Mama Wajib Tahu, Ini Tahap Perkembangan Emosi Anak Usia 0-2 Tahun
Ketahui perkembangan emosi anak mulai dari usia 0-2 tahun
7 Oktober 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak hanya dirasakan oleh orang dewasa, anak-anak pun juga memiliki perasaan emosi masing-masing, Ma. Bahkan, anak-anak bisa merasakan emosional yang lebih dalam dibandingkan kita orang dewasa.
Hal ini karena anak-anak masih belum mampu mengendalikan emosi tersebut. Untuk itu, perkembangan emosi anak biasanya akan mengikuti perkembangan dari usia anak itu sendiri.
Artinya, perkembangan emosi anak akan terus berkembang seiring bertumbuhnya si Kecil mulai dari pertambahan usianya dari batita, balita, remaja, sampai beranjak dewasa nanti.
Tak hanya faktor usia, tahap perkembangan emosi anak juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya. Seperti faktor gen/keturunan yang juga berpengaruh dalam perkembangan emosi anak.
Yuk ketahui tahapan perkembangan si Kecil. Mama perlu memahami tahap perkembangan emosi anak usia 0-2 tahun. Disimak yuk rangkuman Popmama.com berikut ini, Ma!
Editors' Pick
1. Tahap perkembangan emosi anak usia 0-2 tahun
Di usia ini, awal tahap perkembangannya dimulai ketika ia baru lahir, Ma. Untuk itu, anak-anak usia 0-2 tahun biasanya dapat Mama stimulus agar mendapatkan pengalaman yang menyenangkan akan tumbuh menjadi individu yang penuh percaya diri.
Namun sebaliknya, jika anak alami kurangnya kepercayaan diri, maka akan timbul perasaan penuh curiga dalam diri mereka.
Sekali pun usianya masih sangat muda, Ma.
Hal ini lantaran si Kecil masih belum bisa mengendalikan emosi mereka dengan benar, sehingga ia akan lebih cenderung berbuat sesuka ahti mereka.
Pada usia anak di minggu ke 3-4 mereka mulai menunjukkan senyumnya kerika merasa nyaman berada di lingkungan ia berada. Lambat laun dimulai pada bulan ke-4, anak mulai belajar mengekspresikan emosi mereka seperti marah, takut, senang, hingga takut.
Biasanya ini diekspresikan dengan tertawa atau menangis, kemudian saat usianya mencapai 2 tahun, maka ia akan mulai pandai meniru reaksi emosi yang diperlihatkan oleh orang sekitarnya, termasuk Mama dan Papa.
2. Cara menstimulasi kecerdasan emosional anak
Seperti penjelasan poin sebelumnya, perlakuan orangtua pada anak usia ini memainkan peran penting dalam pembentukan rasa percaya dirinya. Sebab pada fase bayi, mereka akan membutuhkan banyak hal untuk mengetahui lingkungannya dengan familiar.
dr. Margareta Komalasari, Sp.A dalam dalam sesi Kuliah Whatsapp bersama Popmama Parenting Academy (POPAC) 2020 pada Kamis (01/10/2020) dengan judul 1001 Strategi untuk Generasi Unggul: Persiapan Anak Unggul di Masa Emas Tumbuh Kembang, membagikan cara menstimulus anak sesuai usianya.
Untuk anak 0-3 bulan, Mama bisa mengajak anak bermain cilukba atau bercermin untuk melihat ekspresi wajahnya. Mama juga bisa mestimulusnya dengan tengkurap dan teletang.
Untuk anak usia 3-6 bulan, mulailah menambah rangsangan perkembangan anak dengan mengajaknya berkenalan melalui salaman tangan. Mama juga bisa mengajarkannya bertepuk tangan, membacakan dongeng, serta merangsangnya untuk duduk dan berdiri. DI usia ini anak akan mulai mengeluarkan ekspresi dirinya, Ma.
Untuk anak 6-12 bulan, Mama bisa mengajak anak melakukan ragam permainan yang dapat merangsang perkembangan emosinya. Misalnya memasukan mainan ke dalam wadahl, menggelindingkan bola, mencoret-coret, menyusun kubus.
Mama juga bisa mengajarkan si Kecil untuk berdiri dan berjalan. Dengan mengajarkan semua ini, maka tumbuh kembang anak termasuk perkembangan emosinya akan berjalan baik sesuai dengan usia mereka.
Anak usia 12-18 bulan, Mama menyusun kubus, puzzle, main boneka, menggunakan sendok, piring, melatih jalan mundur atau menaiki anak tangga satu-persatu. Anak perlu mengasah keahliannya. Mereka akan berkembang jika diberikan kepercayaan.
Untuk anak usia 18-24 bulan, Mama bisa stimulasi dengan tanya, sebut dan tunjuk. Ajak si Kecil bicara tentang kegiatan sehari-hari. Nantinya anak akan terbiasa bercerita dengan berbahasa yang baik dan benar.