Hari Gizi Nasional, Orangtua Lakukan 5 Upaya Cegah Stunting pada Anak
Salah satunya memanfaatkan telekonseling gizi dan kesehatan
25 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Data tren Prevalensi Balita Stunting Nasional memang telah menunjukkan penurunan sejak 2019 (27,7%), 2020 (26,9%), 2021 (24,4%), namun sampai dengan saat ini,permasalahan stunting pada anak di Indonesia masih terus menjadi perhatian bagi banyak pihak, termasuk orangtua.
Pemerintah melalui Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) pernah menyerbutkan bahwa target pemerintah untuk menurunkan angka persentase stunting ke 14 persen pada 2024 mengalami gangguan karena adanya pandemi Covid-19.
Di mana selama pandemi berlangsung, banyak orangtua yang harus mengalami kehilangan pekerjaan dan berdampak pada kondisi keluarganya, termasuk pemenuhan gizi anak-anak mereka.
Terkait Hari Gizi Nasional 2022 yang bertepatan pada hari ini (25/1/22), pemerintah bersama sejumlah pihak melakukan upaya dalam memberikan edukasi kepada para orangtua untuk mencegah terjadinya stunting pada anak.
Lantas, apa saja upaya yang bisa dilakukan? Berikut Popmama.com rangkumkan ulasan selengkapnya.
1. Manfaatkan telekonseling gizi dan kesehatan selama pandemi
Tak dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 banyak memberikan perubahan besar bagi kehidupan setiap orang. Termasuk kondisi kesehatan keluarga dan anak.
Sejalan dengan itu, Save the Children Indonesia pun melakukan segala upaya untuk membantu pencegahan stunting pada anak-anak Indonesia. Salah satunya bekerja sama dengan Sentra Laktasi Indonesia (SELASI) sejak Agustus 2020–November 2021 untuk melakukan telekonseling atau konseling jarak jauh dan kunjungan rumah terkait menyusui dan PMBA.
Dari laporan akhir, terdapat 534 Mama yang mendapatkan telekonseling, serta lebih dari 30 konselor memberikan telekonseling pada ibu menyusui.
“Saat pandemik, kami harus berganti strategi untuk menentukan komunikasi yang efektif agar tetap bisa menjangkau orang tua untuk melakukan promosi kesehatan. Melalui telekonseling, kami memberikan dukungan dan menyediakan informasi yang dibutuhkan ibu selama menyusui dan PMBA,” ujar Selina Patta Sumbung, CEO Save the Children Indonesia.
Ada pun lokasi intervensi telekonseling meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Banten. Para konselor menggunakan audio visual (video call) dengan ibu-ibu menyusui guna memberikan pemaparan yang komprehensif dan dapat mendukung praktik PMBA secara optimal. Durasi waktu yang dibutuhkan sekitar 30-60 menit per-dua minggu.
Dari adanya kegiatan telekonseling ini, disebutkan sebanyak 64,3 persen ibu merasa puas dengan telekonseling menyusui dan PMBA yang diberikan konselor.
Editors' Pick
2. Memerhatikan asupan gizi seimbang
Adanya stunting pada anak terjadi lantaran adanya asupan gizi yang tidak sesuai dengan usia tumbuh kembang mereka. Disebutkan oleh Team Leader Wahana Visi Indonesia (WVI), dr Maria Adrijanti bahwa masih banyak orang tua yang belum memerhatikan asupan gizi saat memberi makan anak, terutama di usia baduta (naak usia bawah dua tahun).
"Variasi makanan termasuk konsumsi sayur dan buah masih sangat rendah. Melihat hal tersebut, kami mengajak para orang tua untuk selalu memastikan anak mendapatkan asupan makanan yang mengandung gizi seimbang. Gizi seimbang menjamin anak terhindar dari masalah gizi,” ungkap dr Maria Adrijanti.
3. Menjaga pola hidup sehat
Selain memberikan asupan gizi seimbang pada anak, Mama juga perlu menghindari pemberian makanan ultra-proses atau makanan yang diproduksi secara masal/pabrikan seperti makanan instan, saus kemasan, bumbu jadi, makanan kaleng, minuman berkarbonasi dan lain sebagainya.
Pasalnya, makanan produksi secara ultra-proses umumnya lebih banyak mengandung gula garam dan lemak/minyak (GGL) yang jika dikonsumsi terus menerus akan meningkatkan risiko obesitas dan penyakit-penyakit tidak menular lainnya.
Selain memerhatikan gizi seimbang, pola hidup sehat lainnya yang perlu dilakukan sebagai langkah pencegahan stunting, obesitas, mau pun malnutrisi adalah dengan mengajak anak mama untuk melakukan olahraga dan istirahat yang cukup. Tujuannya adalah agar metabolisme tubuhnya tetap optimal.
4. Memonitor tumbuh kembang anak melalui posyandu
Hal yang tak kalah penting dalam proses tumbuh kembang buah hati adalah memeriksakan kondisi kesehatannya melalui posyandu. Posyandu dapat membantu para orangtua untuk mencegah terjadinya stunting pada anak sejak usia dini.
Untuk itu, WVI sebagai lembaga kemanusiaan yang berfokus pada kesejahteraan anak, turut mendukung pemerintah dalam menanggulangi isu kesehatan Mama dan anak, terutama terkait masalah gizi melalui program-programnya di sektor kesehatan.
Upaya yang dilakukan adalah dengan memperkuat monitoring anak via posyandu, penyediaan sarana rujukan bagi anak bermasalah gizi dengan pos gizi dan penyediaan dukungan makanan bergizi setelah selesai dari pos gizi via kebun gizi.
Program kesehatan WVI menjangkau sejumlah wilayah di Indonesia termasuk di antaranya wilayah Nias Selatan, Simokerto, Melawi, Sintang, Sekadau, Bengkulu Selatan, Ngada, Nagekeo, Ende, Kupang, Manggarai, Manggarai Barat, Manggarai Timur, Sumba Barat Daya hingga Asmat.
“Gizi untuk anak-anak terutama di masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sangat penting karena menentukan masa depan mereka. Peran ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah namun juga perlu adanya kerjasama dengan seluruh masyarakat untuk secara terintegrasi mencegah stuntingdan obesitas,” tutup dr. Maria Adrijanti.
5. Promosi kesehatan untuk ibu hamil perlu terus ditingkatkan
Selain upaya di atas, upaya yang tak kalah penting juga perlu dicegah sejak masa kehamilan. Itulah mengapa disebutkan bahwa 1000 Hari Pertama Kehidupan adalah masa terpenting yang perlu orangtua perhatikan.
Selain menyerukan upaya berupa telekonseling gizi dan kesehatan Save the Children juga menyerukan promosi kesehatan untuk ibu hamil dan orangtua terkait Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA), seperti melakukan inisiasi menyusu dini (IMD), ASI eksklusif 6 bulan, Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) setelah enam bulan, dan Air Susu Ibu (ASI) sampai dua tahun atau lebih.
Ada pun kegiatan tersebut dilakukan sebagai bentuk upaya pemenuhan hak gizi pada anak, serta mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat penurunan persentase stunting pada anak-anak Indonesia.
Itulah beberapa upaya pencegahan stunting yang bisa orangtua lakukan sejak dini. Sekali lagi selamat Hari Gizi Nasional 2022, semoga semua upaya yang dilakukan bisa membantu mengatasi isu stunting pada anak Indonesia.
Baca juga:
- Hari Gizi Nasional 2022: Cegah Stunting dan Obesitas sejak Dini
- Cara Mencegah Stunting, Akses Sanitasi Juga Perlu Diperhatikan
- Ini Daftar 10 Makanan untuk Mencegah Stunting pada Balita