5 Hal Penting untuk Diketahui Ketika Anak Berjalan Jinjit
Perhatikan hal ini pada si Kecil ya, Ma
11 Februari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika anak berjalan jinjit, jangan langsung panik ya, Ma, ini normal-normal saja terjadi pada anak yang baru belajar berjalan.
Ketika si Kecil belajar berjalan, ia akan berjalan dengan jinjit guna dapat membantu keseimbangannya saat berjalan. Sesekali mereka terlihat berjalan menggunakan ujung kaki pada bagian jari.
Seiring bertambah usianya, ia akan mulai terbiasa berjalan dengan normal. Namun, jika sudah melewati usia lima tahun si Kecil masih berjalan jinjit, Mama perlu mewaspadai dan konsultasikan ke dokter. Bisa jadi terdapat kelainan saraf ataupun otot anak sehingga kebiasaannya berjalan jinjit tidak hilang.
Berjalan berjinjit atau toe walking ini dapat disebabkan oleh berbagai hal.
Di antaranya yaitu karena kebiasaan, kelainan telapak kaki, kelainan otot, gangguan sensoris pun dapat menyebabkan anak berjalan jinjit.
Sebelum Mama mengalami rasa ketakutan yang semakin berlebih pada anak yang berjalan jinjit, yuk disimak informasi dari Popmama.com berikut ini.
1. Gangguan yang melatarbelakangi anak berjalan jinjit
Beberapa gangguan yang mungkin melatarbelakangi anak berjalan jinjit yang perlu Mama ketahui, diantaranya:
- Jaringan ikat achilles yang pendek. Tendon achilles adalah jaringan ikat kuat yang menghubungkan tungkai bawah dengan tumit sehingga kaki bisa melangkah. Bila pendek, itu membuat tumit tidak bisa menapak yang dikompensasi dengan ibu jari yang jinjit.
- Distrofi otot. Penyakit muscular dystrophy adalah penyakit genetik yang menyerang serat otot dan seiring waktu menyebabkan otot melemah. Penyakit ini bisa menyebabkan anak-anak yang sebelumnya berjalan normal akan menjadi berjalan berjinjit.
- Palsi serebral. Kelainan otak yang menyebabkan kelainan gerak, postur, dan keterlambatan tumbuh kembang anak.
- Autisme. Banyak orangtua khawatir jika anak mereka berjalan berjinjit terkena autisme, sebab kebanyakan anak dengan autisme berjalan jinjit. Gangguan ini merupakan kelompok kelainan yang memengaruhi kemampuan anak berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
Editors' Pick
2. Penyebab anak berjalan jinjit
Berjalan berjinjit ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya:
- Dysfunctional Balance System (DBS)
DBS merupakan sistem keseimbangan di dalam telinga yang merupakan pusat keseimbangan anak. Bagi sebagian besar anak yang berjalan jinjit, telinga bagian dalam mereka bisa jadi menjadi salah satu penyebabnya. Jika tidak bekerja dengan baik, berikan mereka serangkaian terapi monorik.
- Sensory Processing Issues (SPD)
SPD atau sensor sentuhan juga bisa menjadi penyebab anak jalan berjinjit. Apabila anak sensitif terhadap sentuhan, mereka seringkali tidak menyentuhkan seluruh telapak kaki untuk menghindari permukaan yang tidak nyaman bagi mereka.
- Kebiasaan
Apabila anak seringkali berjalan berjinjit, cara berjalan tersebut akan menjadi kebiasaan bagi mereka dan akan terus seperti itu jika Mama tidak melatihnya untuk berjalan normal.
3. Pertanda gangguan keseimbangan
Berjalan berjinjit tidak hanya pertanda tumbuh kembang anak yang terlambat, tetapi juga pertanda lemahnya sistem keseimbangan (vestibular) yang mengatur kordinasi anak dalam bergerak.
Saat sistem keseimbangan anak tidak berjalan optimal, maka akan terlihat gejala berjalan jinjit dan berkurangnya kemampuan aktivitas mereka. Hal ini akan menandakan bahwa otak si Kecil tidak mampu menyerap apa yang orang lain sampaikan dengan baik.
Perhatikan gejala berikut sebagai tanda lemahnya sistem keseimbangan si Kecil:
- Memiliki masalah penglihatan, tak jarang banyak yang sudah memakai kacamata dari usia 3 tahun.
- Kurangnya konsentrasi teradap apa yang disampaikan orang lain.
- Kesulitan mencari kata-kata atau membaca, seringkali harus berkedip untuk fokus pada bacaan yang mereka baca.
- Sering merasa tidak seimbang dan mudah menabrak sesuatu.
4. Ini yang harus dilakukan orangtua
Jika anak mama terus berjalan seperti itu, Mama dan Papa perlu melakukan sesuatu agar si Kecil tidak kebiasaan dan terus menerus berjalan jinjit. Beberapa hal ini mungkin bisa Mama coba pada si Kecil:
- Berikan contoh padanya bagaimana cara berjalan dengan normal.
- Jangan memarahinya dan jangan bosan untuk mengingatkannya berjalan dengan normal.
- Pilih alas kaki atau sepatu yang nyaman dan pas dengan ukuran kakinya, sehingga tidak membuat risih mereka saat berjalan.
- Ajak si Kecil bermain permainan yang membutuhkannya menapak permukaan lantai, seperti lompakt kodok atau lompat tali.
- Bila saat berjalan anak sering terjatuh, Mama bisa konsultasikan pada dokter, mungkin adanya flat foot atau telapak kaki yang datar.
5. Latihan yang dapat dilakukan
Ketika anak terus berjalan jinjit, mereka akan mengeluh nyeri pada otot betis dan gerakan pergelangan kakinya menjadi lebih terbatas. Kebiasaan ini dapat membuatnya menjadi sulit berjalan pada tumitnya.
Dengan mengajaknya latihan secara rutin dapat mengubah kebiasaannya sehingga si Kecil dapat berjalan dengan normal. Berikut latihan yang dapat dilakukan pada anak yang berjalan jinjit:
- Peregangan otot betis. Ajak anak tidur terlentang dan buat senyaman mungkin, lalu luruskan lututnya dengan tangan Mama dan dorong bagian telapak kakinya ke arah kepala hingga tumit tertekuk. Ulangi gerakan ini sebanyak 10 kali per kaki setiap hari, dan tahan selama sekitar 15-30 detik.
- Duduk ke berdiri. Dudukkan si Kecil pada kursi sesuai usianya, lslu minta ia untuk mengulurkan tangannya. Setelah itu letakan tangan Mama di bawah lututnya, sehingga memberi tahanan agar tumit si Kecil menempel pada lantai. Mintalah ia belajar berdiri sambil tumitnya tetap mendatar pada lantai. Jangan lupa buat kegiatan ini semenyenangkan mungkin ya, Ma. Hal ini guna membuatnya tetap semangat dan tidak merasa bosan.
Itulah hal-hal yang perlu Mama perhatikan ketika si Kecil berjalan jinjit. Jika semua informasi tersebut masih tidak bisa mempengaruhi si Kecil berjalan dengan normal, Mama disarankan untuk konsultasikan ini pada dokter guna pemeriksaan lebih lanjut.
Baca juga:
- Alasan Mengapa si Kecil Harus Belajar Bahasa Ibu
- 5 Hal yang Harus Disiapkan agar Anak Lancar Belajar Makan
- Kapan Anak Sudah Bisa Belajar Membaca?