Alergi makanan memang bukanlah masalah kesehatan yang langka, jika si Kecil mengalami ini maka Mama perlu mengetahui penyebabnya.
Namun alergi yang dialami si Kecil biasanya bisa kambuh dan terjadi terus-menerus dalam waktu yang lama. Hal ini tentu membuat Mama khawatir.
Dari banyaknya makanan yang sebabkan alergi, ada beberapa makanan yang sering sekali menjadi pemicunya seperti udang, telur, susu sapi, kacang tanah, kepiting atau coklat.
Telur dan susu merupakan makanan yang sering menjadi penyebab alergi pada anak. Meski kandungan pada telur dan susu cukup baik untuk tubuh, tetapi bagi sebagian anak ternyata bisa menimbulkan reaksi alergi, Ma.
Apakah anak Mama pernah alami hal serupa?
Jika iya, jangan langsung panik, Ma.
Yuk, simak ulasan yang telah Popmama.com rangkum berdasarkan Popmama Online Class 11 bersama dr. Daulika Yusna, SpA, Dokter Spesialis Anak, Mayapada Hospital Kuningan pada Jumat (27/10/2020) dengan topik, "Stop Alergi Makanan pada Anak! Emang Bisa?"
dr. Daulika menjelaskan bahwa alergi atau dalam bahasa Yunani allon-argon merupakan suatu keadaan yang berubah atau menyimpang dari keadaan normal pada umumnya. Akibatnya, muncul berbagai gejala yang merugikan tubuh kita sendiri.
Alergi sendiri bisa terjadi pada anak-anak tertentu, biasanya terjadi ketika anak memiliki faktor genetik atau turunan dari keluarga yang menyebabkan si Kecil bisa timbul alergi.
"Normalnya reaksi ini tidak terjadi, tapi pada anak-anak tertentu, yaitu yang memiliki bawaan di keluarga, mereka jadi lebih sensitif," jelas dr. Daulika.
2. Pemicu terjadinya alergi
Pharmacymagazine.co.uk
Alergi terjadi karena adanya alergen (pemicu alergi). Dalam penjelasan yang diberikan dr. Daulika, pemicu alergi ini bisa terjadi melalui tiga cara yaitu melalui hirupan atau pernapasan, melalui kontak kulit, dan melalui pencernaan.
Untuk contoh-contoh pemicu alergi sendiri bisa bermacam-macam, Ma. Selain karena makanan, biasanya juga karena obat, serbuk sari, tungau debu, jamur, dan udara lembab.
Editors' Pick
3. Reaksi makanan ketika anak alami alergi
Freepik
Ketika anak mengalami reaksi tubuh seperti gatal-gatal atau bengkak akibat memakan sesuatu, kebanyakan orangtua langsung beranggapan anak alami alergi pada makanan tersebut.
Namun sebelum menyebut anak alergi makanan, Mama perlu mengetahui bahwa tubuh kita bisa bereaksi tidak menyenangkan akibat makanan. Ini disebut sebagai reaksi makanan yang merugikan atau adverse food reaction.
Reaksi ini dibagi atas alergi makanan dan intoleransi makanan. dr. Daulika menegaskan, "kedua reaksi ini perlu dikenali dan perlu dibedakan."
Pada alergi makanan, zat kekebalan tubuh yaitu imunoglobulin terlibat. Sementara, intoleransi makanan tidak melibatkan zat kekebalan tubuh. Meski memiliki gejala yang sama, namun penyebabnya berbeda, Ma.
Jika alergi disebabkan karena pemicu alergi, berbeda dengan intoleransi makanan yang biasanya disebabkan karena zat-zat yang terkandung dalam makanan seperti toxic atau racun, zat pengawet, serta penyedap rasa seperti MSG.
Namun yang menjadi pembeda, alergi makanan biasanya tidak tergantung pada jumlah makanan yang dikonsumsi. Sementara pada intoleransi makanan, gejala akan timbul dalam jumlah yang lebih banyak.
4. Jenis dan gejala akibat alergi makanan
Freepik
Jika Mama sudah memahami apa itu alergi makanan yang sering terjadi pada si Kecil, sekarang saatnya mengetahui jenis makanan apa saja yang sering menjadi pemicu alergi. Diantaranya adalah:
Susu sapi. Protein susu sapi merupakan protein asing yang dikenal oleh anak.
Telur ayam. Bagian dari telur ayam yang sifatnya sangat mudah timbulkan alergi adalah pada bagian putih telur.
Ikan. Makanan ikan-ikanan terutama ikan laut seperti udang, kepiting, lobster, gurita, dan semacamnya juga bisa menjadi pemicu timbulnya alergi.
Kacang-kacangan. Meski jarang ditemukan, namun beberapa kasus anak alami alergi terhadap kacang-kacangan seperti kacang tanah dan kacang kedelai.
Gandum. Umumnya gandum menimbulkan alergi dalam bentuk tepung saat tepung terhirup.
Selanjutnya gejala yang ditimbulkan akibat alergi makanan diantaranya:
Masalah pencernaan: gatal di mulut, sakit perut, muntah, BAB berdarah, diare atau sembelit.
Masalah kulit: biduran, eksim, angioedema (bengkak pada bibir, mata, wajah, dll).
Masalah pernapasan: batuk, pilek, napas grok-grok, sesak dengan mengi atau bengek.
5. Penyebab anak tiba-tiba alergi telur atau susu
Casaydiseno.com
Mungkin banyak Mama yang mengeluhkan mengapa si Kecil tiba-tiba alami alergi ketika habis mengonsumsi telur dan susu, padahal sebelumnya tidak masalah. Kok bisa ya?
dr. Daulika menegaskan bahwa ini merupakan hal yang sangat mungkin terjadi, karena justru yang namanya alergi harus melalui proses yang disebut sensitisasi atau proses pengenalan.
"Dok, anak saya sebelumnya makan telur nggak apa-apa, kok sekarang jadi alergi ya? Banyak yang Mempertanyakan hal itu ke saya," ungkap dr. Daulika.
"Sebenarnnya ini adalah hal yang sangat mungkin terjadi karena justru yang namanya alergi itu harus melewati proses sensitisasi, yaitu proses pengenalan. Pada proses ini, tubuh akan mengenali suatu jenis protein tertentu dan akan membentuk imunoglobulin E yang spesifik pada protein makanan tersebut," jawab dr. Daulika.
"Begitu si Kecil makan untuk kesekian kalinya, maka protein yang sudah dikenali akan ditangkap oleh imunoglobulin E tersebut dan selanjutnya menimbulkan reaksi. Reaksi inilah yang akhirnya menimbulkan berbagai macam gejala," tambah dr. Daulika.
Jadi bukan dengan tiba-tiba si Kecil alami alergi akibat telur dan susu, Ma. Tubuhnya sudah lebih dulu memproses protein pada telur dan susu sehingga pada konsumsi berikutnya baru menimbulkan reaksi dan berbagai gejala.
6. Penanganan ketika anak alergi makanan
Youngparents.com.sg
dr. Daulika menjelaskan bahwa penanganan yang paling penting pada anak yang alami alergi makanan adalah pencegahan.
Menurutnya, "Bagaimanapun alergi ini harus dicegah agar anak dapat tumbuh kembang dengan baik. Mama juga harus lebih pintar-pintar dalam memilih sumber nutrisi lain yang dapat menggantikan agar anak tidak kekurangan gizi. Dengan pencegahan yang konsisten, perlahan sejalan dengan saluran pencernaan, anak diharapkan alergi makanan ini bisa menghilang."
Tentu melalui proses tubuh anak akan mengenali segala macam zat yang masuk ke dalam tubuhnya.
"Contohnya saja alergi susu sapi, di usia 2 tahun sebagian besar anak sudah bisa terbebas dari alergi susu sapi. Meski ada juga yang alergi bisa menetap sampai dewasa, seperti alergi pada kacang tanah atau udang," lanjutnya.
Lalu dr. Daulika mengatakan, "Upaya pencegahan lain yang bisa Mama lakukan adalah dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Dengan ASI dan proses menyusui itu sendiri, memengaruhi perkembangan sistem imun pada anak dan risiko alergi jadi lebih rendah."
Itu tadi ulasan seputar alergi makanan yang sering dialami anak-anak. Jika si Kecil alami alergi yang berkepanjangan, segera konsultasikan hal ini pada dokter anak untuk penanganan lebih lanjut ya, Ma.
Semoga informasi mengapa anak tiba-tiba bisa alergi telur dan susu sapi dari dr. Daulika bisa bermanfaat ya, Ma!