Cara Bijak Menghukum Anak Sesuai dengan Usianya
Jangan sampai salah dan menganggu tumbuh kembangnya ya, Ma
21 Oktober 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mengasuh dan mendidik anak memang bukanlah perkara yang mudah. Sebagai orangtua, Mama dan Papa harus lebih berhati-hati dalam menentukan pola asuh seperti apa untuk sang buah hati. Sebab, penentuan pola asuh juga menjadi pondasi penting agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di masa mendatang.
Ketika si Kecil menunjukkan perilaku yang tidak Mama suka, sering kali respon yang Mama berikan adalah mengomeli atau bahkan menghukum anak. Meski maksudnya untuk menghentikan perilaku tersebut, namun nyatanya menghukum anak juga perlu dipertimbangkan, Ma.
Agar tidak salah saat memberikan hukuman, serta tidak membuat tumbuh kembang anak menjadi terganggu, kali ini Popmama.com telah merangkum cara bijak menghukum anak sesuai usianya.
Jangan sampai salah ya, Ma!
1. Usia 0-3 tahun: metode 'timeout'
Saat mereka mulai berteriak, melempar barang-barang, atau perilaku buruk lainnya, hal ini tentu membuat Mama geram dan ingin memarahi mereka. Sebaiknya tahan dulu ya, Ma. Yuk kita mulai dengan metode 'timeout'.
Caranya adalah dengan membawa anak ke tempat yang lebih tenang dan tidak banyak barang untuk ia lempari, lalu alihkan perhatiannya. Mama bisa meninggalkan anak selama 1-2 menit dengan pura-pura pergi ke kamar mandi. Tahap meninggalkan ini disebut tahap refleksi.
Saat sudah 1-2 menit berlalu dan 'timeout' berakhir, Mama bisa kembali untuk memeluk anak dan minta ia untuk tidak mengulangi perilaku seperti tadi.
Jadi, cara ini dirasa lebih tepat alih-alih memberikan hukuman dengan memukul atau membentak anak yang justru bisa menimbulkan trauma di masa mendatang.
Editors' Pick
2. Usia 3-7 tahun: hukuman dan penghargaan
Jika di usia batita anak masih belum sepenuhnya memahami apa saja hal-hal baik dan buruk, namun di usia balita sampai sekolah, mereka sudah memahami hal baru yang lebih luas dari sebelumnya.
Mama masih bisa menggunakan metode 'timeout' untuk anak usia ini. Namun, tambahannya Mama bisa memberikan penghargaan jika anak berhasil menenangkan diri dan merefleksikan kesalahannya dari hukuman yang Mama berikan.
Perlu diketahui bahwa menghukum anak itu bukan hanya memberikan mereka hukuman atas perilaku buruk mereka saja, Ma. Tetapi juga mengakui perilaku baik yang sudah mereka lakukan.
Hadiah yang bisa Mama berikan padanya saat menghukum bisa berupa pujian. Misalnya, "Tadi kakak hebat lho, mau berbagi mainannya sama teman. Kan main bareng lebih asyik daripada sendiri ya, kak?"
Anak jauh lebih senang dan merasa dihargai jika mendapat pujian dari orangtuanya. Sehingga cara seperti ini akan lebih efektif daripada menghukum anak karena tidak mau berbagi mainan dengan temannya.
Pastikan juga pujian yang diberikan menggunakan kata-kata spesifik atas perilaku baik yang mereka lakukan ya, Ma.