketika anak menginjak usia 9 bulan, anak akan mulai berceloteh (babbling). Selain itu, anak juga mampu untuk mengucapkan kata-kata kombinasi antara vokal dan konsonan secara berulang-ulang seperti ma-ma-ma dan ba-ba-ba. Menjelang usia 12 bulan, anak juga mulai tertarik pada suara dan mulai mengenali benda-benda yang ada disekitarnya.
- Usia 12-15 bulan – Anak-anak pada rentang usia ini seharusnya juga memiliki pilihan kosa kata yang lebih luas ketika sedang mengoceh, seperti menyebutkan huruf P,B,M,D atau N, mulai meniru suara yang dibuat oleh anggota keluarga lain, serta mengatakan lebih dari satu kata secara spontan. Selain itu, anak juga mulai mengerti dan memahami kalimat perintah sederhana seperti, “Tolong ambilkan mainan itu’.
- Usia 18-24 bulan – Di usia ini anak menyatakan lebih dari 20 kata ketika berusia 18 bulan, dan saat menginjak usia 2 tahun menyatakan lebih kurang 50 kata. Memasuki usia 2 tahun, anak juga mulai menggabungkan dua kata untuk membentuk kalimat sederhana, dan mengenali objek yang umum dalam gambar atau kenyataan yang dia lihat sehari-hari, seperti menunjuk mata, telinga, hidungnya ketika ditanya, dan mengerti dua tahap kalimat perintah seperti “Tolong ambilkan mainan itu dan berikan kepada Mama”.
- Usia 2 sampai 3 tahun – Pada usia ini, orangtua sering melihat pencapaian besar pada anak mereka. Kosa kata anak seharusnya meningkat menjadi lebih banyak kata yang sulit untuk dihitung dan anak biasanya dapat menggabungkan tiga atau lebih kata-kata menjadi satu kalimat. Pemahaman anak juga biasanya meningkat, pada usia tiga tahun seorang anak akan dapat mengerti kalimat seperti “Taruhlah mainan itu di meja”. Anak juga biasanya mulai memahami konsep deskriptif seperti besar dan kecil, serta dapat mengidentifikasi warna.
Editors' Pick
2. Bahasa dan bicara seringkali disalahartikan, namun ada perbedaan yang signifikan antara keduanya
Berikut perbedaan pengertian antara bicara dan bahasa, yaitu sebagai berikut:
- Bahasa merupakan sisten dan mempunyai cakupan lebih luas untuk mengekspresikan dan menerima informasi yang bermakna, melalui proses komunikasi verbal, non verbal dan tulisan. Serta memiliki sistem sistematik, menurut aturan tertentu, dan disetujui secara sosial di suatu komunitas.
- Bicara adalah ekspresi verbal dari bahasa dan termasuk artikulasi, yang mana merupakan cara untuk membentuk suara atau kata-kata.
Walaupun masalah bahasa dan kemampuan bicara berbeda, keduanya seringkali menjadi salah kapra atau tumpang tindih.
Seorang anak dengan kemampuan bahasa yang bermasalah mungkin saja mampu mengucapkan kata-kata dengan baik namun tidak dapat menggabungkan lebih dari dua kata dalam pembicaraannya.
Sementara ada anak lain, dimana pembicaraannya mungkin sulit dimengerti namun ia bisa menggabungkan dua kata atau lebih untuk menyampaikan maksudnya.
Serta ada anak lain yang mungkin saja dapat berbicara dengan baik namun mempunyai kesulitan untuk mengikuti perintah dan arahan.
3. Masalah telat berbicara dialami 5-10 persen anak-anak usia prasekolah dan cenderung lebih sering dialami anak laki-laki ketimbang perempuan lho
Keterlambatan bicara pada anak ini pun bisa disebabkan berbagai faktor, antara lain:
- Mengalami hambatan pendengaran
Bila anak mengalami kesulitan dalam pendengaran secara otomatis menyebabkan anak kesulitan meniru, memahami, dan menggunakan bahasa.
Masalah pendengaran pada anak biasanya disebabkan adanya infeksi telinga.
- Ganggungan perkembangan otak
Adanya gangguan pada daerah oral-motor di otak mengakibatkan ketidakefisienan hubungan di daerah otak yang berperan untuk menghasilkan bicara.
Sehingga kondisi ini dapat menyebabkan anak kesulitan menggunakan bibir, lidah, dan rahang untuk menghasilkan bunyi.
- Minimnya Komunikasi
Interaksi dan komunikasi antara orangtua dan anak bisa menstimulasi anak untuk memperbanyak kosa kata.
Sayangnya, beberapa orangtua tidak menyadari jika komunikasi mereka berpengaruh terhadap perkembangan anak.
- Faktor televisi dan gadget
Anak yang sering menonton televisi dan bermain gadget seperti handphone, tablet, akan menjadi pendengar yang pasif.
Dimana anak hanya menerima tanpa harus mencerna dan memproses informasi yang masuk.
- Problem bilingual
Masalah penerapan dua bahasa di lingkungan keluarga, banyak membuat anak menjadi telat bicara.
Dikarenakan anak belum siap, dan setiap karakter anak bermacam-macam.
Ada yang dapat menerima langsung dua bahasa di usia 2 tahun, namun ada juga yang bertahap.
Sebaiknya kenalkan dulu bahasa ibu, kalau sudah matang di usia 1 tahun dapat menyebut kata mama papa, orangtua dapat mengenalkan bahasa inggris atau bahasa lainnya.
- Adanya masalah keturunan
Keterlambatan bicara juga bisa dipengaruhi oleh faktor keturunan.
Meski belum ada penelitian yang bisa membuktikan kebenarannya, tapi biasanya anak yang mengalami speech delay tenyata memiliki riwayat keluarga yang mengalami gangguan yang sama.
4. Apa yang harus dilakukan?
Saat orangtua menyadari adanya gejala keterlambatan bicara pada anak, maka sebaiknya lakukan hal berikut.
- Konsultasikan anak pada dokter tumbuh kembang anak dan psikolog, bicarakan pada para ahli tentang tumbuh kembang anak dan kemampuan apa saja yang sudah bisa dikuasainya.
- Berikan anak kesempatan untuk berinteraksi dan bermain dengan teman-teman sebayanya. Kegiatan ini bisa memotivasi anak untuk belajar bicara karena bermain dengan anak-anak lainnya.
- Mama bisa menstimulasi anak dengan mengajaknya berkomunikasi meskipun anak belum mampu berbicara dengan baik. Mama bisa mengajak anak membaca buku, membacakan dongeng dan bernyanyi.
- Ajarkan kata pada anak dengan pengucapan yang jelas. Usahakan anak melihat gerakan bibir Mama ketika mengucapkan kata-kata tersebut, misalnya makan bukan mamam, minum bukan mimik dan sebagainya.
Jika para ahli memutuskan bahwa anak memerlukan terapi bicara, maka disinilah peran serta orangtua sangat penting.
Mama dan Papa pun diwajibkan untuk mengikuti dan mengamati seluruh proses terapi agar dapat mempelajari caranya dan ikut berpartisipasi.
Saat Mama mendeteksi adanya gangguan bicara, bahasa, pendengaran, atau perkembangan lainnya, penanganan awal akan membantu kebutuhan anak yang harus dipenuhi.
Berapapun usia anak, mengenali adanya masalah dalam tumbuh kembangnya merupakan hal penting agar masalah yang ditemukan dapat diatasi sejak dini.
Terus semangat ya, Ma! Selalu perhatikan proses tumbuh kembang anak dengan cermat dan detail.