Anak yang suka menggigit adalah respons yang normal pada perkembangan mereka, Ma, terlebih di usianya yang masih balita. Biasanya kebiasaan ini sering dilakukan oleh anak rentang usia 12 - 36 bulan, dan bisa berlanjut hingga besar seperti menggigit kukunya.
Nggak cuma itu aja, anak yang punya kebiasaan menggigit juga sering kali membuat khawatir orangtua ketika mereka mulai menggigit apapun termasuk teman sekitarnya.
Ketika anak seperti ini, respons yang sering orangtua lakukan biasanya adalah memarahi anak. Pernah mengalami ini, Ma?
Jangan dulu dimarahi, berikut Popmama.com rangkumkan alasan di balik anak suka menggigit dan tips mengatasinya.
1. Anak menggigit itu bukan berarti mereka nakal kok, Ma
Freepik/drobotdean
Mama mungkin pernah mengalami si Kecil digigit atau menggigit temannya, kan? Saat ini terjadi, bukan berarti mereka yang menggigit itu nakal kok, Ma.
Di usianya yang masih balita, anak belum memiliki kemampuan bahasa yang cukup untuk mengekspresikan diri sepenuhnya. Menggigit bisa menjadi cara mereka menyampaikan rasa frustrasi, kegembiraan, atau sekadar mencari perhatian.
2. Belum bisa mengendalikan impuls dengan baik
Freepik
Saat anak menggigit, ini mungkin terjadi karena anak belum bisa mengendalikan impuls mereka karena otaknya masih dalam tahap perkembangan.
Hal ini membuat anak sering kali bertindak berdasarkan emosi tanpa memikirkan konsekuensinya, contohnya menggigit temannya ketika kesal tidak dipinjamkan mainan.
Sebenarnya ini bagian alami dari pertumbuhan kognitif mereka dan bukan bentuk pembangkangan, Ma, tapi tetap perlu diberi penjelasan pada mereka bahwa menggigit teman itu adalah tindakan yang tidak boleh mereka lakukan, yaa.
Editors' Pick
3. Belum bisa menenangkan dirinya
Freepik/user15285612
Melanjutkan alasan sebelumnya, alasan lain yang bisa menyebabkan anak suka menggigit adalah karena kemampuan untuk menenangkan diri mereka masih belum cukup baik, Ma.
Kemampuan ini adalah keterampilan yang berkembang seiring waktu, jadi saat balita merasa kewalahan dengan emosinya, mereka mungkin menggunakan tindakan fisik seperti menggigit untuk mengatasinya.
Bukan berarti mereka ingin menyakiti orang lain yang digigitnya ya, Ma, tapi karena mereka belum memiliki alat untuk mengatur emosi dengan baik.
4. Butuh pendekatan yang lebih lembut
Freepik/serhii_bobyk
Saat anak menggigit temannya, respons alami yang sering orangtua lakukan adalah mungkin memarahi anak atas tindakan tersebut.
Padahal, memberikan hukuman berat pada balita yang menggigit bukanlah solusi yang tepat. Bahkan, disiplin yang terlalu keras dapat berbalik, membuat anak lebih stres dan cenderung berperilaku buruk.
Jadi, dari alasan-alasan sebelumnya, cobalah untuk memahami bagaimana perkembangan balita, Ma. Jadi mulai dengan pendekatan yang lembut namun konsisten, mengajarkan empati, dan mengalihkan energi mereka ke aktivitas lain yang lebih efektif untuk menangani kebiasaan menggigit.
5. Melampiaskan emosi mereka
Freepik/stockking
Meskipun terasa tidak nyaman, perilaku seperti menggigit, memukul, atau mengamuk adalah bagian normal dari perkembangan anak di usia balita.
Ini adalah cara mereka mengeksplorasi batasan dan belajar berinteraksi dengan dunia di sekitarnya. Dengan waktu dan bimbingan yang tepat, mereka akan melewati fase ini.
Nah, jika 5 alasan di atas sudah Mama ketahui, maka selanjutnya yang perlu dilakukan adalah bagaimana cara mengatasinya agar kebiasaan suka menggigit anak ini tidak semakin berkelanjutan.
Tips Mengatasi Anak yang Suka Menggigit
Freepik/pch.vector
Cobalah memahami bahwa menggigit adalah tindakan yang menyakitkan. Alih-alih marah atau langsung membentak anak, Mama bisa menggunakan kata-kata sederhana seperti, “Menggigit itu sakit, jadi adek nggak boleh menyakiti teman yaa.” Jelaskan secara lembut tetapi tegas.
Kadang, anak menggigit itu buat mencari perhatian Mama atau Papanya. Jadi, pastikan mereka mendapatkan perhatian yang cukup, seperti melalui pelukan, pujian, atau waktu bermain bersama, sehingga mereka tidak merasa perlu menarik perhatian dengan cara negatif.
Mama juga bisa mengajarkan anak untuk berempati dengan memahami perasaan orang lain, misalnya mengatakan “Lihat, temanmu sedih karena tadi digigit. Yuk, kita bilang maaf.”
Beda cerita jika si Kecil menggigit karena sedang tumbuh gigi, Mama bisa menyediakan mainan gigitan atau teether untuk membantu mereka menyalurkan kebutuhan menggigit dengan cara yang aman.
Dengan kesabaran dan konsistensi, kebiasaan menggigit anak dapat diatasi secara bertahap. Tetap diingat juga ya, Ma, kalau fase ini adalah bagian dari perkembangan mereka yang normal.
Semoga informasi di atas bermanfaat dan bisa menambah wawasan kita ya, Ma.