Jangan Panik, Lakukan ini Ketika Anak Terlanjur Minum Obat Sirup EG
Ini yang perlu Mama ketahui ketika anak terlanjur minum obat sirup yang dilarang pemerintah
21 Oktober 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Beberapa hari lalu, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memberikan instruksi kepada seluruh instansi kesehatan dan seluruh apotek di Indonesia untuk menghentikan sementara seluruh penjualan obat-obatan berbentuk sirup.
Hal ini berkaitan dengan dugaan senyawa etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) di dalam obat-obatan sirup yang melebihi batas aman untuk dikonsumsi.
Pemberitaan ini pun kian membuat resah banyak orangtua. Tak sedikit dari mereka kemudian mulai mempertanyakan, "Bagaimana jika anak saya sudah terlanjur mengonsumsi obat-obatan yang kini dilarang pemerintah?"
Menjawab keresahan Mama dan Papa, dr. Kanya Ayu Sp.A selaku dokter spesialis anak berbagai pendapatnya melalui Instagram pribadi miliknya.
Jangan langsung panik, berikut Popmama.com rangkum apa saja yang perlu Mama perhatikan ketika anak terlanjur minum obat sirup yang dilarang menurut pendapat dr. Kanya Ayu.
1. Gejala keracunan etilen glikol
Sebelum menjabarkan apa saja yang perlu dilakukan, dr. Kanya Ayu lebih dulu membagikan apa saja gejala yang perlu Mama waspadai ketika anak keracunan etilen glikol (EG).
Berikut ini adalah tiga tahapan gejala yang perlu diperhatikan:
Stage 1:
- Dalam 30 menit sampai 1 jam, fungsi kesadaran saraf pusat "menurun", sehingga kesadaran tidak lagi sepenuhnya sadar. Misalnya, jika anak diajak ngobrol sudah tak jelas
- Sakit kepala
- Tidak bisa mengontrol gerakan tubuh
- Meningkatnya konsentrasi zat di dalam darah, sehingga tekanan osmotiknya meningkat
- Gejala saluran cerna, seperti diare, mual, dan muntah
Stage 2:
- Dalam 1 sampai 24 jam, perubahan kadar dan keseimbangan asam basa tubuh, darah menjadi lebih asam. Gejalanya seperti napas ngos-ngosan, atau cepat dan dalam
- Laju nadi cepat, kebiruan pada bibir dan wajah, paru-paru bengkak "terendam" cairan, sesak napas
Stage 3:
- Dalam 24 sampai 72 jam, mulailah ginjal kena imbasnya. Gejalanya sakit di bagian tengah, kanan, kiri punggung belakang
- Produksi urin berkurang, bahkan sampai tidak ada sama sekali dalam 6-8 jam (saat siang hari)
- Sel-sel ginjal mulai rusak dan terjadilah gagal ginjal akut
Editors' Pick
2. Bolehkah obat tersebut dilanjutkan?
Perlu diperhatikan, gejala di atas umumnya muncul secara bertahap dalam 72 jam sejak pertama kali anak mengonsumsi obat tersebut. Lalu, apa yang harus dilakukan selanjutnya?
dr. Kanya Ayu menjawab, jika dalam 72 jam tersebut anak masih dalam keadaan sehat dan baik-baik saja, maka berarti penggunaannya aman dan tidak terindikasi adanya gejala gagal ginjal akut.
"Kalau sudah ada di rumah, sudah pernah diminum dan anaknya baik-baik saja sampai sekarang, ya boleh saja berarti (obatnya) dilanjutkan," sambung dr. Kanya Ayu dalam unggahannya.
Namun, jika Mama dan Papa baru akan membeli obat-obatan dengan senyawa tersebut yang biasa mereka gunakan untuk anak, sebaiknya tunda dulu ya!
Lebih lanjut, dr. Kanya Ayu menyarankan untuk menundanya lebih dulu dan melakukan konsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mendapatkan anjuran obat alternatif yang sesuai dan lebih aman.