Ini Alasan Mengapa Anak Balita Sulit Berbagi dengan Orang Lain
Tidak selamanya motto 'sharing is caring' itu benar, Ma
17 April 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mengajarkan anak untuk saling berbagi adalah salah satu hal positif yang harus orangtua terapkan sejak dini. Hal ini berguna untuk membangun rasa peduli si Kecil terhadap orang lain atau lingkungan sekitarnya.
Sejak kecil sampai saat ini, kita sering mendengar atau membaca motto "sharing is caring". Motto dengan arti berbagi berarti peduli seperti sudah ditanamkan oleh diri manusia sejak mereka kecil. Namun meski sudah diberitahu, untuk menumbuhkan sikap pedulinya, Mama tetap perlu bersabar hingga si Kecil siap secara mental dan emosional.
Sebab, jika dibandingkan dengan anak usia 4-5 tahun, tidak semua anak batita dapat sepenuhnya memahami makna berbagi dan empati. Oleh karena itu, jika si Kecil sulit berbagi dengan orang lain bukan berarti ia tidak peduli, tetapi ia belum sepenuhnya memahami.
Nah, berikut ini Popmama.com telah merangkum alasan dan tips untuk mengatasi si Kecil yang sulit berbagi dengan orang lain. Yuk, Ma disimak!
1. Belum sepenuhnya mengerti konsep berbagi
Meski sudah memasuki usia 2 tahun, anak sudah bisa lho Ma diajari berbagi. Tetapi tidak semua batita bisa memahminya, terkadang ada juga yang cenderung 'pelit' atau ogah berbagi sesuatu yang menurut mereka adalah kepunyaannya.
Para psikolog anak menyebutkan bahwa anak batita memang belum sepenuhnya mengerti tentang konsep berbagi. Ini juga bisa disebut bahwa tumbuh kembang mereka belum mencapai hal itu. Tidak berbagi bukan berarti mereka tak peduli, itu masih hal normal kok, Ma.
Editors' Pick
2. Belum memahmi bahwa ada banyak hal bisa dimiliki bersama
Bagi anak batita, dunia adalah laboratorium mereka, dan kata-kata "semua milikku!" adalah salah satu eksperimen yang mereka lakukan. Jadi bisa diartikan bahwa mereka belum mengerti bahwa hal-hal bisa menjadi milik orang lain, bukan hanya untuk mereka.
Contohnya seperti, "Jika aku menginginkannya, itu milikku! Jika aku menggunakannya kemarin, itu milikku! Jika aku bisa mengambilnya dari kamu, itu berarti milikku!"
Bukan tanpa alasan mereka sering sulit berbagi atau berebut sesuatu yang mereka inginkan dari orang lain, sebab kata-kata "semua milikku!" benar adanya bagi mereka. Disinilah tantangan Mama untuk tetap mengajarkan mereka pentingnya berbagi dan sabar menunggu sampai mereka sepenuhnya memahami.