Anak Bisa Tertular Herpes Jika Dicium, Ketahui Bahaya yang Mengintai
Meski bisa ungkapkan kasih sayang, mencium anak asal-asal justru bisa berisiko, Ma
3 Februari 2025

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mencium anak memang menjadi salah satu afeksi untuk menunjukkan kasih sayang. Namun, jika dilakukan dengan asal-asalan, justru hal ini bisa menimbulkan risiko berbagai penyakit untuk si Kecil, Ma.
Karena memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna, tubuh anak pun lebih rentan terhadap infeksi berbagai kuman dan virus. Salah satu risiko yang perlu diwaspadai adalah penularan virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) melalui ciuman.
Bisa jadi pengingat agar lebih waspada dan menghindari anak dicium oleh sembarang orang, berikut Popmama.com rangkumkan informasi selengkapnya bahaya herpes yang bisa ditularkan pada anak melalui ciuman.
Editors' Pick
1. Anak terinfeksi herpes lewat ciuman
Meski kita sering kali gemas dengan tingkah anak, sampai ingin selalu menciumnya, tapi coba mulai perhatikan lebih dalam terkait bahaya yang mengintai yuk, Ma.
Bahaya yang paling kserinag erap kali muncul ketika anak sering dicium adalah adalah penyakit infeksi, yang paling berisiko adalah herpes simpleks.
Mengutip dari Alodokter, jika si Kecil sering dicium oleh orang lain, ia pun bisa berisiko tertular penyakit herpes yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 (HSV 1).
Selain melalui ciuman, penyakit herpes sendiri juga bisa tertularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh yang terinfeksi, seperti droplet yang keluar saat penderita batuk, bersin, atau berbicara, serta lewat kebiasaan berbagi pakai barang pribadi.
2. Gejala herpes pada anak
Serupa dengan gejala herpes yang dialami orang dewasa, herpes pada anak juga bisa ditandai dengan luka atau lepuhan di sekitar mulutnya.
Mengutip dari Cioutra Hospital, gejala herpes ditunjukkan dengan munculnya lepuhan kecil atau sekelompok lepuhan di area bibir dan mulut yang dapat membesar, mengeluarkan cairan, kemudian mengeras. Anak mungkin juga merasakan sensasi kesemutan, gatal, atau iritasi pada area tersebut.
Selain gejala utama tersebut, kondisi anak pun juga kian menurun dengan gejala yang menyertai, mulai dari demam, pembengkakan kelenjar getah bening, peradangan pada gusi, nyeri saat menelan, peningkatan produksi air liur, dan sakit kepala.
Nah, karena rasa sakit dan tidak nyaman di mulutnya, napsu makannya pun menurun dan membuatnya enggan makan atau minum, yang berpotensi mengarah pada dehidrasi. Jika sudah begini, anak juga akan jadi lebih rewel karena ketidaknyamanan yang dirasakan.